• Beranda
  • Nutrisi
  • Makanan yang Sebaiknya Dihindari saat Mengalami Tukak Lambung

Makanan yang Sebaiknya Dihindari saat Mengalami Tukak Lambung

Makanan yang Sebaiknya Dihindari saat Mengalami Tukak Lambung
Ilustrasi pola makan. Credit: Freepik

Bagikan :


Tukak lambung adalah kondisi di mana lambung mengalami luka atau ulkus. Kondisi ini menyebakan pengidapnya mengalami gangguan pencernaan seperti perut kembung, nyeri ulu hati, dan mual. Menghindari jenis makanan tertentu dapat membantu mengendalikan gejala dan mempercepat penyembuhan.

 

Apa Itu Tukak Lambung?

Tukak lambung adalah luka terbuka pada lapisan lambung yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Kondisi ini merupakan pemicu terjadinya nyeri lambung yang bisa dirasakan dari titik tertentu. Jika ditangani dengan tepat, tukak lambung dapat sembuh dalam waktu singkat, namun jika tidak ditangani dengan tepat tukak lambung dapat mengikis dinding lambung hingga menyebabkan lambung berlubang.

Tukak lambung terkadang tidak menimbulkan gejala yang jelas sehingga beberapa orang tidak menyadari ia mengalami tukak lambung. Beberapa gejala yang dapat muncul pada tukak lambung antara lain:

  • Nyeri ulu hati
  • Perut terasa begah
  • Kenyang sesaat setelah mulai makan dan atau setelah makan
  • Refluks asam lambung
  • Mual dan muntah
  • Kembung
  • Bersendawa

Baca Juga: Tukak Lambung Kronis, Kenali Gejala dan Penanganannya

 

Makanan yang Dihindari saat Mengalami Tukak Lambung

Tukak lambung menyebabkan luka pada lapisan lambung dan saluran pencernaan lainnya seperti kerongkongan atau usus halus.  Beberapa jenis makanan dapat mengiritasi lambung sehingga memperparah tukak lambung.

Makanan yang sebaiknya dihindari saat mengalami tukak lambung antara lain: 

  • Alkohol: Minuman beralkohol seperti bir, anggur, dan minuman keras lainnya dapat memicu radang dan iritasi pada lapisan lambung sehingga memperparah luka. 
  • Susu: Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa susu dapat meningkatkan produksi asam lambung, jadi sebaiknya hindari susu ketika asam lambung meningkat.
  • Makanan yang digoreng: Makanan yang digoreng dalam minyak pada suhu tinggi mengandung lemak tinggi yang dapat memperburuk tukak lambung dan mengganggu lapisan pelindung alami saluran pencernaan. Hindari semua bentuk gorengan termasuk keripik kentang dan makanan berminyak lainnya.
  • Makanan asam: Makanan yang bersifat asam dapat meningkatkan produksi asam lambung pada tubuh. Beberapa makanan asam yang sebaiknya dihindari antara lain tomat, jeruk, dan lemon.
  • Makanan olahan: Makanan yang diproses secara berlebihan serta mengandung lemak, garam, dan gula yang tinggi dapat memicu produksi asam lambung berlebihan sehingga memicu iritasi pada lambung.
  • Makanan pedas: Pertimbangkan untuk menghindari apa pun yang "pedas," seperti cabai, lobak, lada hitam, dan saus serta bumbu yang mengandungnya.
  • Daging tertentu: Hindari daging yang mengandung banyak bumbu, termasuk daging olahan, sosis, dan protein hewani yang digoreng atau berlemak.
  • Cokelat: Cokelat dapat meningkatkan produksi asam lambung, dan beberapa orang merasa bahwa cokelat memicu gejala refluks.

Baca Juga: Polip Lambung: Jenis, Gejala dan Penyebabnya

 

Penanganan Tukak Lambung

Penanganan tukak lambung perlu disesuaikan dengan penyebabnya. Jika tukak lambung disebabkan oleh infeksi bakteri H. pylori, maka penanganan terbaik adalah dengan mengonsumsi antibiotik. Dokter juga dapat meresepkan pengobatan lainnya untuk mengurangi tingkat asam di lambung dan melindungi lapisan lambung dari luka yang lebih parah.

Penanganan lain yang direkomendasikan adalah dengan menghindari konsumsi makanan dan minuman yang memperparah kondisi tukak lambung serta berhenti merokok dan konsumsi alkohol. Jika asam lambung tidak segera membaik dan diikuti dengan gejala lain seperti nyeri perut, munculnya darah dalam tinja, muntah darah, hingga pucat atau pingsan sebaiknya segera periksakan ke rumah sakit. 

 

Tukak lambung terkadang tidak menunjukkan gejala yang khas sehingga banyak orang terlambat menyadarinya. Jika Anda mengalami gejala tukak lambung sebaiknya periksakan ke dokter atau manfaatkan fitur konsultasi yang terdapat pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh di App Store dan Play Store. 

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Selasa, 17 September 2024 | 14:01