Fraktur Terbuka

Fraktur terbuka berisiko menyebabkan perdarahan dan infeksi.

Bagikan :


Definisi

Fraktur terbuka adalah suatu jenis patah tulang yang disertai dengan luka terbuka di dekat lokasi tulang yang patah. Luka terbuka mengacu pada terbukanya jaringan kulit yang membuat jaringan di bawahnya seperti otot atau tulang terpapar dengan lingkungan. Pada fraktur terbuka, area tulang yang patah bisa mencuat keluar dari kulit. Seringnya, luka terbuka disebabkan oleh pecahan-pecahan kecil tulang yang menembus kulit pada saat cedera terjadi. Kondisi ini membuat pasien lebih rentan mengalami perdarahan dan infeksi.

Suatu fraktur terbuka membutuhkan tata laksana yang berbeda dengan patah tulang tertutup yang tidak disertai luka terbuka. Hal ini dikarenakan ketika jaringan kulit rusak atau terbuka, bakteri dari kotoran dan kontaminan lain dapat memasuki luka dan menyebabkan infeksi. Oleh karena itu, terapi dini untuk fraktur terbuka berfokus pada pencegahan infeksi di lokasi cedera. Luka, jaringan, dan tulang harus dibersihkan dengan prosedur operasi sesegera mungkin. Tulang yang patah juga harus distabilisasi sehingga luka dapat sembuh.

 

Kami memiliki artikel mengenai patah tulang yang bisa Anda baca di sini: Fraktur - Definisi, Penyebab dan Faktor Risiko.

 

Penyebab

Kebanyakan fraktur terbuka disebabkan oleh cedera berenergi tinggi, seperti kecelakaan kendaraan bermotor atau jatuh dari ketinggian. Tulang tidak bisa menerima kekuatan sebesar itu sehingga patah. Pasien juga bisa memiliki cedera tambahan pada bagian tubuh lainnya.

Suatu fraktur terbuka juga dapat disebabkan oleh cedera berenergi rendah, seperti jatuh di rumah atau cedera pada saat olahraga.

 

Faktor Risiko

Patah tulang berisiko disertai luka terbuka bila area tubuh yang terkena memiliki jaringan lunak (seperti otot dan lemak) yang sedikit. Hal ini membuat tulang bisa "lebih mudah" terpapar pada lingkungan luar. Sebagai perbandingan, tungkai bawah lebih mudah mengalami fraktur terbuka dibandingkan area paha.

Selain itu, untuk faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami patah tulang secara umum adalah:

  • Jenis kelamin wanita, karena tulang wanita berukuran lebih kecil dan kurang padat dibandingkan pria. Selain itu, wanita juga berisiko kehilangan kepadatan tulang setelah menopause.
  • Individu dengan usia di atas 50 tahun.
  • Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.
  • Memiliki penyakit kronis seperti diabetes atau rheumatoid arthritis.
  • Memiliki riwayat patah tulang sebelumnya.

 

Gejala

Fraktur terbuka memiliki tingkat keparahan yang bervariasi. Pada kebanyakan kasus cedera berenergi tinggi, terdapat kehilangan kulit yang nyata dan tulang dapat terlihat mencuat keluar melalui luka tersebut. Pada kasus lainnya, ukuran luka mungkin tidak lebih besar daripada satu lubang kecil, namun Anda bisa melihat jaringan otot dan tulang dengan mata telanjang.

Pada kedua situasi tersebut, kerusakan pada jaringan lunak sekitar tulang termasuk otot, tendon, saraf, pembuluh darah vena dan arteri bisa tergolong berat. Oleh sebab itu, segala jenis patah tulang apapun yang disertai luka terbuka dianggap sebagai fraktur terbuka.

Tingkat keparahan suatu fraktur terbuka bergantung pada beberapa faktor yang meliputi:

  • Ukuran dan jumlah fragmen patah tulang.
  • Kerusakan pada jaringan lunak di sekitarnya.
  • Lokasi luka.
  • Aliran darah pada jaringan lunak pada area cedera baik atau tidak.

Mekanisme cedera yang menyebabkan fraktur terbuka dapat memengaruhi derajat kontaminasi luka. Misalnya, pada fraktur terbuka yang diakibatkan oleh kecelakaan bermotor, benda-benda seperti kotoran, pecahan kaca, atau lumpur dapat mengontaminasi luka. Jenis luka ini bisa membuat Anda rentan terinfeksi kuman. 

Pada fraktur terbuka, Anda dapat mengalami keluhan berikut:

  • Nyeri mendadak
  • Luka terbuka pada area cedera
  • Area cedera terasa hangat, terlihat merah atau membengkak
  • Sulit menggerakkan area tubuh yang cedera
  • Perdarahan

 

Diagnosis

Jika Anda mengalami fraktur terbuka, dokter akan melakukan pemeriksaan awal dan memeriksa bila ada cedera lainnya di tubuh. Mekanisme terjadinya cedera, keluhan yang Anda rasakan saat ini dan riwayat penyakit Anda bisa ditanyakan secara detail.

Dokter kemudian akan memeriksa lokasi luka dan patah tulang, mencari bila terdapat kerusakan pada jaringan lunak, saraf, dan pembuluh darah. Umumnya pada fraktur terbuka ditemukan patah tulang beserta luka pada area yang sama.

Dokter akan merekomendasikan pemeriksaan pencitraan seperti x-ray untuk membantu menentukan derajat keparahan patah tulang. X-ray akan membantu memperlihatkan jumlah patahan pada tulang, posisi patahan tulang, dan kesejajaran tulang.

Jika dibutuhkan gambaran yang lebih detail pada tulang dan jaringan lunak, pemeriksaan pencitraan lain seperti CT scan atau MRI juga dapat dilakukan.

 

Tata Laksana

Untuk membantu mencegah infeksi bakteri, Anda akan diberikan antibiotik sesegera mungkin pada unit gawat darurat. Anda juga akan diberikan suntikan pencegahan tetanus jika Anda belum mendapatkan vaksin tetanus dalam 5 tahun terakhir. Area tubuh yang mengalami fraktur terbuka akan dipasang bidai untuk menstabilkan tulang agar tidak bergerak.

Hampir semua kasus fraktur terbuka ditangani di ruang operasi. Penting untuk melakukan operasi sesegera mungkin sehingga luka terbuka dapat dibersihkan agar tidak terjadi infeksi. Pasien bisa diberikan bius regional atau bius total selama operasi.

Prosedur operasi meliputi:

  • Pembersihan luka (debridemen)

Prosedur ini adalah langkah pertama dalam mengontrol risiko infeksi. Saat debridemen, dokter akan membuang semua benda asing dan zat terkontaminasi (termasuk jaringan yang rusak) dari luka. Luka akan dicuci bersih dengan beberapa liter cairan infus steril pada area tulang dan jaringan lunak yang cedera. Ketika tulang sudah dibersihkan, dokter akan mengevaluasi patah tulang dan melakukan stabilisasi tulang.

  • Fiksasi internal

Pada prosedur ini, dokter akan memasangkan implan logam seperti pelat, rod, dan baut pada permukaan atau di dalam tulang yang patah. Implan akan menjaga posisi tulang seiring tulang yang patah mengalami penyembuhan. Fiksasi internal dapat digunakan untuk menangani fraktur terbuka dengan:

    • Luka yang bersih,
    • Kerusakan kulit atau jaringan tergolong minimal atau sedikit, dan
    • Patahan tulang dapat disejajarkan

Prosedur ini dapat dilakukan sebagai operasi awal atau ditunda jika jaringan lunak membutuhkan waktu untuk pemulihan. Setelah menjalani operasi, anggota gerak yang mengalami cedera akan dipasang bidai atau sling cast sampai fraktur sembuh. Anda akan diberikan antibiotik selama periode waktu tertentu untuk membantu mencegah infeksi bakteri. Selama masa penyembuhan, dokter akan memeriksa luka untuk memastikan tidak ada tanda infeksi.

  • Fiksasi eksternal

Jika luka dan patahan tulang tidak memungkinkan untuk pemasangan implan permanen, dokter akan melakukan fiksasi eksternal pada anggota gerak Anda yang cedera. Kebanyakan fraktur terbuka yang berat awalnya distabilisasi dengan fiksasi eksternal.

Pada operasi ini, dokter akan memasukan pin atau baut logam ke dalam tulang pada bagian atas dan bawah lokasi fraktur. Pin dan baut akan terpasang keluar dari kulit sehingga alat tersebut dapat dihubungkan dengan batang logam atau serat karbon. Prosedur ini memiliki kelebihan dalam menstabilisasi tualng yang rusak dibarengi dengan perawatan luka oleh dokter.

Meskipun terpasang alat fiksasi eksternal, seringnya hal ini tidak menyebabkan Anda untuk tidak bisa beraktivitas. Terkadang, fikasi eksternal digunakan untuk menstabilisasi tulang sampai sembuh secara total. Alat ini akan dilepas saat prosedur kedua ketika fraktur sembuh.

 

Komplikasi

Beberapa komplikasi fraktur terbuka adalah:

  • Infeksi

Fraktur terbuka memiliki risiko tinggi untuk mengalami infeksi. Pada umumnya, semakin besar kerusakan pada tulang dan jaringan lunak, risiko terjadinya infeksi semakin besar. Infeksi tulang sulit untuk ditangani. Penderitanya dapat membutuhkan antibiotik jangka panjang dan prosedur operasi berulang. Oleh sebab itu, pencegahan infeksi menjadi salah satu fokus dalam pengobatan.

  • Nonunion

Nonunion tulang adalah kondisi ketika patah tulang tidak bisa sembuh setelah berbulan-bulan. Beberapa fraktur terbuka dapat mengalami kesulitan dalam penyembuhan karena kerusakan pada suplai darah di sekitar tulang pada saat cedera. 

  • Sindrom kompartemen

Kondisi yang menyakitkan ini terjadi ketika lengan atau tungkai yang cedera membengkak dan terjadi peningkatan tekanan dalam ruang kompartemen (terdiri dari otot, saraf dan pembuluh darah). Ketika hal ini terjadi, perlu dilakukan penanganan segera untuk menurunkan tekanan. Jika tidak ditangani, sindrom kompartemen dapat menyebabkan kerusakan dan kehilangan fungsi anggota gerak permanen

 

Pencegahan

Kebanyakan fraktur disebabkan oleh kecelakaan, seperti jatuh atau cedera lainnya. Terdapat beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menurunkan risiko fraktur, yaitu:

  • Menerapkan pola makan sehat yang mengandung vitamin D dan kalsium untuk menjaga kekuatan tulang.
  • Melakukan latihan beban untuk membantu menjaga kekuatan tulang.
  • Menghindari segala bentuk tembakau, karena produk tembakau dan nikotin bisa meningkatkan risiko patah tulang dan menghambat proses penyembuhan.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Fraktur terbuka di mana tulang yang patah bisa terlihat mencuat keluar dari kulit adalah suatu kondisi kegawatdaruratan medis. Segala jenis cedera pada tulang belakang juga tergolong sebagai kasus gawat darurat. 

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Tea Karina Sudharso
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Senin, 17 April 2023 | 05:54

Open fractures - orthoinfo - aaos (2017) OrthoInfo. Available at: https://orthoinfo.aaos.org/en/diseases--conditions/open-fractures/ (Accessed: January 3, 2023). 

Fractures (2020) Fractures | Johns Hopkins Medicine. Available at: https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/fractures (Accessed: January 3, 2023). 

American Bone Health (2020) Fracture risk factorsAmerican Bone Health. Available at: https://americanbonehealth.org/fracture/fracture-risk-factors/ (Accessed: January 3, 2023).