Melatih anak untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut bisa dilakukan sejak usia dini. Semakin dini Anda membiasakan si kecil merawat kebersihan gigi dan mulutnya maka kebiasaan tersebut akan terbawa hingga dewasa. Lalu, mulai kapan sebaiknya menyikat gigi anak?

Kapan Anak Mulai Menyikat Gigi?

Gigi anak pertama kali muncul ketika si kecil menginjak usia 4-6 bulan. Setelah itu gigi akan muncul secara bertahap hingga lengkap di usia 2-4 tahun. Namun, para ahli menyarankan orang tua untuk menjaga kesehatan mulut si kecil bahkan sejak sebelum gigi pertama tumbuh.

Meskipun belum memiliki gigi, Anda dapat membersihkan gusi bayi dengan cara mengambil waslap atau kain kasa steril yang dililitkan ke jari telunjuk lalu dicelupkan ke air hangat. Setelah itu, usapkan waslap atau kasa tersebut ke gusi setidaknya 2 kali sehari.

Anda dapat membersihkan rongga mulut bayi setelah minum ASI atau sebelum tidur. Cara ini juga dapat membantu membersihkan mulut dari sisa ASI yang dapat menyebabkan gigi berlubang.

Baru ketika gigi bayi sudah mulai tumbuh, Anda bisa mulai menyikat gigi bayi menggunakan sikat gigi. Pilih sikat gigi khusus bayi yang memiliki kepala sikat mungil dan bulu sikat halus. Jika si kecil merasa tidak nyaman dengan sikat gigi, Anda bisa menggunakan waslap atau kasa untuk sementara.

Setelah anak terbiasa dengan rutinitas sikat gigi, Anda bisa mengenalkan sikat gigi dengan kepala silikon yang lembut atau sikat gigi dengan bulu halus. 

Kapan Anak Bisa Mulai Menggunakan Pasta Gigi?

Dilansir dari Healthline, Anda bisa menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride ketika menyikat gigi anak. Kandungan fluoride efektif untuk mencegah gigi berlubang pada anak. Menurut panduan American Academy of Pediatrics (AAP), Anda dapat menggunakan pasta gigi berfluoride sejak gigi pertma si kecil muncul.

Untuk bayi atau anak yang berusia di bawah 3 tahun sebaiknya menggunakan pasta gigi berfluoride seukuran butiran beras. Sedangkan untuk anak yang berusia 3-5 tahun bisa menggunakan pasta gigi seukuran biji kacang polong.

Anak usia balita terkadang belum mahir untuk berkumur dan meludahkan pasta gigi. Karenanya, anak-anak memiliki risiko menelan pasta gigi berfluoride. Meskipun berada dalam takaran yang aman, namun jika menelan pasta gigi lebih dari yang dianjurkan hal ini dapat mengganggu pencernaan si kecil.

Untuk itu, setiap menyikat gigi selalu awasi anak dan dorong ia agar mau belajar berkumur dan meludahkan sisa pasta gigi di mulutnya.

Tips Mencegah Kerusakan Gigi pada Anak

Salah satu cara mencegah kerusakan gigi pada anak adalah dengan membiasakan menyikat gigi dengan benar sejak usia dini. Biasakan untuk mengajarkan anak menyikat gigi selama 2 menit, 2 kali sehari.

Ketika anak sudah mulai makan padat, ajarkan untuk menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur. Hindari memberikan susu botol atau susu formula sebagai pengantar tidur karena sisa susu yang menempel pada gigi dapat menyebabkan gigi berlubang.

Jika anak terbiasa minum susu sebagai pengantar tidur, biasakan anak untuk menghabiskan susu sebelum anak tertidur. Selain itu, hindari memberikan makanan yang mengandung pemanis buatan. Lakukan pemeriksaan gigi secara rutin setiap 6 bulan sekali ke dokter gigi untuk memantau kondisi kesehatan gigi dan mulut anak.

Membiasakan untuk membersihkan gigi dan mulut anak bisa dilakukan sejak gigi anak belum tumbuh. Keterampilan menyikat gigi adalah kemampuan yang membutuhkan latihan terus menerus. Karenanya, terus latih anak untuk menyikat anak hingga ia mampu menyikat gigi secara mandiri.

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!