Definisi
Hipermenorea atau yang juga dikenal dengan nama menoragia, adalah gangguan menstruasi yang ditandai dengan perdarahan yang banyak dan lebih lama dari siklus haid yang normal. Kondisi ini menyebabkan Anda tidak mampu untuk melakukan aktivitas sehari-hari ketika sedang menstruasi akibat kehilangan darah yang terlalu banyak, di atas rata-rata, dan kram yang berat.
Pada hipermenorea, menstruasi bisa berlangsung selama lebih dari 7 hari. Anda bisa kehilangan darah lebih banyak dibandingkan pada siklus haid normal. Anda dapat mengganti pembalut atau tampon setiap jam dan terus-menerus karena darah menstruasi yang keluar terlalu banyak. Selain itu, gumpalan darah berukuran besar juga bisa turut keluar.
Kondisi ini cukup sering terjadi, dialami sekitar 27-54 persen wanita yang menstruasi. Hipermenorea berat bisa menyebabkan anemia karena kekurangan banyak darah. Hipermenorea bisa menjadi serius dan membahayakan diri bila anemia tidak teratasi dengan baik.
Penyebab
Perdarahan menstruasi yang berat bisa disebabkan oleh berbagai penyebab, mulai dari gangguan pada rahim, masalah pada hormon, bahkan stres.
Ketidakseimbangan Hormon
Hormon estrogen dan progesteron yang diproduksi oleh tubuh perempuan bertugas untuk mengatur siklus menstruasi Anda. Ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan gangguan menstruasi seperti hipermenorea. Jaringan rahim (endometrium) tumbuh berlebihan sehingga darah yang luruh saat siklus haid menjadi banyak.
Beberapa penyakit yang bisa menyebabkan ketidakseimbangan hormon contohnya adalah:
- Sindrom ovarium polikistik (PCOS).
- Penyakit kelenjar tiroid.
- Sel telur tidak keluar dari indung telur selama siklus menstruasi.
- Berat badan berlebih atau obesitas.
Tumor Jinak Rahim dan Kanker Organ Reproduksi
Pertumbuhan tumor atau benjolan jinak dalam rahim bisa menjadi salah satu penyebab hipermenorea. Contoh kondisi jinak yang bisa menyebabkan hipermenorea adalah:
- Fibroid rahim, tumor jinak pada otot dan jaringan ikat rahim.
- Polip rahim, umumnya berukuran kecil dan tumbuh pada lapisan rahim.
- Adenomiosis, kondisi ketika jaringan endometrium pada rahim mulai tumbuh meluar ke otot rahim.
Kanker pada rahim dan serviks (leher rahim) bisa menyebabkan gejala perdarahan menstruasi yang berlebihan. Hiperplasia endometrium, kondisi penebalan jaringan endometrium pada rahim, juga bisa meningkatkan risiko Anda mengalami kanker.
Infeksi
Infeksi panggul dan infeksi menular seksual dapat menyebabkan hipermenorea. Contoh infeksi tersebut adalah trikomoniasis, gonore, klamidia, dan endometritis (peradangan lapisan endometrium rahim) kronis.
Komplikasi Kehamilan
Ketika sedang hamil, hipermenorea dapat menjadi tanda bahaya yang bisa disebabkan kondisi seperti keguguran atau kehamilan luar rahim. Perdarahan akibat operasi caesar juga bisa menyebabkan hipermenorea.
Kondisi Medis Lain
Kelainan pembekuan darah ataupun penyakit lain dapat menyebabkan hipermenorea, contohnya:
- Penyakit Von Willebrand
- Gangguan organ hati
- Penyakit ginjal
- Leukemia (langka)
Efek Pengobatan
Obat pengencer darah, obat kanker payudara, kontrasepsi seperti KB spiral, KB suntik dan pil KB dapat menyebabkan terjadinya hipermenorea.
Faktor Risiko
Faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya hipermenorea adalah:
- Berat badan kurang atau di atas indeks massa tubuh normal.
- Kebiasaan merokok.
- Stres berat.
- Riwayat olahraga yang berlebihan.
- Riwayat kehamilan lebih dari sekali.
Kami juga memiliki artikel mengenai hipermenorea yang disebabkan oleh KB spiral. Anda bisa membaca artikelnya di sini: IUD-Induced Menorrhagia - Definisi, Penyebab dan Faktor Risiko.
Gejala
Seperti yang sudah disampaikan di atas, Anda patut mencurigai bahwa siklus menstruasi Anda banyak dan lebih lama dari normal bila:
- Anda harus mengganti pembalut atau tampon setiap 1 hingga 2 jam sekali karena bocor atau penuh.
- Perlu menggunakan dua pembalut atau tampon.
- Perdarahan menstruasi berlangsung lebih dari 7 hari.
- Keluarnya gumpalan darah yang berukuran besar.
- Aktivitas dan kegiatan sehari-hari menjadi terbatas karena perdarahan yang banyak.
- Gejala anemia seperti kelelahan sampai sesak napas.
Gejala hipermenorea dapat terlihat seperti kondisi lain atau masalah medis lain. Selalu konsultasikan kondisi Anda kepada dokter terlebih dahulu.
Anda bisa membaca mengenai artikel nyeri haid di sini: Dismenore - Definisi, Penyebab dan Faktor Risiko.
Diagnosis
Dokter akan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis hipermenorea.
Wawancara Medis
Dokter akan bertanya mengenai keluhan yang Anda rasakan serta menggali informasi mengenai siklus menstruasi Anda saat ini dan sebelumnya. Selain itu, dokter juga bisa bertanya mengenai:
- Riwayat kehamilan.
- Pemakaian kontrasepsi.
- Pengobatan yang sedang atau sudah dijalani.
- Riwayat penyakit sebelumnya.
- Pola hidup dan aktivitas sehari-hari.
- Riwayat penyakit pada keluarga.
Pemeriksaan Fisik
Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dimulai dengan melakukan pemeriksaan umum guna memeriksa tanda vital seperti tekanan darah, nadi, laju napas, dan suhu tubuh. Dokter akan memeriksa apakah pasien dalam kondisi stabil atau memerlukan penanganan gawat darurat.
Pada wanita yang aktif secara seksual, bisa dilakukan pemeriksaan dengan alat bantu spekulum, untuk melihat vagina dan leher rahim. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat apakah ada faktor yang berpengaruh terhadap perdarahan vagina yang berlebih.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis hipermenorea adalah:
- Pemeriksaan laboratorium darah untuk melihat sel darah merah dan apakah ada kelainan pada faktor pembekuan darah.
- Pemeriksaan radiologi seperti USG.
- Pemeriksaan biopsi dengan mengambil sampel dari dinding rahim.
- Pemeriksaan histeroskopi untuk melihat kondisi leher rahim dan rahim bagian dalam.
- Pemeriksaan pap smear untuk memeriksa apakah ada perubahan jenis sel pada leher rahim anda yang mengarah ke kanker serviks.
Tata Laksana
Pengobatan dari hipermenorea akan bergantung dengan penyebabnya, derajat keparahan dari hipermenorea, usia pasien, dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Bila kondisi pasien tidak stabil, dokter bisa memasang infus cairan hingga transfusi darah, bila pasien terlalu banyak kehilangan darah. Setelahnya, dokter bisa memberikan suplemen zat besi pada pasien yang mengalami anemia.
Tata laksana yang mungkin dilakukan untuk masalah hormon antara lain adalah:
- Penggunaan obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau parasetamol.
- Pil KB agar siklus menstruasi menjadi teratur dan agar darah menstruasi tidak berlebihan.
- Bila hipermenorea disebabkan oleh KB spiral, KB spiral bisa dilepas.
- Terapi hormon, namun pengobatan ini perlu dikonsultasikan karena memiliki risiko yang bisa timbuk.
Tata laksana untuk hipermenore yang disebabkan karena masalah pada dinding rahim dapat berupa:
- Prosedur dilatasi dan kuretase, dilakukan dengan sedikit mengikis lapisan rahim untuk mengurangi perdarahan menstruasi.
- Terapi ablasi, dilakukan untuk menghancurkan dinding rahim atau endometrium.
- Reseksi, pada prosedur ini lapisan endometrium rahim akan diangkat, namun setelah prosedur ini tidak disarankan untuk hamil.
Komplikasi
Hipermenorea dapat menyebabkan banyak komplikasi. Perdarahan menstruasi yang banyak dapat menyebabkan anemia defisiensi besi, sehingga tubuh kehilangan sel darah merah dan zat besi. Anemia dapat menyebabkan penurunan konsentrasi dan daya pikir, serta pada kondisi yang berat bisa mengganggu proses kerja organ tubuh.
Selain itu, akibat perdarahan dan kontraksi rahim yang berlebihan karena harus mengeluarkan darah yang banyak, hipermenorea juga dapat menyebabkan kram dan nyeri perut yang hebat. Aktivitas dan kegiatan pasien bisa sangat terganggu. Pasien juga bisa merasa stres akibat menstruasi yang dialaminya.
Pencegahan
Anda tidak dapat mencegah seluruh penyebab dari hipermenorea, namun Anda bisa memeriksakan diri secara rutin ke dokter kandungan. Anda juga bisa membaca informasi dan edukasi mengenai siklus haid dan perdarahan yang normal.
Kapan Harus ke Dokter?
Anda harus ke dokter bila Anda mengalami perubahan pada siklus dan jumlah darah menstruasi. Anda dapat berobat ke dokter spesialis kandungan untuk mengetahui penyebab dari kondisi tersebut. Perlu diingat, selain untuk kehamilan, dokter SpOG atau spesialis obstetri dan ginekologi juga memiliki kompetensi untuk seluruh penyakit yang berhubungan dengan organ reproduksi wanita.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma