Usia anak-anak memang usia bermain dan melakukan hal yang menyenangkan termasuk salah satunya bermain video game. Hal ini membuat anak seringkali menghabiskan banyak waktu bermain game bahkan hingga kecanduan. Dalam jangka panjang, bermain video game juga memiliki sejumlah efek negatif bagi perkembangan anak.
Dampak buruk Bermain Terlalu Sering Video Game bagi Perkembangan Anak
Segala sesuatu kegiatan yang dilakukan secara berlebihan tentu tidak baik, termasuk bermain game di ponsel maupun video game di konsol. Beberapa dampak buruk terlalu sering bermain game di antaranya:
1. Gangguan Konsentrasi
Terlalu asyik bermain video game membuat anak kesulitan berkonsentrasi. Pada anak yang terlalu lama bermain video game, dapat terjadi perubahan struktur sel-sel dendritik di dalam otaknya. Hal ini yang menyebabkan konsentrasi menurun sehingga sulit untuk fokus pada pelajaran.
2. Gangguan Kesehatan Mata
Menatap layar ponsel atau layar monitor televisi terlalu lama dapat menyebabkan mata kering. Apalagi, anak-anak kerap tak mengenal waktu saat bermain game. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini dapat memicu gangguan refraksi mata seperti rabun jauh dan astigmatisme (silinder), pandangan kabur, sakit kepala dan mata terasa mengganjal atau tidak nyaman.
3. Risiko Diabetes
Saat bermain, anak biasanya akan duduk diam dan tidak banyak bergerak. Kebiasaan ini dikenal dengan istilah gaya hidup sedentari dimana seseorang banyak diam dan minim gerakan fisik. Ketika anak bermain game umumnya hanya tangan dan mata anak saja yang fokus sementara anggota tubuh lainnya diam tidak bergerak.
Apabila ini menjadi kebiasaan, maka anak-anak akan berisiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit Diabetes, melemahnya persendian dan gangguan penglihatan karena paparan cahaya biru dari layar gadget. Risiko diabetes juga semakin meningkat jika saat bermain anak banyak menyantap kudapan yang tak sehat seperti fast food.
4. Kurangnya Kemampuan Sosial
Anak-anak yang kecanduan game cenderung memiliki kemampuan bersosialisasi yang rendah. Saat main game, anak-anak lebih fokus untuk berinteraksi secara digital daripada bertemu dan berinteraksi dengan orang lain di dunia nyata.
Kondisi ini dalam istilah psikologi dikenal dengan istilah asosial, dimana seseorang akan menarik diri dari interaksi sosial di sekitarnya. Anak dengan kondisi ini umumnya cenderung memiliki ego lebih besar, sibuk dengan dunianya sendiri dan kurang empati terhadap orang lain.
5. Perilaku agresif
Banyaknya game yang mengajarkan kekerasan menyebabkan anak-anak berperilaku tidak sabaran dan agresif dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga dapat menimbulkan sifat pemarah, mudah tersinggung dan seringnya kehilangan kendali dalam diri anak-anak. Tak hanya ke dirinya sendiri, namun anak-anak juga cenderung berperilaku agresif ke orang lain.
Berapa Durasi Ideal Anak Bermain Video Game?
Melihat banyaknya bahaya dan risiko kecanduan bermain video game pada anak-anak, bukan berarti anak-anak tidak boleh bermain video game sama sekali. Anak-anak tetap bisa bermain namun dalam pengawasan dan batasan yang wajar. Dilansir dari laman WebMD, durasi yang aman untuk bermain game pada anak-anak usia 7-11 tahun adalah 1 hingga 9 jam per minggu, yaitu maksimal 1 jam pada hari sekolah, dan maksimal 2 jam pada akhir pekan. Jika lebih dari durasi tersebut, maka anak-anak cenderung akan mengalami berbagai gangguan kesehatan di masa mendatang.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Anita Larasati Priyono