Ketahui Dampak Sering Marah Sambil Berteriak pada Anak Remaja

Credits: Freepik

Bagikan :


Memasuki masa remaja bukan hanya fisik saja yang berubah. Ada banyak hal yang berubah termasuk suasana hati, sensitivitas terhadap orang lain, kesadaran diri dan cara anak membuat keputusan.

Di waktu yang sama, anak remaja juga cenderung lebih sering membantah karena merasa memiliki pendapat yang mungkin berbeda. Hal ini normal bagi anak remaja, dan menjadi tanda kemandirian. Namun, sekaligus menjadi tantangan bagi orang tua karena menjadi babak baru adu argumen yang menyebabkan orang tua jadi sering memarahi anak bahkan meneriakinya.

 

Mengapa Orang Tua Harus Berteriak?

Sebenarnya tidak ada keharusan untuk memarahi anak sambil berteriak. Namun hal ini mungkin disebabkan oleh orang tua yang merasa kewalahan menghadapi argumen dan sikap anak, yang pada akhirnya membuat orang tua meninggikan suaranya.

Hal ini tentu saja tidak menyelesaikan permasalahan, karena anak-anak mungkin akan tenang dan patuh untuk sementara waktu namun tidak akan memperbaiki sikap mereka.

 

Dampak Memarahi Anak Sambil Berteriak

Anda salah apabila Anda berpikir marah sambil berteriak tidak akan menyebabkan dampak tertentu pada anak. Penelitian menunjukkan bahwa berteriak kepada anak akan membuat mereka lebih agresif baik secara verbal maupun fisik. Anak-anak menganggap bahwa berteriak adalah ekspresi kemarahan yang membuat mereka takut dan tidak merasa aman.

Meneriaki anak dapat menyebabkan efek psikologis baik jangka pendek mapun jangka panjang.

Dampak jangka pendek meneriaki anak, di antaranya:

  • Perilaku agresif
  • Timbulnya tanda kecemasan
  • Masalah perilaku misalnya kehilangan kendali diri
  • Menarik diri dari orang tua

Dampak jangka panjang meneriaki anak, di antaranya:

  • Perilaku yang semakin memburuk
  • Perubahan perkembangan otak anak
  • Meningkatkan gangguan depresi pada anak
  • Memengaruhi kesehatan anak
  • Meningkatkan risiko penyakit kronis di kemudian hari
  • Memicu gangguan emosi

 

Cara Marah tanpa Harus Berteriak pada Anak

Sebenarnya setiap anak remaja memiliki hubungan emosional yang dekat yang sudah dibangun sejak di dalam kandungan. Untuk itu, akan ada cara yang lebih bijaksana dalam membuatnya mengerti akan kesalahannya tanpa harus berteriak kepadanya.

  • Kelola emosi Anda

Bila Anda merasa bahwa emosi Anda sedang meningkat dan berpotensi menyebabkan berteriak pada anak, maka ambil langkah mundur dan kontrol emosi Anda terlebih dahulu. Berikan waktu pada diri Anda untuk meredakan emosi dan menenangkan diri, sehingga Anda bisa berbicara tanpa harus meninggikan suara.

  • Membicarakan perasaan

Marah adalah hal yang normal, dan Anda boleh mengatakan pada anak bahwa Anda merasa marah, kecewa, sedih karena perilaku atau sikapnya yang buruk. Dengan demikian, anak juga dapat membicarakan apa yang dirasakannya.

  • Tegas dan tetap tenang

Anak-anak terkadang memang berperilaku buruk dan salah mengambil keputusan, namun ini adalah bagian dari pertumbuhannya. Bicaralah dengan tegas namun tetap tenang sehingga anak mau mendengarkan. Tatap mata anak saat berbicara dan jangan lakukan hal lain sehingga mereka merasa sedang diperhatikan.

  • Beritahu konsekuensinya tanpa mengancam

Ancaman hanya akan mengecilkan jiwa anak-anak. Beritahu saja apa konsekuensi yang bisa ia dapat saat melakukan sesuatu yang salah. Mengancam hanya akan membuatnya merasa tidak aman dan menarik diri dari orang tua.

 

Teriakan orang tua memang mungkin akan membuat anak patuh untuk sementara, namun teriakan itu pula dapat melukai harga diri anak. Luka emosional karena diteriaki dapat melukai perasaan remaja, mengancam rasa aman di dalam dirinya dan mungkin berakhir dengan menarik diri dari orang tua.

Rasa takut dan dendam bahkan dapat menyebabkan remaja menjadi lebih manipulatif dan tidak jujur saat berkomunikasi dengan orang tua. Untuk itu, kelola emosi Anda dengan lebih bijak, Anda tidak perlu meneriaki anak saat marah yang justru dapat menimbulkan dampak negatif bagi anak.

 

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!

 

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 16:55

Carl E Pickhardt Ph.D. (2010). Yelling at your adolescent. Available from: https://www.psychologytoday.com/us/blog/surviving-your-childs-adolescence/201003/yelling-your-adolescent

Daniela Ginta (2016). The Long-Lasting Effects of Yelling at Your Kids. Available from: https://www.healthline.com/health/parenting/yelling-at-kids

Rohini Radhakrishnan, ENT, Head and Neck Surgeon (2021). Can Yelling at a Child Be Harmful?. Available from: https://www.medicinenet.com/can_yelling_at_a_child_be_harmful/article.htm

 

Raising Children. Social and emotional changes in pre-teens and teenagers. Available from: https://raisingchildren.net.au/pre-teens/development/social-emotional-development/social-emotional-changes-9-15-years