Perdarahan postpartum atau perdarahan pasca persalinan adalah salah satu komplikasi kehamilan yang dapat dialami setiap ibu hamil. Pada kasus yang berat, perdarahan postpartum dapat menyebabkan kematian. Kondisi ini lebih sering terjadi pada persalinan dengan operasi caesar. Simak artikel berikut untuk mengetahui penyebab dan faktor risiko terjadinya perdarahan postpartum.
Apa Itu Perdarahan Postpartum?
Perdarahan postpartum adalah perdarahan hebat atau berlebihan yang terjadi setelah proses persalinan. Ketika ibu sudah melahirkan bayi, otot rahim akan berkontraksi untuk mengeluarkan plasenta yang menempel pada dinding rahim serta menghentikan perdarahan yang terjadi. Jika kontraksi rahim tidak cukup kuat untuk mendorong plasenta keluar dari rahim, kondisi ini bisa memicu terjadinya perdarahan. Kondisi ini juga dapat dialami pada sebagian kecil jaringan plasenta yang tetap menempel dalam rahim.
Anda dikatakan mengalami perdarahan postpartum jika mengalami perdarahan sebanyak 500 ml atau lebih dalam 24 jam pertama setelah melahirkan. Apabila perdarahan sangat hebat hingga lebih dari 1000 ml, kondisi ini bersifat serius dan memerlukan penanganan segera.
Dilansir dari Cleveland Clinic, perdarahan postpartum dapat terjadi pada rentang waktu 24 jam hingga 12 minggu setelah persalinan. Semakin dini perdarahan dapat dideteksi dan ditangani maka risiko komplikasi lainnya bisa diminimalisir.
Baca Juga: Perubahan Menstruasi Setelah Melahirkan, Normalkah?
Penyebab Perdarahan Postpartum
Penyebab utama perdarahan postpartum adalah ketidakmampuan otot rahim untuk berkontraksi dengan baik setelah bayi lahir untuk mengeluarkan plasenta. Kondisi ini dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kondisi rahim, plasenta, kondisi kehamilan dan masalah kesehatan lainnya yang dialami oleh ibu.
Beberapa faktor risiko penyebab terjadinya perdarahan postpartum antara lain:
- Retensio plasenta, di mana plasenta tertahan di dalam rahim setelah melahirkan
- Plasenta tumbuh melekat terlalu dalam di dinding rahim
- Adanya cedera pada jalan lahir
- Gangguan pembekuan darah
- Memiliki tekanan darah tinggi yang bisa memicu preeklampsia
- Hamil bayi kembar
- Ukuran bayi besar
- Adanya masalah pada plasenta bayi
- Pernah mengalami perdarahan pasca persalinan di kehamilan sebelumnya
- Persalinan menggunakan forceps atau ekstraksi vakum
Jika Anda memiliki riwayat di atas dan merasakan gejala perdarahan postpartum seperti merasa pusing dan sakit kepala, mengalami perdarahan yang tidak kunjung berhenti, dan peningkatan detak jantung, maka sebaiknya segera lapor ke bidan atau dokter untuk mendapatkan penanganan segera.
Baca Juga: Masalah-Masalah yang Dapat Terjadi Selama Menyusui
Penanganan Perdarahan Postpartum
Penanganan perdarahan pospartum berbeda-beda, tergantung dari penyebab perdarahan yang dialami. Penanganan perdarahan postpartum ringan dapat berupa memberi pijatan pada rahim. Namun jika kondisi perdarahan cukup parah, dokter dapat merekomendasikan pemberian transfusi darah hingga melakukan operasi.
Beberapa penanganan perdarahan postpartum antara lain:
Memberikan pijatan pada rahim
Pijatan pada rahim dapat memicu kontraksi pada dinding rahim. Diharapkan kontraksi otot rahim bisa membantu plasenta keluar lebih mudah dan menghentikan perdarahan yang terjadi.
Pemberian obat-obatan
Dokter juga dapat memberikan obat-obatan untuk menstimulasi kontraksi pada rahim. Selain itu, bila ibu kehilangan terlalu banyak darah atau cairan, mereka bisa mendapat infus atau produk darah yang diberikan dengan cepat melalui pembuluh darah vena. Obat-obatan yang paling banyak digunakan adalah oksitosin.
Prosedur kuretase
Pengobatan ini menjadi salah satu pilihan prosedur bedah bila metode terapi lainnya gagal untuk mengontrol perdarahan. Pada prosedur ini, pasien akan dibius dan dokter akan mengeluarkan plasenta serta jaringan sisa dari dalam rahim.
Histerektomi
Histerektomi adalah prosedur pembedahan yang bisa dilakukan untuk mengangkat rahim. Dokter dapat merekomendasikan prosedur ini pada kondisi medis tertentu jika metode penanganan lainnya tidak berhasil.
Perdarahan postpartum adalah komplikasi kehamilan yang dapat terjadi pada metode persalinan apa pun. Untuk mencegah terjadinya perdarahan postpartum Anda dapat melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Apabila Anda memiliki pertanyaan seputar kehamilan, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter atau menggunakan layanan konsultasi yang terdapat dalam aplikasi Ai Care.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma