Gangguan Mata yang Banyak Dialami Lansia

Gangguan Mata yang Banyak Dialami Lansia
Ilustrasi masalah penglihatan pada lansia. Credit: Freepik

Bagikan :


Seiring dengan bertambahnya usia, beberapa fungsi tubuh akan mengalami penurunan, termasuk salah satunya adalah fungsi penglihatan. Gangguan penglihatan pada lansia membutuhkan penanganan yang tepat untuk mengurangi risiko cedera akibat terjatuh. Apa saja jenis dan gejala gangguan penglihatan yang rentan dialami lansia? Simak ulasannya berikut ini.

 

Gangguan Mata yang Banyak Dialami Lansia

Mata tua (Presbiopia)

Salah satu gangguan mata yang umum dialami lansia adalah mata tua atau presbiopia. Mata tua terjadi akibat melemahnya otot-otot di sekitar lensa mata sehingga sulit untuk membiaskan cahaya tepat di retina.

Mata tua ditandai dengan kesulitan melihat objek dekat atau melihat tulisan dengan jelas. Penanganan mata tua bisa dilakukan dengan memakai kacamata baca dan lensa kontak.

Baca Juga: Ini Bahayanya Jika Anda Mengalami Glaukoma dan Mata Kering

Katarak

Normalnya lensa mata berwarna jernih, namun pada pengidap katarak lensa mata menjadi keruh akibat gangguan pemecahan protein pada lensa mata.

Bagi penderita katarak, melihat melalui lensa mata yang keruh akan terlihat seperti pandangan berembun. Penglihatan yang kabur akibat katarak akan menyulitkan aktivitas membaca, mengendarai kendaraan, mengoperasikan mesin, dan melihat ekspresi wajah seseorang.

Umumnya katarak berkembang secara perlahan dan tidak mengganggu penglihatan. Namun seiring waktu, katarak akan menebal dan memengaruhi penglihatan. Cara terbaik untuk mengatasi katarak adalah melalui pembedahan atau operasi katarak.

Glaukoma

Glaukoma adalah kerusakan saraf optik akibat penumpukan cairan di bola mata. Glaukoma bisa terjadi pada usia berapa pun, namun umumnya dialami oleh lansia. Jika tidak ditangani dengan tepat, glaukoma bisa menyebabkan kebutaan.

Glaukoma umumnya terjadi karena tingginya tekanan di bola mata. Peningkatan tekanan bola mata dapat terjadi secara bertahap sehingga penderitanya tidak sadar jika saraf mata telah mulai rusak.

Kerusakan saraf mata akibat glaukoma tidak dapat disembuhkan namun penggunaan obat tetes mata, obat oral, operasi serta pemeriksaan mata yang rutin dapat membantu mengatasi keluhan glaukoma.

Baca Juga: Jenis-Jenis Katarak yang Perlu Anda Ketahui

Degenerasi makula

Degenerasi makula adalah penurunan kemampuan penglihatan akibat bertambahnya usia. Kondisi ini sebagian besar dialami orang yang berusia di atas 50 tahun.

Seiring bertambahnya usia, kepekaan retina terhadap cahaya menurun akibat hilangnya sel, berkurangnya suplai darah, atau perubahan jaringan. Orang yang mengalami degenerasi makula mengalami gangguan penglihatan sentral sehingga sulit membaca, menulis, atau berkendara. 

Hingga saat ini belum ada obat untuk degenerasi makula. Mendeteksi kondisi ini sejak dini dan memulai pengobatan dapat meemperlambat perkembangan penyakit dan meredakan gejala. Bergantung pada jenis penyakitnya, pengobatan degenerasi makula mencakup suplemen nutrisi, obat-obatan, terapi fotodinamik (PDT), dan terapi laser.

Retinopati diabetik

Retinopati diabetik adalah gangguan retina yang banyak dialami pengidap diabetes. Tingginya kadar gula darah menyebabkan pembuluh darah retina bengkak dan bocor, atau pembuluuh darah menutup dan menghambat aliran darah. Terkadang, pembuluh darah baru juga dapat tumbuh secara abnormal di retina. Semua kondisi ini dapat menyebabkan penglihatan Anda memburuk.

 

Bertambahnya usia dapat menyebabkan gangguan penglihatan. Gangguan penglihatan pada lansia juga bisa disebabkan oleh efek samping penyakit seperti diabetes yang terus berkembang seiring waktu. Rutin melakukan pemeriksaan mata dan menjaga gaya hidup sehat dapat membantu memperlambat perkembangan gejala penyakit. 

Jika memiliki pertanyaan seputar kesehatan mata, Anda bisa memeriksakan diri ke dokter mata atau manfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh di App Store dan Play Store.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Selasa, 1 Oktober 2024 | 13:01