Gangguan Cemas Pasca Stress (PTSD)

Gangguan Cemas Pasca Stress (PTSD)

Bagikan :


Definisi

Posttraumatic stress disorder (PTSD) atau gangguan stress pasca trauma merupakan sebuah gangguan jiwa yang dapat terjadi pada orang yang mengalami atau menyaksikan kejadian traumatis seperti bencana alam, kecelakaan serius, terorisme, perang, pemerkosaan, pembunuhan, atau yang diancam dengan kekerasan seksual, kematian, dan bentuk kekerasan lainnya. PTSD dapat terjadi pada semua orang, tidak terbatas pada kelompok etnis, kebangsaan, budaya, maupun usia tertentu. Wanita dua kali lebih mungkin mengalami PTSD dibandingkan pria.

Orang dengan PTSD memiliki pikiran dan perasaan yang intens dan mengganggu. Pikiran dan perasaan tersebut berhubungan dengan pengalaman traumatis yang mereka alami, serta berlangsung lama setelah peristiwa tersebut berakhir. Peristiwa tersebut dapat diingat kembali melalui flashback (kilas balik) atau mimpi buruk. Akhirnya mereka akan merasakan kecemasan, kesedihan, ketakutan, marah, dan mungkin merasa asing dari orang lain atau dunia luar.

Orang dengan PTSD juga sering menghindari situasi atau orang yang mengingatkan mereka terhadap peristiwa traumatis tersebut, serta mungkin akan memberikan reaksi fight or flight dan mengalami ketakutan terhadap hal yang biasa seperti suara keras atau sentuhan orang lain yang tidak disengaja.

 

Penyebab

PTSD bisa muncul segera setelah peristiwa yang traumatis atau muncul dalam beberapa minggu, beberapa bulan atau bertahun-tahun setelah peristiwa tersebut. Penyebab pasti PTSD sendiri belum diketahui, namun diduga disebabkan oleh gabungan dari:

  • Adanya trauma yang intens dan berkepanjangan
  • Adanya pengalaman yang menimbulkan rasa stres dan syok, termasuk seberapa banyak dan berat trauma yang pernah mereka alami sepanjang hidup mereka
  • Ketidakseimbangan kimia otak dan hormon tubuh yang dilepaskan sebagai respon terhadap stress
  • Adanya riwayat keluarga yang mengalami gangguan kecemasan atau depresi

Beberapa kejadian traumatis yang sering mengakibatkan PTSD antara lain:

  • Terlibat dalam perang atau serangan teroris
  • Kekerasan fisik
  • Kekerasan seksual
  • Pengalaman kehamilan atau melahirkan
  • Terlibat dalam kekerasan bersenjata seperti perampokan, penyiksaan, penculikan
  • Musibah seperti kebakaran, bencana alam
  • Kecelakaan kendaraan, pesawat terbang
  • Kejadian lainnya yang ekstrem atau mengancam nyawa

 

Faktor Risiko

Beberapa faktor yang membuat seseorang lebih mungkin terkena PTSD setelah kejadian traumatis adalah:

  • Wanita berisiko dua kal lipat mengalami PTSD daripada pria
  • Riwayat keluarga sedarah dengan gangguan jiwa, seperti gangguan kecemasan dan depresi
  • Pernah mengalami trauma lain pada saat muda, seperti kekerasan di masa kecil
  • Memiliki pekerjaan yang berisiko memberikan pengalaman traumatis seperti anggota militer dan paramedis
  • Memiliki gangguan mental lainnya seperti gangguan kecemasan dan depresi
  • Memiliki masalah penggunaan obat atau alkohol

 

Gejala

Umumnya gejala PTSD muncul dalam tiga bulan setelah trauma, namun dapat juga baru muncul bertahun-tahun setelahnya. Gejala sering menetap berbulan-bulan bahkan tahunan.

Secara garis besar, gejala PTSD terbagi menjadi empat kategori yaitu memori intrusif, perilaku menghindar, perubahan negatif pada pikiran dan mood, dan perubahan pada rekasi fisik dan emosi. Gejala tersebut dapat berbeda-beda tingkat keparahannya.

Memori intrusif

Pikiran yang mengintrusi atau mengganggu seperti memori yang terulang tanpa sadar atau tanpa diinginkan, mimpi buruk, dan flashback dari peristiwa traumatis. Flashback ini dapat terjadi dengan sangat jelas sampai orang tersebut merasa mereka mengalami atau menyaksikan lagi peristiwa traumatis tersebut

Perilaku menghindar

Menghindari hal-hal yang dapat mengingatkan pada kejadian traumatis seperti menghindari orang, tempat, aktivitas, benda, dan situasi yang dapat memicu kembalinya memori buruk. Selain itu, mereka juga sering mencoba untuk melupakan kejadian tersebut, seperti memilih untuk tidak membicarakannya, atau tidak membicarakan apa yang mereka rasakan mengenai kejadian tersebut.

Perubahan kognisi dan mood (suasana perasaan)

Ketidakmampuan untuk mengingat aspek penting dalam suatu kejadian traumatis, serta pikiran dan perasaan negatif akan mengakibatkan kepercayaan yang salah mengenai dirinya maupun orang lain. Misalnya adalah pikiran bahwa dirinya bodoh atau bahwa orang lain tidak ada yang dapat dipercaya. Pikiran yang salah mengenai penyebab atau akibat dari kejadian traumatis tersebut akan menyebabkan mereka menyalahkan diri sendiri atau orang lain, terjebak dalam ketakutan, kengerian, kemarahan, rasa bersalah, dan rasa malu. Mereka juga cenderung merasa tidak tertarik lagi dengan aktivitas yang sebelumnya disukai, merasa tidak memiliki masa depan, menarik diri dari keluarga dan teman, dan tidak dapat merasakan emosi yang positif atau dengan kata lain tidak memiliki perasaan

Perubahan reaksi fisik dan emosional, hal ini ditandai dengan:

    • Mudah marah atau luapan marah
    • Perilaku agresif
    • Mudah terkejut atau takut
    • Perilaku menyakiti diri sendiri seperti berkendara terlalu cepat atau minum alkohol terlalu banyak
    • Terlalu berhati-hati pada lingkungan sekitar atau bahkan terlalu curiga
    • Sulit berkonsentrasi
    • Sulit tidur
    • Perasaan bersalah atau malu yang luar biasa

Pada anak-anak berusia dibawah enam tahun, tanda dan gejalanya dapat berupa:

  • Mengulang kejadian atau aspek traumatis melalui permainan
  • Mimpi buruk yang menakutkan yang dapat berisi aspek traumatis ataupun tidak

 

Diagnosis

Setelah mengalami suatu kejadian traumatis, banyak orang yang mengalami gejala terkait PTSD beberapa hari setelah peristiwa tersebut terjadi. Hal ini terjadi akibat kesulitan untuk menyesuaikan diri dan mengatasi hal tersebut, namun dengan berjalannya waktu dan perawatan diri yang baik biasanya membaik. Diagnosis PTSD hanya dapat ditegakkan jika gejala tersebut sudah berlangsung lebih dari satu bulan dan menyebabkan masalah atau gangguan yang signifikan pada aktivitas sehari-hari.

 

Tata Laksana

Mendapatkan terapi yang tepat untuk PTSD sangat penting untuk mengurangi gejala, mencegah gejala menjadi lebih berat, dan memperbaiki kualitas hidup. Terapi utama untuk PTSD adalah psikoterapi, bisa ditambah dengan obat-obatan.

Selain terapi dari dokter, hal-hal yang dapat dilakukan sendiri adalah:

  • Mengikuti terapi dokter dengan baik, meskipun membutuhkan waktu untuk efek terapi tersebut bekerja
  • Pelajari mengenai PTSD untuk memahami apa yang Anda rasakan dan mencari strategi untuk mengatasi perasaan tersebut
  • Memerhatikan diri sendiri dengan beristirahat yang cukup, makan makanan yang sehat, olahraga, dan cari waktu relaksasi. Coba untuk mengurangi kopi dan rokok yang dapat memperparah cemas. Hindari penggunaan alkohol untuk menghindari perasaan-perasaan negatif karena hanya akan menimbulkan masalah lain di kemudian hari
  • Jangan mengobati diri sendiri
  • Jika merasa cemas, bisa mencari kegiatan lain untuk meredakan kecemasan seperti jalan santai atau melakukan hobi
  • Tetap menjalin komunikasi dengan orang terdekat
  • Bergabung dengan komunitas terkait

 

Komplikasi

Gejala PTSD jika tidak ditangani dapat menyebabkan masalah signifikan pada lingkungan sosial, kerja, dan hubungan dengan orang lain. Selain itu, gejala yagn berat juga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Selain itu, PTSD juga dapat meningkatkan kemungkinan terkena gangguan jiwa yang lain seperti:

  • Depresi dan gangguan kecemasan
  • Masalah penggunaan obat dan alkohol
  • Gangguan makan

 

Pencegahan

Setelah mengalami suatu kejadian traumatis, banyak orang yang mengalami gejala seperti PTSD seperti tidak dapat berhenti memikirkan kejadian tersebut. Selain itu, reaksi lain seperti takut, cemas, marah, depresi, dan rasa bersalah juga umum dirasakan. Namun, biasanya hal ini tidak berlangsung lama dan tidak menjadi PTSD.

Mencari bantuan dan dukungan dengan cepat setelah mengalami kejadian traumaatis dapat membantu untuk mencegah gejala tersebut agar tidak menjadi lebih berat atau bahkan menjadi PTSD. Bantuan tersebut bisa didapatkan dari keluarga, teman, guru agama, psikolog yang dapat mendengarkan dan menenangkan Anda, serta dari dokter. Dukungan tersebut juga penting untuk mencegah Anda melewati masa-masa sulit dengan hal yang negatif seperti menyalahgunakan obat atau alkohol.

 

Kapan Harus ke Dokter

Jika Anda memiliki pikiran atau perasaan yang mengganggu mengenai kejadian traumatis yang Anda alami atau saksikan dan telah berlangsung lebih dari satu bulan, atau sangat berat, atau sampai membuat Anda merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, Anda disarankan untuk konsultasi ke dokter.

Jika Anda atau orang yang Anda kenal memiliki pikiran atau sudah mencoba untuk mengakhiri hidup, segera menghubungi nomor gawat darurat atau datang ke IGD dan pastikan ada orang yang menemani Anda selama menunggu bantuan datang.

Writer : dr Tea Karina Sudharso
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 02:34

What Is PTSD?. Psychiatry.org. (2022). Retrieved 5 February 2022, from https://www.psychiatry.org/patients-families/ptsd/what-is-ptsd.

Post-traumatic stress disorder (PTSD) - Diagnosis and treatment - Mayo Clinic. Mayoclinic.org. (2022). Retrieved 5 February 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/post-traumatic-stress-disorder/diagnosis-treatment/drc-20355973.

Post-Traumatic Stress Disorder. National Institute of Mental Health (NIMH). (2022). Retrieved 5 February 2022, from https://www.nimh.nih.gov/health/topics/post-traumatic-stress-disorder-ptsd.

Overview - Post-traumatic stress disorder. nhs.uk. (2022). Retrieved 5 February 2022, from https://www.nhs.uk/mental-health/conditions/post-traumatic-stress-disorder-ptsd/overview/.