Risiko Mengonsumsi Sayuran Hijau yang Digoreng

Risiko Mengonsumsi Sayuran Hijau yang Digoreng
Ilustrasi sayuran hijau. Credits: Freepik

Bagikan :


Sayur hijau goreng sedang populer sebagai salah satu sajian lezat. Saat digoreng, sayur hijau memiliki tekstur yang renyah dan rasa yang lezat, apalagi jika dibumbui dengan rempah-rempah atau saus yang tepat.

Mengolah sayuran hijau dengan cara digoreng dapat mengurangi kandungan gizinya dan berpotensi menimbulkan risiko kesehatan. Melalui artikel ini, Anda bisa mengetahui apa saja risiko kesehatan di balik mengonsumsi sayuran hijau yang digoreng.

 

Risiko Mengonsumsi Sayuran Hijau yang Digoreng

Meskipun memiliki rasa yang lezat dan waktu memasak yang singkat, mengonsumsi sayuran hijau yang digoreng dapat menimbulkan risiko kesehatan tertentu, di antaranya:

Menyebabkan hilangnya nutrisi sayuran

Sebagian besar sayuran hijau mengandung vitamin larut dalam air seperti vitamin C dan B. Vitamin-vitamin tersebut memiliki sifat yang sensitif terhadap panas.

Ketika sayuran hijau digoreng pada suhu tinggi, kandungan vitamin di dalamnya dapat rusak dan hilang. Proses ini dapat mengurangi nilai gizi sayuran, sehingga manfaat kesehatannya bisa berkurang.

Menambah lemak dan kalori

Risiko lain dari menggoreng sayuran hijau adalah meningkatnya kandungan lemak jenuh dan kalori. Selama proses penggorengan, sayuran dapat menyerap minyak, sehingga menambah jumlah lemak jenuh dalam makanan. Konsumsi lemak jenuh yang berlebihan berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung dan obesitas.

Selain itu, sayuran hijau yang pada awalnya rendah kalori dapat berubah menjadi hidangan berkalori tinggi akibat penambahan minyak. Asupan kalori yang berlebihan ini dapat berkontribusi pada peningkatan berat badan dan risiko obesitas.

Baca Juga: Cara Memasak Sayuran Hijau yang Paling Disarankan untuk Menjaga Nutrisi

Produksi zat berbahaya

Menggoreng makanan, termasuk sayuran hijau pada suhu tinggi dapat menghasilkan senyawa berbahaya seperti akrilamida dan aldehida. Akrilamida adalah senyawa kimia yang terbentuk selama proses penggorengan dan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker pada hewan. Namun, hubungan antara akrilamida dan kanker pada manusia masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Menggunakan minyak berulang kali juga berisiko mengeluarkan senyawa-senyawa berbahaya, yang memicu peradangan di dalam tubuh. Ini dapat berkontribusi terhadap berkembangnya penyakit kronis.

Risiko penyakit kardiovaskular

Mengonsumsi makanan yang digoreng termasuk sayuran hijau, dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Lemak trans yang dihasilkan selama proses penggorengan berkontribusi terhadap peningkatan kadar kolesterol jahat (LDL) dan penurunan kolesterol baik (HDL).

Kadar kolesterol yang tinggi akan meningkatkan risiko penyakit seperti aterosklerosis, yang dapat memicu serangan jantung dan stroke.

Baca Juga: Apa Dampak Tidak Suka Makan Sayur dan Buah?

Penggunaan minyak yang kurang sehat

Jenis minyak yang digunakan untuk menggoreng juga meningkatkan risiko kesehatan. Banyak makanan digoreng dengan minyak sawit atau minyak goreng lain yang kaya akan lemak jenuh.

Penggunaan minyak yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit termasuk obesitas, diabetes tipe 2, dan hipertensi.  Minyak yang dipanaskan pada suhu tinggi juga cenderung mengalami oksidasi, yang menghasilkan radikal bebas. Radikal bebas ini berpotensi menyebabkan kerusakan sel-sel dalam tubuh dan berperan dalam proses penuaan serta risiko kanker.

 

Meskipun sayuran hijau yang digoreng tampak menggugah selera, konsumsi secara berlebihan dan terlalu sering dapat berdampak negatif bagi kesehatan. Oleh karena itu, sebaiknya pilih metode memasak yang lebih sehat, seperti menumis, merebus, atau memanggang.

Anda juga dapat mengonsumsi sayuran hijau dalam kondisi mentah untuk mendapatkan manfaat gizi tanpa tambahan kalori, sehingga tetap bisa menikmati hidangan yang lezat dan sehat.

Memiliki pertanyaan lain seputar gizi makanan? Anda bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan Ai Care dengan mengunduhnya melalui App Store atau Play Store.

 

Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Kamis, 17 Oktober 2024 | 13:10