Pseudopterigium

Bagikan :


Definisi

Pseudopterigium atau yang dikenal dengan cicatrical pterygium adalah keadaan di mana terdapat lapisan putih yang mengenai bagian konjungtiva hingga kornea mata. Keadaan ini memiliki gambaran yang serupa dengan pterigium, namun berbeda dalam hal bentuk dan penyebab. Lapisan ini melekat pada jaringan konjungtiva dan kornea, berbeda pada pterigium di mana lapisan putih dapat diangkat. 

Pada pterigium, lapisan muncul dari pingecuela atau lapisan abnormal yang tumbuh pada lapisan konjungtiva berbentuk bulat dan berwarna kekuningan. Pada pseudopterigium, lapisan ini terbentuk dari rusaknya jaringan kornea yang ada di bagian pinggir. Kerusakan atau hancurnya jaringan bisa disebabkan oleh trauma seperti robek, terbakar, atau inflamasi. Kerusakan ini akan menyebabkan menempelnya jaringan konjungtiva kepada kornea dan menyebabkan pseudopterigium.

Pseudopterigium seringkali terjadi pada seseorang yang mengalami kejadian trauma sebelumnya. Berbeda dengan pterigium di mana kejadiannya seringkali dialami bersamaan dengan paparan sinar UV dari sinar matahari yang lebih sering dan dirasakan sepanjang hari. 

Penyebab

Berdasarkan data yang ada, ditemukan beberapa keadaan yang dapat menyebabkan pseudopterigium. Penyebab paling sering adalah trauma mata yang mengenai bagian konjungtiva. Trauma akan menyebabkan proses peradangan di permukaan mata dan dapat menyebabkan timbulnya pseudopterigium. Penyebab lain yang dapat menyebabkan pseudopterigium adalah:

  1. Ulkus kornea: Keadaan di mana terdapat luka terbuka pada kornea. 
  2. Konjungtivitis: Peradangan pada lapisan konjungtiva mata.
  3. Trauma yang disebabkan oleh penggunaan lensa kontak (disebabkan oleh kurangnya penggunaan lubrikasi pada permukaan kornea mata).

Faktor Risiko

Terdapat beberapa keadaan yang dapat membuat seseorang lebih rentan untuk mengalami pseudopterigium, di antaranya:

  1. Trauma pada bagian mata yang mengenai bagian konjungtiva atau kornea.
  2. Terdapat proses peradangan yang berjalan untuk waktu yang lama pada mata, seperti ulkus kornea atau radang konjungtiva.
  3. Operasi di bagian mata yang menyebabkan bagian konjungtiva lengket pada kornea. 
  4. Penggunaan kontak lensa yang menyebabkan terjadinya iritasi pada bagian mata.

Gejala

Pada kasus yang ringan, di mana pesudopterigium tampak kecil, seringkali tidak menimbulkan gejala. Gejala dapat timbul apabila selaput putih pada mata tersebut menutupi jalur penglihatan. Gejala yang dapat dialami ialah sebagai berikut:

  1. Adanya gambaran jaringan putih dari bagian konjungtiva hingga kornea yang tidak dapat diangkat menggunakan alat. 
  2. Penglihatan yang perlahan-lahan kabur, disebabkan oleh fokus penglihatan yang bergeser.
  3. Keluarnya air mata secara berlebihan.
  4. Adanya sensasi seperti ada benda asing yang mengganjal di bagian mata.
  5. Pada pasien yang menggunakan lensa kontak, dapat mengeluhkan gejala nyeri lebih awal. Hal ini disebabkan oleh bagian tepi dari luka yang terangkat pada saat melepas lensa kontak.
  6. Pada pseudopterigium, ada kejadian yang menyebabkan keluhan seperti trauma pada mata.

Diagnosis

Pada kasus pseudopterigium, penegakkan diagnosis dilakukan untuk membedakan pseudopterigium dan pterigium. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan pada bagian mata menggunakan alat untuk melihat keluhan lebih lanjut bernama Tes Probe Bowman. Perbedaan dapat dinilai dengan melakuan tindakan yang dilakukan di bawah pengawasan dokter. Tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan memasukkan probe di bawah lapisan pseudopterigium. Pada kasus pseudopterigium, probe tidak dapat melewati lapisan putih. 

Tata Laksana

Pada kasus yang asimptomatis atau tidak menimbulkan gejala, pasien disarankan untuk menggunakan kacamata hitam pada saat bepergian untuk menghindari paparan sinar UV. Pada kasus dengan keluhan yang lebih berat, terapi yang disarankan adalah dengan melakukan operasi pada bagian pseudopterigium. Tindakan dilakukan dengan tujuan untuk mengangkat pseudopterigium. Namun, tindakan operasi seringkali menimbulkan gejala berulang, bahkan dengan gejala yang lebih berat. Sebanyak 80% pasien mengalami kejadian yang berulang setelah melakukan tindakan operasi. Tindakan operasi dipertimbangkan untuk dilakukan jika:

  1. Terdapat penurunan visus pada mata yang disebabkan oleh pseudopterigium.
  2. Pseudopterygium yang besar dan menganggu secara kosmetik.
  3. Menghalangi pergerakan bola mata karena jaringan parut yang terbentuk.

Teknik operasi yang dapat dilakukan oleh dokter adalah dengan melakukan pengangkatan jaringan parut atau mengangkat dan memasang transplantasi jaringan. Tindakan yang akan dilakukan setelah operasi adalah menggunakan pelindung mata selama kurun waktu tertentu dan menggunakan obat tetes mata selama kurang lebih satu bulan.

Komplikasi

Pada kasus pseudopterigium, komplikasi yang dapat terjadi adalah terjadinya penurunan tajam penglihatan yang disebabkan oleh pergeseran kornea, seperti astigmatisme. Pada kasus operasi, seteleh pengangkatan pseudopterigium beberapa komplikasi yang dapat terjadi adalah sebagai berikut:

  1. Kejadian berulang setelah pengangkatan. Pada beberapa kasus, keluhan dapat berulang hingga 12 bulan setelah melakukan tindakan operasi. Tingkat berulang lebih tinggi pada pasien yang tidak menggunakan transplantasi pada bagian yang diangkat.
  2. Kelainan pada kornea seperti luka atau perforasi pada kornea. 
  3. Strabismus.

Pencegahan

Trauma pada mata dapat terjadi pada siapa saja dan di mana saja. Trauma mata dapat terjadi pada saat Anda melakukan tindakan sehari-hari seperti memasak atau bermain bersama anak. Untuk mencegah terjadinya pseudopterigium, tindakan yang dapat dilakukan dan diperhatikan, yaitu:

  1. Menggunakan alat untuk melindungi mata saat bermain dengan benda-benda yang kecil seperti debu saat bermain dengan benda yang dapat terbang.
  2. Menggunakan kacamata pelindung saat menggunakan cairan keras seperti pemutih atau cairan pembersih lainnya.
  3. Mengawasi anak-anak pada saat bermain jika menggunakan alat yang tajam seperti gunting, garpu, dan pisau. 
  4. Hindari menggunakan alat bermain seperti pistol dengan peluru karet atau mainan yang memliki kemampuan untuk menembak.
  5. Hindari bermain dengan alat laser pointer. Laser pada frekuensi tertentu dapat menyebabkan kebutaan sesaat dan memberikan kerusakan pada retina secara permanen walaupun hanya untuk beberapa detik.

Kapan Harus ke Dokter?

Terdapat beberapa tanda atau keluhan pada mata yang harus diperhatikan untuk mengenali keluhan lebih dini. Segera temui dokter jika mengalami salah satu dari keluhan ini:

  1. Nyeri yang berat pada satu atau kedua mata disertai dengan gangguan penglihatan yang tiba-tiba.
  2. Adanya trauma mata atau kelopak mata. Trauma dapat berasal dari terkena barang atau cairan hingga luka pada daerah mata.
  3. Kesulitan menggerakkan salah satu atau kedua bola mata.
  4. Ditemukan darah pada bagian mata yang seharusnya berwarna putih.
  5. Terdapat benda asing pada mata yang sulit untuk diangkat.

Keluhan di atas dapat menggambarkan keluhan yang berkaitan dengan kegawatdaruratan mata dan jika dibiarkan dapat menimbulkan peradangan untuk waktu yang lama.

 

Ingin tahu informasi tentang berbagai penyakit lainnya, yuk simak informasinya di sini ya!

Writer : dr Erika Indrajaya
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Jumat, 14 April 2023 | 12:26
  1. Pseudopterygium | Columbia Ophthalmology. Columbiaeye.org. (2021). 
  2. Pseudopterygium. EyeRounds.org: Online Ophthalmic Atlas. Webeye.ophth.uiowa.edu. (2021). 
  3. Pterygium - Europe. American Academy of Ophthalmology. (2021). 
  4. Byrd, L., & Martin, N. (2021). Corneal Ulcer. Ncbi.nlm.nih.gov.
  5. Nuzzi, R., & Tridico, F. (2018). How to minimize pterygium recurrence rates: clinical perspectives. Clinical Ophthalmology, Volume 12, 2347-2362. https://doi.org/10.2147/opth.s186543
  6. Strabismus (Crossed Eyes): Types, Causes, Symptoms & Treatment. Cleveland Clinic. (2021). 
  7. Tips for avoiding eye injuries at home. Mayo Clinic. (2021).