Penyakit batu empedu adalah terbentuknya endapan cairan sisa pencernaan yang terbentuk di dalam kantung empedu. Batu empedu yang berukuran kecil umumnya dapat keluar dengan sendirinya saat buang air besar (BAB). Namun jika batu empedu terus terbentuk dan tidak mendapat penanganan dengan tepat, hal ini dapat menimbulkan peradangan yang menyebabkan kantung empedu perlu diangkat.
Penyebab Batu Empedu
Batu empedu atau yang dikenal dengan istilah kolelitiasis adalah kondisi terbentuknya batu di dalam kantung empedu. Pada salah satu bagian hati terdapat kantung empedu yang berfungsi menyimpan cairan empedu. Cairan ini digunakan untuk mencerna makanan terutama lemak.
Selama belum digunakan, cairan empedu akan disimpan dalam kantung empedu. Ketika mulai mencerna makanan, cairan empedu akan dilepaskan ke saluran pencernaan. Apabila terjadi ketidakseimbagan komponen dan gangguan pengeluaran cairan empedu, maka cairan empedu ini akan menjadi batu. Selain itu penumpukan kolesterol dan kelebihan bilirubin juga dapat menyebabkan terbentuknya batu empedu.
Pada kasus ringan, batu empedu tidak membutuhkan penanganan khusus. Dokter dapat memberikan obat-obatan penghancur batu empedu untuk mengeluarkan batu empedu bersama dengan tinja. Namun jika kondisi batu empedu cukup parah dan kantung empedu tidak dapat berfungsi optimal serta menimbulkan rasa sakit, maka dokter dapat menyarankan untuk operasi batu empedu.
Apa yang Terjadi Setelah Kantung Empedu Diangkat?
Setelah kantung empedu diangkat, Anda tetap dapat menjalani kehidupan yang normal. Organ hati tetap akan membuat empedu untuk memproses makanan. Namun cairan empedu tersebut tidak akan disimpan sementara di kantung empedu, melainkan terus menetes ke sistem pencernaan Anda.
Usai menjalani operasi pengangkatan kantung empedu, beberapa orang masih memiliki risiko mengalami gejala batu empedu. Kambuhnya batu empedu ini dialami oleh sekitar 24% pasien yang sudah menjalani operasi pengangkatan kantung empedu.
Gejala yang muncul ketika batu empedu kambuh mirip dengan gejala ketika batu empedu muncul pertama kali. Beberapa gejala yang dirasakan antara lain nyeri di sisi kanan atas perut di bawah rusuk, dengan rasa sakit yang dapat berkembang menjadi sangat intens.
Rasa nyeri ini dapat berlangsung 1-5 jam sebelum menghilang. Selain keluhan tersebut, gejala yang dapat muncul antara lain demam, detak jantung berdebar, dan urine berwarna gelap.
Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Faktor genetik. Orang yang memiliki riwayat genetik mengalami masalah empedu cenderung berisiko lebih tinggi mengalami masalah batu empedu.
- Kelebihan berat badan. Kelebihan berat badan utamanya disebabkan oleh tingginya konsumsi lemak. Banyaknya konsumsi lemak dapat membuat produksi cairan empedu lebih banyak.
- Tingginya kadar kolesterol. Kolesterol tinggi membuat cairan empedu lebih sulit memecah kelebihan kolesterol sehingga tidak bisa dikeluarkan melalui urine dan mengendap di saluran empedu.
Pencegahan Batu Empedu Kambuh
Batu empedu dapat kambuh kembali meskipun Anda sudah melakukan pengangkatan kantung empedu. Untuk mencegah batu empedu kambuh, Anda dianjurkan menerapkan gaya hidup sehat seperti:
- Menerapkan diet sehat seperti memperbanyak buah-buahan dan sayuran, mengonsumsi gandum utuh dan kacang-kacangan
- Mengurangi makanan berlemak
- Mengurangi konsumsi alkohol
- Menjaga berat badan tetap ideal
Batu empedu yang ditangani dengan tepat umumnya tidak berbahaya dan tidak berkembang. Untuk itu, jika Anda mengalami gejala batu empedu sebaiknya segera periksakan ke dokter agar mendapat penanganan yang sesuai.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina
Mayo Clinic. Gallstones. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gallstones/symptoms-causes/syc-20354214
Zakko. S. (2022). Patient education: Gallstones (Beyond the Basics). Available from: https://www.uptodate.com/contents/gallstones-beyond-the-basics
NHS. Prevention. Available from: https://www.nhs.uk/conditions/gallstones/prevention/