• Beranda
  • Nutrisi
  • Fakta dan Mitos Seputar Madu yang Beredar di Masyarakat

Fakta dan Mitos Seputar Madu yang Beredar di Masyarakat

Fakta dan Mitos Seputar Madu yang Beredar di Masyarakat
Credit: Freepik

Bagikan :


Madu memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Tidak hanya sering digunakan sebagai pengganti gula, madu juga dipercaya meningkatkan daya tahan tubuh dan dapat digunakan untuk perawatan wajah. Banyaknya khasiat madu membuat madu bagai makanan wajib yang ada di setiap rumah. Namun, banyak mitos seputar madu yang beredar di masyarakat dan tak sepenuhnya benar. Apa saja mitos tersebut?

 

Mitos dan Fakta Seputar Madu 

1. Madu yang dikerumuni semut berarti madu palsu

Salah satu mitos yang paling banyak dipercaya di masyarakat adalah madu asli tidak akan dikerubungi semut. Cara ini kerap digunakan untuk menguji keaslian madu. Namun faktanya, kerumunan semut tidak dapat menjadi tolok ukur apakah sebuah madu asli atau tidak. Madu, baik madu asli maupun tidak, memiliki kandungan gula yang akan menarik semut dan serangga kecil lainnya. Untuk itu, madu yang dikerumuni semut tidak selalu berarti mengandung pemanis buatan.

2. Madu tidak boleh dipanaskan berlebihan

Banyak yang beranggapan bahwa madu tidak boleh dipanaskan karena akan menyebabkan terbentuknya senyawa racun. Dilansir dari Healthline, salah satu proses memanaskan madu memanaskan madu untuk memperpanjang masa penyimpanannya. Namun bila madu dipanaskan berlebihan, dapat menghilangkan sejumlah nutrisi, enzim dan kualitas madu. Memanaskan madu dalam suhu tinggi dapat merusak madu sehingga menimbulkan rasa sengit atau pahit. 

3. Madu tidak bisa basi

Di antara banyak keunggulan madu, banyak juga yang beranggapan bahwa madu adalah bahan murni dan alami sehingga tidak bisa basi. Anggapan ini tidak sepenuhnya salah, karena faktanya madu dalam bentuk yang paling alami terbukti tidak dapat basi. Namun madu jika disimpan dalam wadah yang tidak kedap udara, lembap dan dalam suhu terlalu dingin atau panas dapat menurun kualitasnya dan terkontaminasi. Kontaminasi ini yang terkadang membuat madu rusak sehingga tidak baik untuk dikonsumsi.

4. Madu yang alami adalah madu yang gelap

Saat memilih madu, banyak yang memilih madu dengan warna gelap karena dianggap merupakan madu asli tanpa pemanis buatan. Faktanya, warna madu berbeda-beda tergantung sumber bunga tempat lebah menghisap madu. Lebah dapat menghasilkan madu dari nektar yang dikumpulkan dari berbagai jenis tanaman. Nektar masing-masing tanaman pun memiliki warna dan tekstur yang berbeda. Inilah yang menyebabkan perbedaan warna pada madu. Namun, warna madu tidak dapat dijadikan patokan bahwa madu tersebut alami atau mengandung banyak pemanis buatan.

Meskipun demikian, dilansir dari Healthline, sebuah penelitian menyebutkan bahwa madu yang lebih gelap memiliki kandungan antioksidan yang lebih kaya dibanding madu berwarna terang.

5. Madu adalah gula paling aman untuk diabetes

Pengidap diabetes perlu mengurangi asupan gula harian untuk menjaga kadar gula darah. Sebagai alternatif, banyak yang menggantikan gula dengan madu sebagai pemanis karena madu terbuat dari bahan alami. Namun cara ini tidak sepenuhnya aman. Bagaimanapun, madu mengandung gula yang konsumsinya perlu dibatasi pengidap diabetes. Jika pengidap diabetes memiliki kadar gula darah yang tidak terkontrol maka tidak disarankan mengonsumsi madu dalam jumlah banyak setiap harinya.

Banyak mitos seputar madu yang beredar di masyarakat. Tentunya, tidak semua mitos tentang madu tersebut adalah benar. Setiap jenis madu memiliki kelebihan masing-masing, sehingga Anda dapat memilih madu sesuai kebutuhan. Jika Anda akan menggunakan madu sebagai pengganti gula pada pasien diabetes sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi.

 

Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Sabtu, 15 April 2023 | 00:24