Ileus Paralitik

Ileus Paralitik

Bagikan :


Definisi

Ileus paralitik adalah kondisi di mana otot yang berfungsi untuk menggerakkan makanan melalui saluran cerna berhenti berkontraksi. Kondisi ini merupakan masalah dari otot dan saraf saluran cerna yang sifatnya fungsional. Ileus paralitik dapat menunjukkan gejala yang mirip dengan masalah ileus obstruksi. Perbedaannya adalah pada ileus obstuktif terdapat penyebab menghalangi pergerakan makanan, seperti hernia, jaringan parut setelah operasi, tumor, atau usus yang terlilit/terputar.

Sementara pada ileus paralitik, terjadi paralisis pada usus, dimana saraf yang seharusnya mengirimkan sinyal agar otot bisa berkontraksi, berhenti bekerja. Hal ini membuat usus halus tidak berkontraksi untuk mencerna makanan, dan terjadi tumpukan makanan, cairan, serta gas di dalam saluran cerna. Makanan yang terperangkap di saluran cerna dalam waktu  yang lama dapat menyebabkan gejala seperti sembelit, kembung, dan buang gas berlebihan.

Penyebab

Makanan yang dikonsumsi akan dipecah menjadi struktur yang lebih kecil, dicerna dan diserap oleh usus. Penyerapan ini terus terjadi seiring dengan pergerakan usus. Pergerakan atau gerakan kontraksi usus tersebut disebut dengan gerakan peristalsis. Pada ileus paralitik, usus tidak melakukan gerakan peristalsis, sehingga makanan yang dicerna tidak bergerak sebagaimana mestinya. Akumulasi makanan yang tidak bergerak dapat menumpuk, dan menyebabkan produksi gas berlebihan sehingga menyebabkan gejala seperti yang disebutkan di atas. Kondisi ini disebut ileus.

Ileus juga dapat terjadi setelah melakukan prosedur operasi. Biasanya, kondisi ini berlangsung selama 2–3 hari, dan kemudian fungsinya kembali seperti sedia kala, paling cepat terjadi pada usus halus (0–24 jam pasca operasi), lambung (24-48 jam), dan usus besar (48-72 jam).

Penyebab lain dari ileus paralitik adalah:

  • Operasi 

Operasi merupakan penyebab tersering dari ileus paralitik. Umumnya operasi yang menyebabkan ileus paralitik adalah operasi abdomen atau area perut, namun operasi lain juga dapat menyebabkan ileus paralitik. Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat tahun 2015, ileus paralitik merupakan salah satu penyebab rawat ulang pada hari ke-30 pasca operasi.

  • Peradangan (inflamasi) 

Peradangan pada daerah perut dapat mengganggu fungsi saluran cerna. Peradangan tersebut dapat disebabkan oleh iritasi lokal maupun infeksi, seperti apendisitis yang terjadi di usus buntu atau apendiks, pankreatitis yang terjadi di pankreas, divertikulitis yang terjadi di kantung-kantung kecil usus besar, dan lain-lain.

  • Obat-obatan

Obat-obatan seperti antikolinergik yang digunakan salah satunya oleh pasien penyakit parkinson, obat anti nyeri golongan opioid yang keras, antidepresan dan fenotiazin dapat menyebabkan perlambatan pergerakan usus.

  • Gangguan elektrolit

Ketidakseimbangan elektrolit dapat menyebabkan ileus paralitik, antara lain pada keadaan kurangnya kadar elektrolit tertentu dalam darah, seperti hipokalemia (kurangnya kalium), hipokalsemia (kurangnya kalsium), hipomagnesemia (kurangnya magnesium), dan hipofosfatemia (kurangnya fosfat).

  • Kondisi lainnya 

Penyakit lain seperti gagal ginjal, pneumonia, serangan jantung, hipotiroid atau kurangnya hormon tiroid di tubuh, iskemia arteri mesenterika (sumbatan pembuluh darah arteri yang memperdarahi saluran cerna), dan trauma pada sumsum tulang belakang dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya ileus paralitik.

Faktor Risiko

Faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan mengalami ileus paralitik, antara lain:

  • Riwayat operasi pada perut
  • Memiliki kondisi medis lain pada saluran cerna, seperti penyakit Crohn dan divertikulitis
  • Mengalami infeksi berat (sepsis) yang membuat kerusakan pada sistem organ tubuh
  • Paparan terhadap radiasi tinggi di sekitar perut
  • Memiliki penyakit arteri perifer
  • Penuaan
  • Penurunan berat badan secara cepat
  • Mengalami gangguan elektrolit
  • Menggunakan obat-obatan anti nyeri golongan opioid

Gejala

Gejala dari ileus paralitik dapat dirasakan selama 24–72 jam. Gejala yang dapat muncul sebagian besar merupakan gejala saluran cerna, seperti kram atau sensasi penuh pada perut, kehilangan nafsu makan, tidak bisa buang air besar dan buang angin, mual-muntah, perut kembung dan dapat membesar.

Diagnosis

Dokter Anda akan menanyakan mengenai gejala yang Anda alami dan awitan gejala yang muncul. Dokter Anda juga akan menanyakan mengenai riwayat operasi pada daerah abdomen sebelumnya. Dokter Anda perlu membedakan apakah ileus disebabkan oleh kondisi fungsional atau ada obstruksi mekanik yang menghambat perjalanan makanan di usus. Pada pemeriksaan fisik dokter Anda akan mendengarkan bising usus dengan stetoskop. Jika makanan pada usus Anda tidak bergerak, dokter tidak dapat mendengar bising tersebut.

Pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui hal ini adalah dengan:

  • X-ray abdomen untuk menunjukkan adanya gas yang terperangkap dan kemungkinan penyebab lain dari obstruksi, namun X-ray bukan merupakan modalitas pemeriksaan yang dapat menggambarkan kondisi ileus dengan jelas
  • CT scan memberikan informasi yang lebih detail dibandingkan X-ray. Hasil CT scan dapat membantu dokter mencari lokasi ileus. Pada beberapa kasus CT scan dilakukan dengan kontras yang disuntikkan atau diminum
  • USG bersifat non invasif sehingga dapat dilakukan pada anak
  • Barium enema. Pada beberapa kondisi, dokter Anda dapat melakukan prosedur barium enema. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan udara atau senyawa barium sulfat melalui anus. Prosedur ini dipantau dengan menggunakan X-ray
  • Pemeriksaan elektrolit untuk melihat adanya kadar elektrolit di tubuh yang kurang dari normal, sebagai salah satu hal yang dapat menyebabkan terjadinya ileus
  • Pemeriksaan darah untuk melihat adanya anemia atau tanda infeksi, dengan melihat kadar hemoglobin dan sel darah putih pada tubuh

Tatalaksana

Dokter dapat merekomendasikan beberapa hal di bawah ini untuk menatalaksana ileus:

  • Tidak mengonsumsi makanan atau minuman melalui mulut dalam 24–72 jam. Hal ini bertujuan untuk mengistirahatkan usus Anda. Dokter juga dapat menurunkan atau menghentikan obat anti nyeri opiat atau obat-obatan lain yang diduga menyebabkan ileus
  • Pemberian obat atau cairan intravena dapat membantu mengoreksi ketidakseimbangan elektrolit
  • Dekompresi dengan mengalirkan gas atau cairan yang ada pada usus. Dokter akan memasukkan selang dari dari hidung ke usus untuk menurunkan tekanan pada usus. Jika masalah ileus berasal dari usus besar, selang ini akan dimasukkan dari anus
  • Posisi tegak dapat membantu melancarkan aliran makanan, terutama pada pasien yang sudah lama berbaring
  • Operasi umumnya tidak selalu dibutuhkan, namun dapat dipertimbangkan jika ileus tetap tidak membaik
  • Nutrisi parenteral dapat diberikan jika Anda tidak dapat mentoleransi makanan melalui mulut dan terus memuntahkan makanan
  • Obat prokinetik dapat meningkatkan peristalsis sehingga membantu fungsi saluran cerna

Tatalaksana dari ileus bergantung pada penyakit yang mendasarinya. Menangani infeksi, gangguan elektrolit, menghentikan konsumsi obat-obatan pencetus dapat membantu menangani ileus. Hal ini dapat sulit dilakukan pada kondisi pasien dengan sepsis atau pasien yang terpasang ventilator atau ventilasi mekanik. Oleh karena itu pada pasien ini direkomendasikan untuk menggunakan nutrisi parenteral jika tetap tidak dapat mengonsumsi makanan dari mulut setelah 1 minggu.

Komplikasi

Ileus dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari, namun pada beberapa kasus memerlukan penanganan lebih lanjut. Jika tidak didiagnosis dan ditangani, ileus dapat menyebabkan komplikasi yang serius. Komplikasi tersebut antara lain:

  • Kematian jaringan/sel yang menyebabkan bocornya usus (perforasi)
  • Infeksi pada selaput dinding perut (peritonitis)
  • Dehidrasi
  • Gangguan elektrolit dan mineral berkepanjangan
  • Tersedak (aspirasi) akibat muntah berulang

Pencegahan

Sebagian besar risiko ileus, seperti trauma atau penyakit kronis, tidak dapat dicegah. Jika Anda akan melakukan operasi di daerah perut atau abdomen, pertimbangkan ileus sebagai salah satu komplikasinya. Namun, hal ini tidak perlu menjadi alasan Anda tidak melanjutkan operasi. Menyadari ileus sebagai salah satu komplikasi dari operasi dapat membantu Anda mendapatkan penanganan dengan lebih cepat dan mencegah hal ini memburuk. Selain itu, konsumsi makanan bergizi dengan nutrisi seimbang dapat menghindarkan anda dari gangguan elektrolit.

Kapan harus ke dokter?

Ileus paralitik dapat membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari, namun Anda perlu memeriksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala berikut:

  • Demam di atas 38ºC
  • Ileus menetap lebih dari 5 hari
  • Nyeri perut yang tidak hilang dengan obat-obatan
  • Sulit untuk buang air besar dan buang angin
  • Rasa tidak nyaman pada perut sehingga tidak dapat makan atau minum
  • Muntah berulang
  • Darah dari rektum atau tinja berwarna hitam seperti aspal
Writer : Tannia Sembiring S Ked
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Minggu, 14 April 2024 | 20:48

Beach EC, De Jesus O. Ileus. [Updated 2021 Aug 30]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558937/ 

Cleveland Clinic Staff. (2021). Paralytic ileus. Cleveland. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21853-paralytic-ileus 

Watherspoon D. (2021). Paralytic ileus. Healthline. Available from: https://www.healthline.com/health/ileus

Kalff JC. (2021). Postoperative ileus. UpToDate. Available from: https://www.uptodate.com/contents/postoperative-ileus 

 

Weledji E. P. (2020). Perspectives on paralytic ileus. Acute medicine & surgery, 7(1), e573. https://doi.org/10.1002/ams2.573