• Beranda
  • Ibu & Anak
  • Ketuban Pecah Namun Belum Ada Kontraksi, Apa yang Harus Dilakukan?

Ketuban Pecah Namun Belum Ada Kontraksi, Apa yang Harus Dilakukan?

Credit: Freepik. Selama kehamilan, janin dilindungi oleh air ketuban di dalam rahim.

Bagikan :


Ketuban pecah adalah salah satu tanda menjelang persalinan. Namun tidak semua ibu hamil yang mengalami ketuban pecah bisa segera mengalami persalinan. Lantas, apa yang harus dilakukan?

 

Tanda-Tanda Air Ketuban Pecah

Selama kehamilan, janin dilindungi oleh air ketuban di dalam rahim. Cairan ketuban ini berfungsi untuk melindungi janin dari gesekan dan benturan, menjaga suhu tetap hangat serta melatih sistem pernapasan janin.

Mendekati persalinan, biasanya ibu hamil akan mengalami pecahnya air ketuban. Ketika kantong ketuban pecah, biasanya diikuti dengan keluarnya cairan ketuban yang ditandai dengan rasa basah pada vagina dan perineum.

Beberapa ibu hamil juga mengalami keluarnya air ketuban secara perlahan atau merembes yang sering dianggap sebagai urine. Untuk memastikannya, tampung cairan ketuban terlebih dahulu lalu perhatikan warna, tekstur dan aromanya. Biasanya air ketuban tidak berbau menyengat seperti urine dan berwarna bening.

Baca Juga: Urine dan Air Ketuban, Bagaimana Membedakannya?

 

Air Ketuban Pecah Namun Belum Terjadi Kontraksi

Pecahnya air ketuban merupakan salah satu tanda persalinan semakin dekat. Akan tetapi, tidak semua ibu hamil bisa memulai persalinan setelah pecahnya ketuban karena belum ada tanda-tanda kontraksi.

Jika air ketuban pecah sebelum waktunya persalinan, kondisi ini dikenal dengan ketuban pecah dini atau premature rupture of membranes. Bila ketuban pecah dini terjadi ketika usia kehamilan kurang bulan, maka dokter akan memeriksa kandungan untuk memastikan tidak ada infeksi pada rahim lalu memberikan antibiotik. Dokter akan menunda persalinan untuk mematangkan paru-paru janin terlebih dahulu.

Apabila sudah memasuki waktu persalinan namun ibu hamil belum merasakan kontraksi, jangan panik. Ada beberapa penyebab mengapa ibu hamil yang mengalami pecah ketuban tidak segera mengalami kontraksi, yaitu:

  • Merupakan tahap awal persalinan. Lama persalinan rata-rata untuk persalinan pertama adalah sekitar 12 hingga 18 jam, jadi ibu hamil mungkin perlu beberapa saat hingga kontraksi terjadi.
  • Kontraksi mungkin sangat ringan sehingga terjadi tanpa tidak disadari. Seiring dengan berjalannya waktu, frekuensi dan intensitas kontraksi akan semakin terasa.

Dokter biasanya akan menyarankan ibu hamil untuk menunggu di rumah sambil menantikan tanda kontraksi selanjutnya. Pada kondisi ini ibu hamil dapat berisitirahat, makan makanan sedikit demi sedikit sebagai persiapan energi untuk melahirkan.

Perlu diketahui jika setelah ketuban pecah maka area vagina akan rentan mengalami infeksi. Untuk itu tidak dianjurkan melakukan beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko infeksi seperti berhubungan seks, berendam di dalam bathtube dan memasukkan benda asing ke dalam vagina. 

Jika setelah 24 jam belum juga muncul tanda-tanda kontraksi, dokter akan mempertimbangkan untuk memberikan stimulasi induksi secara alami. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain:

  • Memberikan stimulasi pada puting payudara atau pijat payudara menggunakan breast pump
  • Berjalan kaki
  • Pijat akupresur

Cara di atas dilakukan untuk merangsang keluarnya hormon oksitosin yang dapat membantu persalinan. Selain cara alami, dokter juga dapat melakukan proses induksi dengan memberikan infus sintesis oksitosin untuk merangsang terjadinya persalinan.

 

Pecahnya air ketuban biasanya merupakan tanda mendekati persalinan. Namun jika Anda mengalami pecah ketuban tanpa terjadinya kontraksi, sebaiknya Anda perlu waspada namun jangan panik terlebih dahulu.

Segera periksakan ke dokter jika terjadi pecah ketuban pada usia kehamilan sebelum 37 minggu untuk memeriksa kemungkinan risiko terjadinya ketuban pecah dini.

Apabila terjadi pecah ketuban mendekati waktu persalinan, maka istirahatlah dan amati tanda kontraksi selanjutnya. Bila lebih dari 24 jam setelah ketuban pecah belum juga terdapat tanda-tanda kontraksi, maka sebaiknya periksakan ke dokter.

 

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Senin, 10 Juli 2023 | 13:25

Smith-Garcia, D. (2021). My Water Broke, but I’m Not Having Contractions — What Now?. Available from: https://www.healthline.com/health/pregnancy/water-breaks-no-contractions

Marcin. A. (2020). How Long After Your Water Breaks Do You Have to Deliver?. Available from: https://www.healthline.com/health/pregnancy/after-water-breaks-how-long-baby-can-survive#what-usually-happens-next

Cleveland Clinic. Water Breaking. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/24382-water-breaking

Mayo Clinic. Water breaking: Understand this sign of labor. Available from: https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/labor-and-delivery/in-depth/water-breaking/art-20044142#