Brand/Nama Lain
Nama dagang dari obat ini yang dapat ditemui di pasaran adalah Azol.
Cara Kerja
Obat ini bekerja dengan cara menghambat proses pelepasan hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari di otak. Hormon ini berperan dalam merangsang pertumbuhan jaringan rahim, indung telur dan payudara. Dengan dihambatnya pelepasan hormon ini, maka pertumbuhan jaringan rahim dan payudara yang berlebihan juga dapat terhambat. Selain itu, obat ini juga dapat meningkatkan pelepasan komplemen 4 (C4) dalam darah pasien yang mengalami angioedema herediter (kelainan pada sistem kekebalan tubuh yang diturunkan, menyebabkan pembengkakan di tubuh). Protein C4 ini berperan dalam mencegah terjadinya gejala bengkak pada tubuh yang dialami oleh pasien angioedema herediter.
Indikasi
Danazol digunakan untuk beberapa tujuan pengobatan yaitu:
- Endometriosis (jaringan rahim tumbuh diluar rahim)
- Angioedema herediter
- Pertumbuhan jaringan payudara berlebih (tumor jinak payudara)
Kontraindikasi
Terdapat beberapa kondisi medis dan kelompok orang yang tidak dapat menggunakan obat ini yaitu:
- Mengalami perdarahan pada organ reproduksi dan kelamin yang belum diketahui penyebab dan diagnosis penyakitnya
- Tumor yang dirangsang oleh hormon androgen (hormon laki-laki)
- Mengalami penyumbatan pembuluh darah akibat bekuan darah
- Gangguan jantung berat
- Ganggan organ ginjal dan hati
- Ibu hamil dan menyusui
Efek Samping
Efek samping yang sering terjadi setelah mendapatkan obat ini adalah:
- Mengalami jerawat
- Kulit berminyak
- Peningkatan berat badan
- Rambut rontok
- Pertumbuhan rambut tidak normal pada wanita
- Perubahan suara
- Mudah tersinggung
- Detak jantung cepat
- Kering pada daerah vagina
- Iritasi vagina
- Perubahan siklus mentruasi
Jika efek samping menetap atau dirasakan semakin memburuk, segera konsultasikan ke dokter.
Terdapat juga efek samping fatal yang dapat mengancam nyawa seperti terjadinya penyakit penyumbatan pada pembuluh darah akibat darah yang membeku, peradangan pembuluh darah dan stroke.
Sediaan
Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul 200 mg.
Dosis
Dosis obat bergantung dengan tujuan pengobatan seperti di bawah ini:
Endometriosis
Dosis obat sebesar 200-800 mg perhari yang terbagi menjadi 2-4 dosis. Dosis dapat mengalami perubahan sesuai dengan kondisi pasien. Lama pengobatan yaitu 3-6 bulan dan dapat diperpanjang menjadi 9 bulan jika dibutuhkan.
Tumor jinak payudara
Dosis awal 100-400 mg perhari dibagi menjadi 2 dosis. Dosis dapat disesuaikan bergantung dengan respon pasien. Lama terapi berkisar 3-6 bulan.
Angioedema herediter
Dosis awal obat 200 mg diminum 2-3 kali sehari. Jika membaik, maka dosis dapat diturunkan setengah dosis dengan jarak 1-3 bulan dari dosis pertama. Namun jika terjadi serangan mendadak ditengah pengobatan berlangsung maka dosis dapat dinaikan hingga 200 mg perhari.
Keamanan
Penggunaan obat ini dalam kehamilan masuk ke dalam kategori X. Artinya obat ini dapat menimbulkan dampak buruk pada janin hewan uji coba dan juga manusia. Oleh karena itu penggunaan obat ini pada ibu hamil atau wanita yang merencanakan kehamilan dan kemungkinan terjadinya kehamilan sangat dilarang.
Interaksi Obat
- Jika digunakan dengan obat pengencer darah (warfarin) dapat menyebabkan waktu pemeriksaan pembekuan darah memanjang
- Penggunaan bersama obat penurun kolesterol (simvastatin, atorvastin, lovastin) dapat meningkatkan risiko terjadinya kerusakan jaringan otot (seperti miopati/rabdomiolisis)
- Dapat meningkatkan konsentrasi beberapa obat dalam darah seperti obat antikejang (carbamazepin), obat penekan kekebalan tubuh (siklosporin) dan obat untuk mencegah reaksi penolakan transplantasi organ (tacrolimus).
Mau tahu informasi seputar obat-obatan lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina