Strain

Strain
Koordinasi antara otot, tendon, sendi, tulang, dan jaringan saraf yang baik akan menciptakan fungsi pergerakan yang efektif.

Bagikan :


Definisi

Strain adalah kerusakan jaringan lunak (otot atau tendon). Cedera ini sering dialami, terutama pada orang-orang yang sering berolahraga seperti atlet. 

Koordinasi antara otot, tendon, sendi, tulang, dan jaringan saraf yang baik akan menciptakan fungsi pergerakan yang efektif. Tendon adalah jaringan yang menghubungkan antara otot dan tulang. Kerusakan pada otot dan tendon dapat menyebabkan robeknya otot sehingga merusak pembuluh darah kecil di sekitar struktur otot dan tendon. Kerusakan ini dapat menimbulkan perdarahan lokal, memar, penurunan kekuatan dan nyeri akibat ujung saraf yang teriritasi di daerah tersebut.

Strain terbagi menjadi tiga bagian sesuai derajat keparahan, yakni:

  • Grade I

Kerusakan derajat ringan dengan robekan otot kurang dari 5%, sehingga tidak menyebabkan hilangnya kekuatan dan pergerakan yang berat. Terkadang kerusakan pada grade I hanya melibatkan otot yang tertarik lebih dari kemampuan semestinya. Strain grade I juga tidak selalu disertai dengan otot yang robek.

  • Grade II

Kerusakan derajat sedang dengan robekan otot lebih dari 5%, tetapi tidak menyebabkan seluruh bagian otot robek. Terdapat penurunan kekuatan otot dan pergerakan yang cukup signifikan, biasanya membutuhkan waktu sekitar dua hingga tiga bulan untuk penyembuhan.

  • Grade III

Kerusakan derajat berat dengan robekan seluruh bagian otot. Biasanya pada derajat ini terdapat benjolan yang dapat diraba dari luar kulit, dan membutuhkan operasi untuk menyambungkan kembali otot dan tendon yang terputus.

 

Penyebab

Strain dapat disebabkan oleh berbagai hal, penyebab tersering adalah akibat otot atau tendon yang tertarik atau terpelintir akibat gerakan yang berlebihan. Selain itu, strain juga bisa disebabkan oleh:

  • Aktivitas mengangkat beban berat.
  • Melakukan pergerakan berputar.
  • Melakukan pendaratan atau jatuh pada posisi yang salah.

Pergerakan tersebut dapat menyebabkan tekanan yang berlebihan pada otot dan tendon, sehingga berisiko menyebabkan otot meregang berlebihan dan robek.

 

Faktor Risiko

Siapapun berisiko terkena strain dan tidak memandang profesi, jenis kelamin, atau usia tertentu. Namun, faktor risiko terjadinya strain lebih besar terjadi pada:

  • Atlet.
  • Berat badan berlebih (obesitas).
  • Riwayat pernah terkena strain sebelumnya.
  • Olahraga tanpa melakukan sesi pemanasan atau warming up terlebih dahulu.

Selain itu, berikut adalah bagian tubuh yang paling rawan terkena strain ketika sedang beraktivitas fisik seperti olahraga, yakni:

  • Telapak dan pergelangan kaki: Olahraga yang memiliki gerakan melompat dan jongkok seperti bola basket dapat memberikan tekanan yang berat pada tendon achilles di area tumit.
  • Tangan: Olahraga dengan gerakan menggenggam seperti golf atau gimnastik bisa meningkatkan risiko terjadinya cedera otot pada bagian tangan.
  • Siku: Olahraga dengan gerakan melempar seperti lempar lembing memiliki risiko terjadinya cedera otot pada bagian siku.
  • Lutut: Olahraga dengan gerakan berlari dan menggunakan raket seperti bulu tangkis dan tenis meningkatkan risiko terjadinya cedera otot pada bagian lutut.

 

Gejala

Gejala dari strain timbul tergantung derajat keparahan dan kondisi pasien, gejalanya antara lain:

  • Nyeri, bisa muncul secara mendadak atau timbul terus-menerus.
  • Memar atau kemerahan pada kulit.
  • Kekakuan otot.
  • Bengkak.
  • Kelemahan anggota gerak, baik itu penurunan fungsi atau tidak mampu menggerakkan anggota gerak sama sekali.

 

Diagnosis

Layaknya penyakit lain, diagnosis strain akan membutuhkan berbagai proses yang dimulai dari wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Strain dapat didiagnosis oleh dokter umum dan terapi bisa dilakukan oleh dokter umum atau dokter spesialis bedah tulang tergantung derajat keparahan cedera.

 

Wawancara Medis

Wawancara akan dimulai dokter dengan menanyakan:

  • Keluhan pasien dan keluhan yang menyertai bila ada.
  • Riwayat terjadinya cedera serta mekanisme cedera.
  • Riwayat penyakit lain.
  • Riwayat penyakit di keluarga, dan lain-lain.

 

Pemeriksaan Fisik

Setelah melakukan wawancara, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dimulai dari menilai keadaan umum pasien, mengecek kondisi berjalan pasien, tekanan darah, suhu, nadi, dan laju nafas. Kemudian untuk pemeriksaan fisik yang lebih spesifik dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan pada area tubuh yang cedera.

Dokter akan melihat bagian tubuh yang terkena strain serta menilai apakah ada:

  • Perubahan bentuk dari bagian anggota gerak yang cedera.
  • Perubahan warna seperti memar dan kemerahan.
  • Luka luar seperti lecet.

Lalu, dokter akan meraba bagian tubuh yang cedera untuk:

  • Menilai derajat nyeri pasien.
  • Menilai dan membandingkan bila ada perubahan suhu pada bagian yang cedera.
  • Mencari bila ada krepitasi atau bunyi tulang yang retak atau patah akibat cedera.

Kemudian dokter akan mengukur range of motion atau kemampuan sendi dan anggota gerak untuk melakukan pergerakan setelah terkena cedera. Bila strain cukup parah, maka akan ditemukan penurunan kemampuan anggota gerak.

 

Pemeriksaan Penunjang

Setelah pemeriksaan fisik, maka dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang bila perlu. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan dalam kasus strain meliputi USG dan MRI. Tujuan dari USG dan MRI adalah untuk melihat secara jelas berapa persen bagian dari otot yang robek atau terkena cedera.

Selain itu, dengan pencitraan bisa dilihat penumpukan cairan seperti darah jika terjadi perdarahan internal. Pemeriksaan penunjang juga berperan dalam memastikan bila ada kerusakan pada organ di sekitar struktur otot seperti tendon dan ligamen. 

 

Tata Laksana

Tata laksana akan bergantung dengan derajat keparahan dari strain. Secara garis besar, tata laksana terbagi menjadi dua, yakni non-operatif dan prosedur operatif.

 

Tata laksana non operatif:

Kebanyakan kasus strain membutuhkan terapi non-operatif. Metode ini biasa disingkat dan disebut sebagai mnemonik RICE.

  • Rest

Istirahatkan otot terlebih dahulu. Hindari aktivitas yang menyebabkan otot menjadi lebih nyeri, bengkak, dan tidak nyaman.

  • Ice

Berikan es terhadap area yang cedera. Anda dapat menggunakan ice pack lalu didiamkan selama 15-20 menit pada area yang cedera. Ulangi dalam 2-3 jam ke depan.

  • Compression

Untuk membantu mengurangi pembengkakan, Anda dapat menggunakan perban elastis untuk memberi penekanan pada area yang cedera. Jangan memakai perban elastis terlalu ketat atau kencang agar sirkulasi darah tidak terganggu.

  • Elevation

Posisikan bagian yang cedera lebih tinggi dari bagian jantung Anda terutama pada malam hari. Hal ini dapat membantu mengurangi pembengkakan.

Selain metode di atas, penggunaan obat antinyeri seperti parasetamol juga dapat diberikan sebagai pertolongan pertama untuk mengurangi rasa nyeri. Bila terdapat luka pada bagian luar, bersihkan luka tersebut dengan air mengalir dan berikan cairan antiseptik terlebih dahulu sebagai pertolongan pertama. Selain obat tersebut, jangan gunakan obat–obatan lain kecuali sudah konsultasi dengan dokter sebelumnya.

 

Tata laksana operatif

Strain dengan robekan otot secara keseluruhan dan memiliki kehilangan fungsi otot yang signifikan memerlukan tindakan pembedahan. Pembedahan ini dilakukan oleh dokter spesialis bedah ortopedi.

 

Komplikasi

Bila strain tidak diobati dengan baik, maka dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut:

  • Edema (pembengkakan)
  • Sindrom kompartemen, kondisi gawat darurat yang terjadi ketika tekanan berlebih timbul di dalam ruang otot yang tertutup di tubuh.
  • Infeksi.
  • Kaku otot.
  • Atrofi otot (penurunan massa dan ukuran otot).

 

Pencegahan

Untuk mencegah strain, Anda dapat melakukan peregangan otot atau sesi pemanasan sebelum melakukan olahraga dan aktivitas berat. Selain itu, cukupi kebutuhan nutrisi Anda dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan kalium seperti pisang dan alpukat sebelum melakukan olahraga.

Cukupi juga kebutuhan cairan Anda agar terhindar dari dehidrasi. Dengan memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan, Anda dapat terhindar dari kram dan otot yang lelah ketika berolahraga.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Segera ke dokter bila Anda sudah melakukan pengobatan RICE dan keluhan strain tidak kunjung membaik, atau terjadi penurunan fungsi anggota gerak bahkan sampai hilangnya kemampuan anggota gerak.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Lovira Ai Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Sabtu, 15 April 2023 | 23:37