Definisi
Glomerulonefritis akut pasca streptokokus (GNAPS) adalah penyakit ginjal yang terjadi setelah infeksi dari bakteri streptokokus beta hemolitikus grup A. Penyakit ini ditandai dengan adanya penurunan yang cepat dari fungsi ginjal akibat respon radang atau inflamasi yang diikuti oleh infeksi streptokokus. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh streptokokus beta hemolitikus grup A yang dikenal juga dengan streptokokus nefrogenik.
Baktero ini menyerang bagian unit tertentu dari ginjal yaitu glomerulus dan pembuluh darah ginjal. Kebanyakan kasus sering muncul pada anak setelah 1-2 minggu mengalami radang tenggorokan atau 6 minggu setelah mengalami infeksi bakteri pada kulit (impetigo).
Baca juga: Impetigo: Gejala, Penyebab dan Cara Mencegahnya
Gejala dari GNAPS yang muncul pada pasien bervariasi dari tidak ada gejala hingga terjadi gagal ginjal yang membutuhkan terapi pengganti ginjal. Kadang GNAPS menimbulkan gejala seperti sindrom nefritik yaitu: hematuria 'kencing darah', oliguria 'jumlah urin yang sedikit', hipertensi, dan edema 'bengkak'. Meskipun demikian, gejala klinis juga dapat menyerupai sindrom nefrotik dengan adanya proteinuria (adanya protein di dalam urin) yang cukup jelas.
Diperkirakan angka kejadian GNAPS di dunia sekitar 472.000 kasus per tahunnya dengan estimasi 404.000 kasus dilaporkan terjadi pada anak dan 456.000 kasus terjadi pada beberapa negara maju.
Penyebab
Penyebab dari GNAPS adalah sistem pertahanan atau imun. Saat tubuh mencoba untuk melawan infeksi, sistem imun mereka akan membuat tentara tubuh berupa antibody. Antibodi membantu dalam mengenali dan menghancurkan infeksi bakteri. Pada anak dengan glomerunefritis akut pasca streptokokus, bakteri yang mati dan antibody terperangkap di dalam filtrasi ginjal (glomerulus). Hal ini menyebabkan inflamasi atau radang yang mengakibatkan fungsi penyaringan ginjal menurun, dan membuat kesulitan dalam fungsinya menghasilkan urin dan membuang zat sisa tubuh.
Faktor Risiko
GNAPS lebih sering terjadi pada pasien dengan:
- usia lanjut
- laki-laki
- ras kulit putih
- diabetes melitus
- keganasan
- minum alkohol
- terinfeksi virus HIV
- pengguna jarum suntik
Meskipun demikian, GNAPS masih menjadi paling sering terjadi pada usia anak-anak.
Beberapa faktor risiko lain yang berperan di negara berkembang di antaranya:
- lingkungan tempat tinggal dengan kebersihan yang buruk
- malnutrisi
- anemia
- adanya parasit seperti cacing di usus
Gejala
Gejala klinis pada pasien dengan GNAPS bervariasi. Ada beberapa kasus anak yang tidak memiliki gejala, atau ada yang memiliki gejala tertentu, misalnya:
- adanya darah pada urin atau buang air kecil (hematuria) yang membuat warna urin menjadi lebih gelap atau terkadang baru dikenali saat dilakukan pemeriksaan lab urin lengkap
- edema (pembengkakan) yang terjadi akibat cairan yang mengumpul di jaringan dan dapat menyebabkan bengkak pada area sekitar mata dan pergelangan kaki
- memiliki tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan sakit kepala (hipertensi)
- mudah lelah
- adanya protein di dalam urin (proteinuria)
Diagnosis
Diagnosis GNAPS adalah diagnosis yang dapat ditegakkan melalui wawancara medis, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang bila tersedia dan diperlukan untuk dilakukan.
Pada wawancara medis, dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan oleh pasien saat ini. Gejala-gejala yang ada dapat mengarahkan ke suatu penyakit tertentu sehingga Anda perlu mengutarakan gejala yang dirasakan selengkap mungkin dan disertai dengan sejak kapan gejala tersebut mulai dirasakan. Informasi ini penting bagi dokter dalam rangka menegakkan diagnosis medis tertentu. Apabila gejala yang dirasakan mengarahkan ke penyakit GNAPS, maka dokter akan melanjutkan ke pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pada pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan pemeriksaan sesuai dengan gejala yang dirasakan oleh pasien sehingga dapat ditemukan beberapa tanda klinis yang adalah tanda objektif yang didapatkan oleh dokter melalui pemeriksaan fisik.
Pada kasus GNAPS, dokter dapat menemukan adanya pembengkakan pada area sekitar kelopak mata dan pergelangan kaki dan tekanan darah yang tinggi.
Pemeriksaan penunjang juga memiliki peran dalam menegakkan atau memastikan diagnosis dari GNAPS. Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan urin lengkap dapat berperan untuk menilai adanya hematuria dan proteinuria pada kasus. Selain itu, pemeriksaan darah untuk menilai fungsi ginjal dan tanda adanya infeksi streptokokus, dapat membantu dalam penegakan diagnosis. Dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan darah lainnya untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi medis lainnya yang mirip dengan GNAPS.
Tata Laksana
Pada kebanyakan kasus, GNAPS dikatakan sebagai kondisi medis yang dapat sembuh sendiri (self-limiting disease) dan hanya pengobatan sesuai gejala yang dapat diberikan. Pengobatan pendukung bertujuan untuk mengendalikan komplikasi kelebihan volume cairan tubuh seperti hipertensi dan edema yang bermakna selama fase akut dari penyakit ini.
Apabila terdapat bukti infeksi streptokokus, maka sebaiknya diberikan terapi antibiotik yang tentunya perlu diresepkan oleh dokter secara langsung. Pengobatan lainnya pun perlu diawasi oleh dokter seperti obat antihipertensi dan obat diuretic untuk mengendalikan hipertensi dan edema yang terjadi pada pasien. Pasien juga disarankan untuk membatasi konsumsi garam dalam makanannya agar pembengkakan dan hipertensi yang terjadi dapat dikendalikan.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul pada GNAPS adalah gagal jantung dan azotemia yang dapat membahayakan jiwa selama fase akut dari penyakit. Komplikasi lainnya yang muncul di fase selanjutnya adalah penyakit ginjal kronis dan sindrom nefrotik (berupa kumpulan gejala yang terdiri dari protein di dalam urin, jumlah protein darah yang menurun di dalam darah, kadar kolesterol yang tinggi, kadar trigliserida di atas normal, dan pembengkakan), hiperkalemia hingga gagal ginjal stasium akhir.
Meskipun demikian, umumnya angka kejadian komplikasi termasuk jarang terjadi apabila pasien telah mendapatkan penanganan medis yang tepat dan sesuai dengan kondisinya.
Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari dari terjadinya GNAPS adalah mengobati adanya infeksi streptokokus yang dikenali sejak awal misalnya saat terjadi radang tenggorokan atau radang kulit akibat infeksi bakteri streptokokus. Hal ini diduga mungkin dapat menghindari dari kejadian GNAPS. Selain itu, melakukan perilaku hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan dengan sabun juga dapat membantu dalam mencegah penyebaran infeksi yang ada.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda atau anak Anda mengalami perburukan gejala yang sudah ada, termasuk gejala-gejala seperti pembengkakan pada kelopak mata dan pergelangan kaki, sebaiknya Anda atau anak Anda diperiksakan diri lebih lanjut ke dokter spesialis dokter spesialis anak (Sp.A) bagi anak atau spesialis penyakit dalam (Sp.PD) bagi dewasa.
Dokter akan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang tertentu untuk menetapkan diagnosis pasti dari penyakit yang mendasarinya dan tata laksana yang tepat dan sesuai kebutuhan.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Anita Larasati Priyono
Lumbanbatu SM. Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus pada Anak. Sari Pediatri. 5:2 58-63. 2003 September. https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/download/929/861
Rawla P, Padala SA, Ludhwani D. Poststreptococcal Glomerulonephritis. [Updated 2021 Dec 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538255/
Mount Sinai. Post-streptococcal glomerulonephritis. July 2022. https://www.mountsinai.org/health-library/diseases-conditions/post-streptococcal-glomerulonephritis-gn#:~:text=Poststreptococcal%20glomerulonephritis%20(GN)%20is%20a,of%20red%20blood%20cell%20production.
CDC. Post-streptococcal glomerulonephritis. July 2022. https://www.cdc.gov/groupastrep/diseases-public/post-streptococcal.html
Medscape. Acute post-streptococcal glomerulonephritis. December 2018. https://emedicine.medscape.com/article/980685-overview#a1