Definisi
Konjungtivitis atau peradangan pada selaput bening mata merupakan penyebab mata merah yang paling banyak terjadi. Konjungtivitis dapat menyerang siapa saja dari berbagai usia. Sekitar 75% dari kasus keseluruhan kasus konjungtivitis merupakan konjungtivitis akibat infeksi, salah satunya disebabkan oleh virus. Konjungtivitis yang disebabkan oleh virus bersifat sangat menular dari kontak tidak langsung dari benda-benda yang terkontaminasi oleh virus, seperti air mata, lendir atau sekret mata, tangan yang terkontaminasi, tisu, dan lain-lain.
Penyebab
Virus yang dapat menyebabkan konjungtivitis adalah sebagai berikut:
- Adenovirus (90% dari kasus konjungtivitis virus)
- Virus Rubella
- Virus Rubeola
- Virus herpes, meliputi:
- Herpes simplex virus (1.3–4.8% kasus konjungtivitis virus)
- Varicella-zoster virus
- Epstein-Barr virus
- COVID-19 dapat menimbulkan gejala kedua mata kemerahan, berair, disertai dengan gejala sistemik lainnya
Faktor Risiko
Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko untuk mengalami konjungtivitis virus, antara lain:
- Higienitas pribadi yang buruk
- Tidak menggunakan lensa kontak dengan baik
- Tinggal di lingkungan yang padat atau berada pada tempat yang ramai (sekolah, kantor)
- Memiliki riwayat penyakit mata lainnya, seperti mata kering, blefaritis
- Baru menjalani operasi mata
- Memiliki sistem imun yang rendah
- Menggunakan pengobatan mata jangka panjang
Gejala
Gejala konjungtivitis pada dewasa umumnya dapat hilang dengan sendirinya, yang artinya tidak memerlukan pengobatan antibiotik. Pengobatan antivirus dapat digunakan untuk mengobati tipe konjungtivitis yang lebih berat, seperti konjungtivitis virus yang disebabkan oleh virus herpes simplex atau varicella-zoster. Apabila Anda mengalami konjungtivitis virus, Anda akan mengalami gejala berikut:
- Mata merah, terutama pada kelopak mata sisi dalam dan bagian putih pada mata
- Mata bengkak
- Lebih banyak air mata dibandingkan biasa
- Terdapat lendir atau sekret yang kental dan lengket, terutama setelah bangun tidur. Hal ini dapat menyebabkan kelopak mata Anda menempel pada pagi hari
- Lebih sensitif terhadap cahaya
- Mata tidak nyaman, seperti ada benda asing
- Pembengkakan kelenjar pada leher
Selain gejala khas konjungtivitis, konjungtivitis virus dapat menyebabkan gejala berikut:
- Gejala infeksi saluran napas atas, selesma atau flu.
- Demam faringokonjungtival–kumpulan gejala di mana terdapat mata merah berair, demam, sakit tenggorokan yang umumnya disebabkan oleh adenovirus tipe 3, 4, dan 7.
- Keratokonjungtivitis–infeksi yang lebih luas dari konjungtivitis dan sudah melibatkan kornea, umumnya disebabkan oleh adenovirus tipe 8, 19, dan 37.
- Konjungtivitis herpetik–tipe konjungtivitis yang disebabkan oleh herpes simplex virus. Pada kondisi ini, terdapat melenting di sekitar mata yang sangat nyeri dan umumnya hanya melibatkan satu mata.
- Rubella dan rubeola–dapat menyebabkan ruam, demam, dan batuk.
Gejala dapat terjadi selama 4–7 hari dan dapat hilang dengan sendirinya. Karena konjungtivitis virus sangat mudah menular, Anda perlu memperhatikan kebersihan diri agar tidak menyebarkan pada orang lain.
Diagnosis
Jika Anda mengalami konjungtivitis, Dokter akan membedakan mikroorganisme yang menyebabkan konjungtivitis tersebut. Diagnosis ini dapat ditegakkan hanya dengan pemeriksaan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang lanjutan jarang dibutuhkan. Jika Anda mengeluhkan pandangan yang semakin buram, Dokter Anda dapat melakukan pemeriksaan fluorescein untuk melihat apakah terdapat defek pada kornea Anda. Pada kondisi yang tidak membaik lebih dari 4 minggu, pemeriksaan laboratorium akan dilakukan.
Tatalaksana
Terapi Medis
Umumnya konjungtivitis virus tidak memerlukan pengobatan apapun. Antibiotik tidak memiliki efek apapun pada konjungtivitis virus. Pada kondisi konjungtivitis virus yang berat, dokter Anda dapat meresepkan kortikosteroid tetes untuk meredakan gejala. Pada konjungtivitis virus yang disebabkan oleh virus herpes atau virus varicella-zoster, dokter Anda dapat meresepkan antivirus. Antivirus tidak memberikan efek yang lebih baik pada jenis konjungtivitis virus yang lainnya.
Perawatan Diri di Rumah
- Untuk meredakan gejala, lakukan kompres dingin atau hangat pada mata. Basahi kain dengan air, kemudian tempelkan pada mata secara perlahan dalam kondisi mata tertutup. Jangan tekan mata Anda agar tidak semakin nyeri. Jika Anda hanya mengalami konjungtivitis virus pada salah satu mata, jangan kompres mata sehat Anda dengan kain yang sama karena dapat tertular. Kompres selama 10-15 menit 3 kali sehari. Pastikan tidak ada orang lain yang menggunakan kain tersebut.
- Gunakan air mata buatan yang dijual di apotek terdekat untuk membantu lubrikasi mata Anda.
- Jangan menggunakan lensa kontak hingga Anda benar-benar sembuh. Anda mungkin perlu mengganti lensa kontak Anda karena virus dapat menempel pada lensa kontak tersebut dan dapat menginfeksi Anda kembali.
Komplikasi
Konjungtivitis virus umumnya dapat sembuh sendiri dalam 1-2 minggu tanpa komplikasi apapun. Pada kasus yang lebih berat, seperti yang disebabkan oleh varicella zoster atau herpes zoster, konjungtivitis virus dapat menyebabkan kerusakan pada kornea hingga kebutaan. Pada kondisi yang lebih berat, konjungtivitis alergi dapat menyebabkan keratitis, di mana terdapat keterlibatan kornea yang dapat mengganggu penglihatan.
Pencegahan
Pencegahan konjungtivitis virus terutama untuk mencegah penularan. Anda dapat melakukan hal berikut ini:
- Rutin mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer selama minimal 20 detik, terutama setelah dan sebelum menyentuh mata (membersihkan mata, meneteskan obat mata).
- Hindari menyentuh mata.
- Hindari menggunakan handuk, sprei, dan baju bersama dengan orang lain karena virus dapat menyebar melalui kontak dengan barang-barang yang Anda sentuh.
- Sebisa mungkin, tidak masuk sekolah atau kantor untuk beberapa hari agar tidak menularkan pada rekan Anda.
- Hindari berenang di kolam renang umum.
- Cuci dan ganti handuk serta sprei Anda setelah digunakan.
Kapan harus ke dokter?
Umumnya, konjungtivitis virus akan menghilang seiring dengan peningkatan kekebalan tubuh dan penanganan mandiri. Namun, jika gejala Anda tidak membaik dalam 2–4 minggu, mata terasa nyeri, demam, penurunan penglihatan periksakan diri Anda ke fasilitas kesehatan terdekat.
Untuk mendapat informasi lainnya seputar penyakit mata, Anda bisa mengunjungi halaman ini ya!
- dr Ayu Munawaroh, MKK
Conjunctivitis Information for Clinicians | CDC. (2021). Retrieved 31 October 2021, from https://www.cdc.gov/conjunctivitis/clinical.html#viral.
Bagum, J. (2021). Pink Eye (Conjunctivitis). Retrieved 31 October 2021, from https://www.webmd.com/eye-health/eye-health-conjunctivitis.
Scott, IU. (2021). Viral Conjunctivitis (Pink Eye): Practice Essentials, Background, Etiology. Retrieved 31 October 2021, from https://emedicine.medscape.com/article/1191370-overview#a1.
How to Get Rid of Pinkeye. (2021). Retrieved 31 October 2021, from https://www.webmd.com/eye-health/pinkeye-home-care.