Invaginasi

Invaginasi

Bagikan :


Definisi

Invaginasi atau intususepsi adalah kondisi gawat darurat berupa masuknya sebagian usus ke dalam usus yang lain. Jika digambarkan, usus yang mengalami invaginasi terlihat seperti 'teleskop', di mana bagian usus yang lebih jauh (distal) menyusup ke dalam bagian usus sebelumnya (proksimal). Kondisi ini menyebabkan hambatan aliran makanan dan cairan. Kondisi invaginasi juga menghambat aliran darah pada bagian usus tersebut. Hal ini dapat menyebabkan usus robek (perforasi), infeksi, dan kematian jaringan di sekitarnya.

Invaginasi merupakan penyebab obstruksi (sumbatan) usus yang paling sering terjadi pada anak berusia di bawah 3 tahun. Penyebab invaginasi masih belum diketahui, namun beberapa sumber menyatakan bahwa infeksi virus sebelumnya dapat menyebabkan invaginasi pada anak. Walaupun invaginasi jarang terjadi pada orang dewasa, invaginasi pada orang dewasa dapat menjadi tanda dari kondisi medis lainnya, seperti tumor.

Invaginasi paling sering terjadi pada usia 3 hingga 36 bulan, namun dapat terjadi di berbagai usia. Anak laki-laki lebih sering mengalami invaginasi dibandingkan anak perempuan. Di negara empat musim, kejadian invaginasi meningkat pada musim gugur dan musim dingin.

 

Penyebab

Usus Anda berbentuk seberti tabung atau selang yang panjang. Untuk dapat menggerakkan makanan dari lambung ke usus besar, usus akan melakukan gerakan seperti gelombang yang disebut peristalsis. Adanya gangguan pada gerakan peristalsis dapat menghambat gerakan makanan.

Pada invaginasi, salah satu bagian dari usus masuk ke dalam bagian sebelumnya, yang sering disebut telescoping. Hal ini disebabkan oleh adanya pembesaran yang tidak normal pada salah satu bagian usus. Tumor, polip, dan pembesaran kelenjar getah bening dapat mencetuskan invaginasi. Titik tumbuh dari polip atau tumor ini disebut lead point. Ketika gerakan peristaltik usus berlangsung, usus dengan lead point tidak dapat bergerak dengan baik. Usus dengan lead point ini akan ditarik oleh bagian usus yang sehat, sehingga lead point masuk ke bagian usus yang sehat tersebut. Dengan hal ini, hantaran makanan akan terganggu dan gejala akan timbul.

Umumnya, penyebab dari invaginasi tidak diketahui. Namun, invaginasi sering terjadi setelah anak mengalami gastroenteritis (radang saluran pencernaan), flu, dan infeksi virus atau bakteri lainnya. Infeksi menyebabkan kelenjar getah bening membesar, sehingga seolah-olah menjadi lead point yang mengganggu gerakan peristaltik usus. Pada orang dewasa, invaginasi menandakan adanya polip, tumor pada usus, perlengketan usus, pascaoperasi lambung, dan peradangan usus (contohnya penyakit Crohn).

 

Faktor Risiko

Faktor risiko dari invaginasi antara lain:

  • Usia. Anak terutama yang berusia muda, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami invaginasi dibandingkan orang dewasa.
  • Jenis kelamin. Laki-laki lebih sering mengalami invaginasi dibandingkan perempuan.
  • Kelainan usus ketika lahir. Terjadinya malrotasi usus (usus tidak berkembang dan berotasi dengan baik) dapat meningkatkan risiko terjadinya invaginasi.
  • Kondisi medis lainnya. Kondisi medis lainnya seperti sistik fibrosis, vaskulitis, penyakit Crohn, dan penyakit seliak (Celiac disease) dapat meningkatkan risiko invaginasi.

 

Gejala

Pada anak, gejala dari invaginasi adalah menangis kencang akibat nyeri perut. Bayi tidak dapat mengomunikasikan gejala nyeri perut yang ia alami, sehingga gejala dari nyeri perut dapat ditunjukkan dengan sering menarik kaki ke dada dan menangis. Nyeri perut akibat invaginasi dapat hilang timbul, umumnya terjadi setiap 15-20 menit. Nyeri perut ini akan berlangsung semakin lama pada episode selanjutnya.

Gejala dan tanda lain dari invaginasi adalah:

  • Kotoran yang bercampur dengan darah dan lendir (currant jelly stool)
  • Muntah
  • Teraba benjolan pada perut
  • Anak terlihat lemas
  • Diare

Pada dewasa, gejala dari invaginasi seringkali bercampur dengan gejala penyakit dasar yang dialami. Hal ini menyebabkan dokter sulit mengidentifikasi invaginasi tersebut. Gejala yang khas dari invaginasi adalah nyeri perut yang hilang timbul. Mual dan muntah dapat terjadi. Umumnya gejala telah berlangsung selama beberapa minggu sebelum seseorang datang ke dokter untuk mencari pertolongan.

 

Diagnosis

Dokter akan mendiagnosis invaginasi berdasarkan keluhan, gejala yang dialami, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dokter Anda akan melakukan pemeriksaan pada perut yang meliputi penekanan untuk mencari benjolan pada perut tersebut. Dokter juga akan menanyakan mengenai riwayat kondisi medis sebelumnya, obat-obatan yang dikonsumsi, alergi, dan riwayat kondisi medis pada keluarga.

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk melihat kondisi usus. Selain itu, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan barium enema, pemeriksaan rontgen (x-ray) di daerah perut, dan CT scan jika diperlukan.

 

Tata Laksana

Pengobatan dari invaginasi harus dilakukan dengan cepat. Dokter akan memastikan anak terhindar dari dehidrasi atau syok, sekaligus mencegah infeksi akibat kematian bagian usus karena kurangnya aliran darah.

Pengobatan untuk invaginasi, antara lain:

  • Water soluble contrast or air enemaProsedur ini merupakan prosedur diagnostik dan terapeutik (terapi). Prosedur ini dilakukan dengan cara menyemprotkan udara atau kontras larut air pada usus anak agar telescoping yang terjadi pada usus dapat terlepas. Jika invaginasi dapat diatasi dengan teknik ini, dokte tidak akan melakukan prosedur tambahan lainnya. Enema dapat mengatasi 90% kasus invaginasi, namun pada 20% kasus invaginasi dapat berulang kembali sehingga pengobatan harus diulangi. Jika usus mengalami perforasi atau robek, enema tidak dapat dilakukan. 
  • Operasi. Jika usus mengalami perforasi, robekan, atau enema gagal dilakukan; pilihan pengobatan selanjutnya adalah dengan operasi. Operasi juga merupakan pilihan jika lead point merupakan penyebab dari invaginasi, dokter akan mengangkat lead point tersebut dengan operasi. Selain membebaskan bagian usus, dokter juga akan membuang bagian usus yang telah mengalami kematian. 

Setelah prosedur, anak akan dirawat di rumah sakit selama beberapa hari dan mendapatkan nutrisi melalui infus hingga pergerakan usus kembali normal. Umumnya hal ini berlangsung selama 3 hari. Dokter juga dapat memberikan antibiotik untuk mencegah infeksi. Jika tidak ada demam, nanah, dan kondisi anak telah membaik, anak akan diperkenankan untuk pulang. Anak tidak disarankan untuk mengikuti kegiatan olahraga atau kegiatan lain yang terlalu berat untuk sementara waktu.

Dokter akan meminta Anda untuk melakukan follow up (tindak lanjut) selama 4 minggu setelah operasi untuk memastikan invaginasi tidak terjadi kembali.

 

Komplikasi

Kasus invaginasi yang ditangani dalam waktu 24 jam memiliki luaran (prognosis) yang baik.

Jika tidak ditangani, invaginasi dapat mengganggu aliran darah ke bagian usus yang terkena. Hambatan aliran darah yang berlangsung terus-menerus dapat menyebabkan kematian pada dinding usus. Hal ini dapat menyebabkan robekan pada dinding usus (perforasi), sehingga isi di dalam usus mengkontaminasi dinding abdomen (perut) dan menyebabkan peradangan luas, yang disebut peritonitis.

Peritonitis merupakan kondisi gawat darurat yang harus ditangani dengan cepat. Gejala dari peritonitis antara lain:

  • Nyeri perut
  • Pembengkakan pada perut
  • Demam
  • Muntah

Peritonitis juga dapat menyebabkan syok. Gejala dan tanda dari syok antara lain:

  • Kulit yang terasa dingin dan terlihat pucat
  • Nadi teraba lemah dan cepat
  • Pola nafas menjadi terlalu lambat atau terlalu cepat
  • Anak terlihat gelisah
  • Anak terlihat sangat lemas

 

Pencegahan

Belum ada langkah spesifik untuk dapat mencegah invaginasi. Namun, tata laksana yang cepat dapat membantu mengurangi risiko komplikasi lebih lanjut.

 

Kapan harus ke dokter?

Invaginasi membutuhkan tata laksana yang cepat. Jika Anda atau anak Anda mengalami gejala di atas (baik gejala invaginasi, peritonitis, maupun syok), segera periksakan kondisi Anda ke fasilitas kesehatan terdekat.

Jika Anda atau anak Anda telah menjalani operasi, segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala berikut:

  • Demam
  • Muntah
  • Bekas operasi yang membengkak, merah, dan bernanah
  • Perdarahan
  • Nyeri
Writer : Tannia Sembiring S Ked
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 14:54