Menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluoride merupakan salah satu cara menjaga kesehatan gigi dan mulut. Selain dengan pasta gigi, banyak orang menggunakan baking soda sebagai pengganti pasta gigi. Efektifkah menyikat gigi dengan baking soda? Simak ulasannya dalam artikel berikut.
Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Baking Soda untuk Pasta Gigi
Baking soda atau sodium bikarbonat adalah bubuk putih halus yang memiliki banyak manfaat dalam keperluan rumah tangga. Anda bisa menggunakan bubuk baking soda sebagai bahan kue hingga membersihkan perlengkapan dapur dan kamar mandi.
Baking soda juga dikenal memiliki manfaat sebagai perawatan kesehatan seperti pengganti sabun, sampo, dan pasta gigi. Dilansir dari Healthline, baking soda merupakan bahan yang efektif untuk membersihkan gigi. Namun sebelum menggunakan baking soda sebagai pasta gigi, Anda perlu mengetahui kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihan
- Mengurangi plak dan gingivitis. Pada gigi terdapat biofilm atau koloni bakteri yang menempel pada permukaan gigi sehingga menyebabkan masalah seperti gingivitis dan gigi berlubang. Terbentuknya plak juga merupakan salah satu contoh biofilm gigi. Plak ini dapat diatasi dengan menggunakan baking soda.
- Mengurangi bakteri. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa berkumur dengan campuran air dan baking soda dapat meningkatkan pH dalam mulut dan membuat tingkat keasamannya berkurang. Akibatnya jumlah bakteri yang dapat menyebabkan bau mulut juga akan berkurang.
- Memutihkan gigi. Baking soda memiliki senyawa alami yang efektif untuk menghilangkan noda dan memutihkan gigi, karenanya baking soda juga digunakan dalam beberapa pasta gigi. Baking soda memiliki sifat abrasif yang dapat mengikis kotoran yang menempel pada gigi.
Baca Juga: Berapa Lama Durasi Menggosok Gigi yang Ideal?
Kekurangan
- Rasanya tidak enak. Salah satu kekurangan baking soda sebagai pasta gigi adalah rasanya tidak enak. Baking soda yang sudah dicampur dengan air akan terasa sedikit berpasir ketika digosokkan ke gigi. Hal ini yang membuat beberapa orang merasa tidak nyaman menyikat gigi dengan baking soda.
- Memiliki sifat abrasif. Baking soda memiliki kemampuan mengikis permukaan. Jika digunakan berlebihan, baking soda dapat mengikis enamel dan dentin. Akibatnya, gigi justru terlihat lebih kuning karena enamel telah terkikis.
- Risiko keracunan dan gangguan pencernaan. Tingginya kandungan sodium pada baking soda berisiko menyebabkan keracunan, gangguan pencernaan, diare, dan mual-mual setelah menyikat gigi.
Baca Juga: Gusi Gigi Bungsu Bengkak, Ini yang Harus Dilakukan
Cara Menggunakan Baking Soda untuk Pasta Gigi
Untuk menyikat gigi dengan baking soda, Anda memerlukan peralatan berikut:
- Sikat gigi
- Mangkuk kecil atau gelas kecil
- Baking soda
- Air
Cara pemakaian:
- Campur setengah sendok baking soda dengan air setengah gelas atau setengah mangkuk hingga tekstur campuran mengental. Hindari menggunakan komposisi baking soda berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan pencernaan termasuk pada para ibu hamil.
- Masukkan sikat gigi ke campuran pasta gigi baking soda hingga menempel di sikat gigi.
- Sikat menyeluruh ke permukaan gigi hingga merata.
- Selesai menyikat gigi, berkumurlah hingga bersih dan tidak ada lapisan baking soda yang menempel.
Beberapa orang menambahkan jus lemon atau cuka apel ke dalam campuran pasta gigi untuk meningkatkan kemampuan baking soda dalam menyingkirkan kotoran dan menambah rasa namun cara ini sebenarnya tidak dianjurkan karena berisiko merusak gigi.
Meskipun baking soda bisa digunakan untuk menyikat gigi, namun para ahli menganjurkan untuk tidak melakukannya terlalu sering dalam jangka panjang. Di sisi lain, pasta gigi dari baking soda juga tidak mengandung fluoride yang dapat melindungi gigi dari karies gigi.
Apabila Anda ingin menggunakan baking soda sebagai alternatif pasta gigi sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter gigi. Anda juga bisa memanfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store atau Play Store.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina