Torsio dan Ruptur Kista Ovarium

Credit: Dranshumala. Ilustrasi kista ovarium kiri yang terpelintir.

Bagikan :


Definisi

Torsio & ruptur kista ovarium adalah kondisi terpelintir dan pecahnya suatu kista ovarium. Kista ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan pada indung telur (ovarium) atau permukaannya.

Indung telur atau ovarium adalah organ reproduksi wanita yang terletak pada daerah panggul. Ovarium ada 2 dan berada di samping kiri dan rahim, serta terikat kuat oleh suatu jaringan ligamen. Setiap ovarium berisi ribuan sel telur dan akibat rangsangan hormon yang dihasilkan tubuh, satu sel telur menjadi matang dalam 1 siklus haid.

Setelah masa ovulasi, setiap bulannya satu sel telur matang akan dilepaskan dari salah satu kantung yang terdapat di dalam ovarium (kiri atau kanan, namun bisa juga keduanya). Selanjutnya, kantung ini juga akan menghilang. Apabila kantung tersebut tetap terdapat sel telur atau berisi cairan maka dapat membentuk kista.

 

Ruptur Kista Ovarium

Terbentuknya kista normal, yang terjadi pada wanita usia remaja dan dewasa muda yang dikenal dengan kista fungsional. Setelah masa ovulasi kista fungsional ini akan menyusut. Namun, kista juga dapat berkembang menjadi semakin besar dan menyebabkan kista pecah (ruptur).

 

Torsio Kista Ovarium

Kista dengan ukuran besar berisiko mengalami terpelintir (torsio). Apabila terjadi torsio, maka dapat menghambat aliran darah menuju ovarium dan pada akhirnya mengakibatkan kerusakan permanen pada ovarium.

 

Kista ovarium terpelintir atau pecah adalah suatu kondisi kegawadaruratan yang perlu penanganan segera. Hal ini dikarenakan dapat menyebabkan kehilangan organ ovarium dan mengancam nyawa.

 

Penyebab

Torsio Kista Ovarium

Penyebab terjadinya torsio kista ovarium akibat ukuran kista yang semakin besar. Sehingga menyebabkan terjadinya pemutaran pada jaringan penunjangnya seperti ligamen. Kondisi ini menimbulkan pembengkakan ligamen dan memicu sumbatan pada aliran darah. Sumbatan yang berlangsung lama menyebabkan kematian pada jaringan ovarium.

 

Ruptur Kista Ovarium

Sama halnya dengan torsio, penyebab ruptur (pecah) kista ovarium karena semakin membesarnya suatu kista. Sehingga kantung kista semakin meregang, menekan dan akhirnya pecah. Selain itu, penyebab lain yang dapat memicu kista ovarium pecah adalah melakukan aktivitas fisik berlebihan atau pasca berhubungan seksual.

 

Faktor Risiko

Torsio Kista Ovarium

Faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya torsio kista ovarium meliputi:

  • Ukuran kista ovarium lebih dari 5 cm. Ukuran kista yang besar ini meningkatkan peluang terjadinya pemutaran ovarium terhadap ligamen pengikatnya.
  • Selain itu, usia dewasa muda lebih berisiko mengalami torsio kista ovarium.
  • Torsio kista ovarium dapat terjadi pada kelompok perempuan yang memiliki ligamen pengikat ovarium yang lebih panjang dibandingkan ukuran normalnya.

 

Ruptur Kista Ovarium

Sedangkan faktor risiko kista ovarium mengalami pecah yaitu:

  • Aktivitas fisik yang berat
  • Mengalami trauma pada perut
  • Penekanan pada perut
  • Penggunaan obat pengencer darah

 

Gejala

Gejala dari torsio dan ruptur kista ovarium biasanya terjadi secara tiba-tiba. Namun terdapat beberapa kasus yang tidak menimbulkan gejala atau gejala ringan. Sebagian besar menunjukkan gejala seperti di bawah ini:

  • Nyeri hebat yang timbul mendadak dan bersifat tajam pada bagian perut bawah
  • Kram perut
  • Mual dan muntah
  • Perut teraba keras
  • Keluar darah banyak dari vagina
  • Demam
  • Merasa berat dan terdapat tekanan pada panggul
  • Nyeri ketika berhubungan seksual
  • Perubahan pada gerakan usus
  • Siklus menstruasi yang tidak teratur

 

Jika Anda ingin mengetahui mengenai penyakit lainnya yang dapat terjadi pada indung telur, seperti Kanker Indung Telur, Anda dapat membacanya di sini: Kanker Ovarium - Pengertian, Penyebab, Gejala, dan Pengobatan.

 

Diagnosa

Diagnosis dari torsio dan ruptur kista ovarium dapat ditegakkan dengan mengumpulkan data dari riwayat gejala, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Dokter akan melakukan wawancara medis dengan bertanya mengenai keluhan yang dialami oleh pasien. Selain itu, dalam wawancara medis dokter juga akan menggali informasi gejala penyakit lain sebagai bentuk langkah untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis lain yang memiliki keluhan sama dengan torsio dan ruptur kista ovarium.

 

Pemeriksaan Fisik

Selanjutnya, dokter juga melakukan pemeriksaan fisik dengan mengamati bagian perut bawah, untuk melihat terdapat pembesaran perut atau tidak. Kemudian, pemeriksaan palpasi dengan meraba dan menekan bagian perut bawah untuk mengetahui terdapat masa (pembesaran organ) atau tidak. Dari pemeriksaan ini juga dapat menilai adanya nyeri tekan atau tidak.

 

Pemeriksaan Laboratorium

Beberapa pemeriksaan penunjang juga diperlukan seperti pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan darah lengkap, urin lengkap dan tes kehamilan. Tujuan dari pemeriksaan ini untuk mengetahui dan menyingkirkan diagnosis penyakit lain seperti infeksi saluran kemih, radang usus dan kehamilan ektopik. Karena keluhan beberapa penyakit tersebut memiliki kemiripan dengan torsio/ruptur kista ovarium. Dari pemeriksaan darah lengkap biasanya ditemui adanya penurunan kadar hemoglobin (anemia) akibat perdarahan yang terjadi pada torosio/ruptur kista ovarium.

 

USG Abdomen

Pemeriksaan radiologi seperti USG abdomen (perut) dapat memperlihatkan letak kista ovarium yang mengalami ruptur atau torsio. Selain itu, dari pemeriksaan USG abdomen juga dapat mengetahui ukuran dan bentuk dari kista ovarium. Pemeriksaan USG transvagina juga dapat dilakukan untuk melihat aliran darah yang dapat terhambat akibat torsio kista ovarium atau banyak darah yang keluar ke rongga panggul dan perut akibat rupturnya kista ovarium.

 

Tata Laksana

Torsio/ruptur kista ovarium adalah suatu kondisi kegawatdaruratan yang memerlukan penanganan cepat dan tepat karena dapat mengancam nyawa serta kehilangan organ ovarium. Berikut ini beberapa langkah pengobatan dan terapi yang dilakukan dokter dalam penanganan penyakit torsio/ruptur kista ovarium:

  • Pemeriksaan dan pemantauan kestabilan kondisi umum pasien meliputi tekanan darah, detak jantung, suhu dan frekuensi nafas.
  • Pemberian terapi cairan untuk menggantikan kehilangan darah/cairan akibat ruptur kista ovarium.
  • Pemberian obat-obatan seperti antinyeri untuk meredakan nyeri yang dirasakan oleh pasien. Selain itu, obat untuk mengurangi mual dan muntah juga dapat diberikan.
  • Pemantauan kadar hemoglobin juga dilakukan untuk mengetahui banyaknya kehilangan darah.
  • Pemeriksaan USG berulang dan berkala untuk memeriksa luasnya aliran darah yang terhambat dan banyaknya darah keluar ke rongga panggul/perut.
  • Tindakan operasi laparatomi (pembedahan perut) perlu segera dilakukan untuk menghentukan perdarahan yang terjadi pada ruptur kista ovarium. Selain itu, melalui tindakan ini juga dapat melakukan detorsi yaitu memutar kembali ligamen terpelintir.

 

Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada torsio kista ovarium yaitu adanya kematian jaringan pada ovarium. Apabila berlangsung lama dapat menimbulkan kerusakan pada seluruh jaringan ovarium dan perlu dilakukan pengangkatan organ ovarium. Jika pengangkatan dilakukan pada kedua organ ovarium maka pasien dapat mengalami ketidaksuburan (infertilitas). Selain itu, komplikasi yang terjadi pasca prosedur operasi berupa perdarahan, infeksi, pembentukan jaringan parut, bekuan darah dan kerusakan jaringan pada pembuluh darah atau saraf.

Apabila ruptur kista ovarium tidak memperoleh penanangan segera, juga dapat menyebabkan komplikasi dapat mengancam nyawa. Saat kista ovarium mengalami pecah maka terjadi perdarahan yang mengakibatkan tubuh kehilangan banyak darah, kekurangan cairan hingga terjadi kondisi syok. Komplikasi lain dari ruptur kista ovarium yaitu terjadi infeksi pada rongga panggul  dan rongga perut hingga sepsis (infeksi seluruh tubuh).

 

Pencegahan

Bentuk pencegahan dari torsio dan ruptur kista ovarium adalah menghindari aktivitas berat. Hal ini dikarenakan aktivitas fisik berat dapat meningkatkan kista ovarium berukuran besar dapat mengalami pecah dan terpelintir. Selain itu, penggunaan pil kontrasepsi  dapat mencegah terjadinya ovulasi sehingga pembentukan kista ovarium baru dapat dicegah.

Apabila sudah diketahui Anda memiliki kista ovarium, dokter biasanya akan merekomendasikan untuk dilakukan tindakan operasi pengangkatan kista ovarium sebelum ukurannya semakin besar dan berisiko mengalami pecah atau terpelintir.

 

Kapan Harus Ke Dokter?

Apabila Anda mengalami keluhan nyeri perut hebat mendadak pada bagian perut bawah disertai keluarnya darah dari vagina. Maka sebaiknya Anda perlu segera ke Instalasi Gawat Darurat agar segera mendapat pertolongan dan penanganan.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Luluk Ummaimah A
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 23:45

Ovarian Cyst  – Nationwide Childrens. (2022). Retrieved 5 November 2022, from https://www.nationwidechildrens.org/conditions/ovarian-cyst-and-torsion

Malegrito RA. What to know about ruptured ovarian cysts?  – Medicalnewstoday. (2022). Retrieved 5 November 2022, from https://www.medicalnewstoday.com/articles/ruptured-ovarian-cyst

Management ruptured ovarian cysts  – University of Rochester Medical Center. (2022). Retrieved 5 November 2022, from https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=135&contentid=346

Whelan C. What is ovarian torsion?  – Healthline. (2022). Retrieved 5 November 2022, from https://www.healthline.com/health/womens-health/ovarian-torsion

Guile, SL. Ovarian Torsion  – StatPearls. (2022). Retrieved 5 November 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560675/

Ovarian Cyst  – mayoclinic. (2022). Retrieved 5 November 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ovarian-cysts/symptoms-causes/syc-20353405