Normalkah Jika Mata Sering Berkedip?

Normalkah Jika Mata Sering Berkedip?
Ilustrasi mata sering berkedip. Credit:

Bagikan :


Mata berkedip adalah hal yang normal. Saat mata berkedip, mata akan membersihkan diri dari partikel yang masuk ke bola mata. Berkedip juga merupakan cara untuk membasahi mata agar mata tidak kering. Pada kondisi tertentu, seseorang dapat mengalami mata berkedip berlebihan. Apa penyebab mata berkedip terlalu sering? Simak dalam artikel berikut.

 

Penyebab Mata Berkedip Berlebihan

Berkedip adalah gerakan yang bisa dilakukan secara sadar maupun refleks. Gerakan berkedip bertujuan untuk membasahi mata dan menjadikan mata tetap bersih.

Seiring bertambahnya usia, jumlah kedipan Anda semakin bertambah. Bayi baru lahir umumnya berkedip sekitar 2 kali per menit. Menginjak remaja dan dewasa, seseorang dapat berkedip hingga 15 kali per menit.

Baca Juga: Sama-Sama Penglihatan Kabur, Ini Beda Mata Minus dan Mata Silinder

Sebenarnya tidak ada jumlah pasti bagaimana seseorang dikatakan berkedip berlebihan atau terlalu sering. Namun kondisi ini biasanya disebabkan oleh banyak hal, terutama adanya masalah pada permukaan mata. Berkedip berlebihan biasanya tidak disebabkan oleh hal serius dan mudah disembuhkan. Akan tetapi berkedip berlebihan juga bisa menandakan adanya gangguan pada saraf. 

Beberapa penyebab mata berkedip berlebihan antara lain:

Iritasi mata

Iritasi mata merupakan salah satu penyebab mata berkedip berlebihan. Penyebab iritasi mata yang menyebakan mata berkedip berlebihan antara lain:

  • Iritasi mata akibat asap atau benda asing di udara 
  • Mata kering
  • Goresan di bagian luar mata (abrasi kornea) atau cedera mata lainnya
  • Bulu mata tumbuh ke dalam (trikiasis)
  • Mata merah (konjungtivitis)
  • Radang iris (iritis)
  • Radang kelopak mata (blefaritis)

Mata lelah

Mata sering berkedip juga merupakan salah satu indikasi dari mata lelah. Mata lelah biasanya disebabkan oleh aktivitas mata yang terlalu lama fokus pada satu hal. Cahaya yang terlalu terang, terlalu lama fokus di depan komputer, dan membaca dalam waktu lama dapat menyebabkan mata lelah. 

Masalah penglihatan

Masalah penglihatan yang paling umum dapat diatasi dengan menggunakan lensa korektif (misalnya kacamata atau lensa kontak). Jenis gangguan penglihatan antara lain rabun jauh (miopia), rabun dekat (hiperopia), mata tua (presbiopia), dan mata juling (strabismus). 

Baca Juga: Penyebab Mata Perih dan Merah Setelah Menangis

Kelainan gerakan mata (distonia mata)

Kelainan gerakan mata yang paling umum meliputi:

  • Blefarospasme esensial jinak. Gangguan kontraksi otot kelopak mata yang menyebabkan mata berkedip atau kedutan terus-menerus. 
  • Sindrom Meige. Blefarospasme yang disertai kejang mulut dan rahang.

Gangguan neurologis

Beberapa gangguan neurologis dapat menyebabkan Anda berkedip berlebihan, di antaranya:

  • Penyakit Wilson: Kelainan akibat penumpukan tembaga di otak yang menyebabkan berbagai gangguan neurologis, salah satunya berkedip berlebihan, tremor, dan wajah menyeringai berlebihan. 
  • Multiple sclerosis: Kondisi ini memengaruhi sistem saraf pusat Anda. Gejala lain selain kedipan berlebihan termasuk masalah dengan penglihatan, keseimbangan, koordinasi, dan kemampuan untuk mengendalikan otot-otot.
  • Sindrom Tourette. Kondisi ini ditandai dengan tic, yaitu seseorang yang kerap melakukan gerakan dan vokal berulang yang tidak dapat dikendalikan. Ketika gerakan otot berada di sekitar mata, hal ini dapat menyebabkan kedipan berlebihan.

 

Bergantung pada penyebabnya, kedipan mata yang berlebihan pada kasus ringan dapat hilang dengan sendirinya. Namun untuk berkedip berlebihan yang disebabkan oleh gangguan saraf seperti sindrom Tourette atau multiple sclerosis, dokter akan merekomendasikan rangkaian pemeriksaan dan pengobatan yang sesuai dengan kondisi yang dialami pasien. 

Jika Anda mengalami gangguan berkedip yang dirasa tidak normal, sebaiknya periksakan ke dokter. Anda juga bisa memanfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store atau Play Store. 

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Jumat, 6 September 2024 | 05:16