Istilah emotional eating merujuk pada kebiasaan makan untuk mengatasi perasaan atau emosi tertentu, seperti stres, kecemasan, kebosanan, atau bahkan kebahagiaan. Jika tidak dikelola dengan baik, emotional eating dapat memberikan dampak pada kesehatan fisik dan mental.
Ketahui lebih lanjut apa saja dampak emotional eating dan cara yang direkomendasikan untuk menghentikannya.
Apa itu Emotional Eating?
Emotional eating atau lapar emosional berbeda dengan lapar fisik. Lapar emosional biasanya muncul secara mendadak dan sering kali menginginkan makanan tertentu secara spesifik, sementara lapar fisik berkembang secara bertahap.
Lapar emosional biasanya muncul ketika tubuh merasa stres, bosan, atau sedang berbahagia. Dengan lapar emosional, Anda mungkin tidak merasa puas walaupun sudah makan dalam jumlah banyak.
Baca Juga: Ini Penyebab Orang Mudah Marah dan Uring-Uringan saat Lapar
Dampak Emotional Eating
Emotional eating dapat berdampak negatif bagi kesehatan, di antaranya:
Penambahan berat badan dan obesitas
Saat mengalami emotional eating, Anda cenderung mendambakan makanan tinggi kalori namun rendah nutrisi, seperti makanan cepat saji, permen, atau keripik. Jika kebiasaan ini terus berlanjut, tubuh akan mengalami surplus kalori, yang akhirnya dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
Dalam jangka panjang, kebiasaan emotional eating dapat meningkatkan risiko obesitas serta berbagai penyakit terkait, seperti diabetes tipe 2, hipertensi, dan penyakit jantung.
Gangguan pola makan
Emotional eating bisa berkembang menjadi gangguan pola makan seperti binge eating disorder, di mana Anda makan dalam jumlah besar secara tidak terkendali. Binge eating disorder sering disertai dengan perasaan bersalah, malu, dan kehilangan kontrol, yang justru dapat memperburuk stres dan memicu terjadinya emotional eating berulang.
Dampak psikologis
Meskipun sudah makan dalam jumlah banyak, emotional eating sering kali meninggalkan rasa bersalah dan penyesalan. Kondisi ini juga dapat memperburuk masalah emosional yang mendasarinya serta menciptakan lingkaran setan yang sulit dihentikan.
Hubungan makanan yang tidak sehat
Emotional eating dapat membuat Anda kehilangan kemampuan untuk mengenali sinyal lapar dan kenyang alami tubuh. Akibatnya, hubungan dengan makanan menjadi tidak sehat, dan Anda tidak lagi melihat makanan sebagai sumber nutrisi, melainkan sebagai cara untuk mengatasi masalah emosional.
Baca Juga: Ini Penyebab Masih Tetap Lapar Setelah Makan Banyak
Cara Menghentikan Emotional Eating
Mengatasi emotional eating membutuhkan kesadaran, strategi yang tepat, dan juga kerja sama dengan keluarga atau orang terdekat. Berikut adalah beberapa langkah yang direkomendasikan:
Mengenali pemicu emosi
Langkah pertama adalah mengenali pemicu emotional eating. Dengan memahami pola tersebut, Anda dapat mencari cara lain untuk mengatasi emosi yang muncul tanpa harus mengandalkan makanan.
Menemukan alternatif mengelola emosi
Alih-alih makan, coba cari cara yang lebih sehat untuk mengatasi emosi, seperti berolahraga, meditasi, atau menjalani hobi yang disenangi.
Mengubah lingkungan
Menyediakan makanan ringan tidak sehat dapat mendukung emotional eating. Cobalah mengganti camilan di rumah dengan makanan sehat seperti buah, kacang-kacangan, atau yoghurt rendah lemak. Selain itu, hindari makan di depan layar televisi atau ponsel, karena dapat membuat Anda tidak dapat mengontrol porsi makanan yang dikonsumsi.
Latih mindful eating
Mindful eating merupakan teknik makan dengan penuh kesadaran. Dengan teknik ini, Anda bisa fokus sepenuhnya pada makanan, termasuk rasa, tekstur, dan aroma makanan. Teknik ini membantu mengenali apakah Anda benar-benar lapar atau hanya makan karena emosi.
Jika emotional eating sulit dikendalikan, Anda mungkin perlu mempertimbangkan untuk mencari bantuan profesional seperti ahli gizi, dokter, atau psikolog. Mereka dapat membantu Anda memahami akar permasalahan serta memberikan strategi yang lebih efektif untuk mengatasi kebiasaan ini.
Memiliki pertanyaan lain seputar emotional eating? Anda bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan pada aplikasi Ai Care dengan mengunduh aplikasinya melalui App Store atau Play Store.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!
- dr Nadia Opmalina
Carly Werner, RD and Aline Dias (2022). Emotional Eating: What You Should Know. Available from: https://www.healthline.com/health/emotional-eating
University of Rochester Medical Center. Emotional Eating: How to Cope. Available from: https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content?ContentTypeID=1&ContentID=4517
Nationwide Children's. Emotional Eating: How to Cope. Available from: https://www.nationwidechildrens.org/family-resources-education/family-resources-library/emotional-eating-how-to-cope
Antonios Dakanalis, et all (2023). The Association of Emotional Eating with Overweight/Obesity, Depression, Anxiety/Stress, and Dietary Patterns: A Review of the Current Clinical Evidence. Available from: https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10005347/
Cleveland Clinic (2021). What Is Emotional Eating?. Available from: https://health.clevelandclinic.org/emotional-eating
Harvard TH Chan (2020). Mindful Eating Available from: https://nutritionsource.hsph.harvard.edu/mindful-eating/