Brand/Nama Lain
Avodart, Duodart, Hiperdext, Reinpid, Terod, Uroka.
Cara Kerja
Mekanisme kerja dari dutasteride yaitu dengan menghambat aktivitas dari enzim α-reduktase. Enzim ini bisa mengubah hormon testosteron menjadi dihidrotestosteron, hormon yang menstimulasi perkembangan karakteristik pria. Dengan dihambatnya aktivitas enzim ini, maka pembentukan dihidrotestosteron juga dapat berkurang.
Dihidrotestosteron berperan dalam proses terjadinya pembesaran jaringan prostat pada penyakit BPH (Benign Prostatic Hyperplasia). Oleh karena itu, obat ini dapat mengurangi pembesaran kelenjar prostat. Selain itu, obat ini juga dapat memperbaiki aliran urine yang tersumbat akibat prostat yang menekan saluran keluarnya urine.
Indikasi
Obat ini digunakan untuk pengobatan penyakit BPH (Benign Prostatic Hyperplasia), kondisi di mana kelenjar prostat membesar. Penyakit ini tidak termasuk kanker atau keganasan.
Kontraindikasi
Terdapat beberapa kondisi medis dan kelompok tertentu yang tidak dapat menggunakan obat ini yaitu:
- Gangguan hati berat.
- Wanita.
- Anak-anak.
- Remaja.
- Ibu hamil dan menyusui.
- Alergi atau hipersensitif terhadap kandungan dutasteride.
Efek Samping
Efek samping yang paling sering terjadi setelah konsumsi obat ini yaitu:
- Penurunan gairah seksual.
- Jumlah air mani berkurang.
- Disfungsi ereksi.
- Dada membesar atau nyeri.
- Penurunan suasana hati.
- Nyeri dan bengkak pada buah zakar.
Cari bantuan medis bila Anda mengalami reaksi alergi berat seperti ruam kulit di seluruh tubuh, bengkak pada mata dan tenggorokan, sesak napas, sampai penurunan kesadaran.
Sediaan
Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul 0,5 mg.
Dosis
Dosis obat ini untuk pengobatan BPH sebesar 500 mcg atau 0,5 mg yang diminum satu kali sehari. Pengobatan dijalankan setidaknya selama 6 bulan. Dosis dutasteride bisa berbeda pada beragam pasien. Oleh karena itu, ikuti selalu petunjuk dokter dan baca label dari obat.
Keamanan
Berdasarkan FDA (Food and Drug Administration) obat ini masuk dalam kategori X. Obat ini menunjukkan adanya risiko dan gangguan terhadap janin dalam penelitian yang dilakukan pada manusia dan hewan percobaan, sehingga dutasteride tidak boleh digunakan pada ibu hamil.
Interaksi Obat
Kadar dutasteride dalam darah bisa meningkat bila dutasteride berinteraksi dengan beberapa obat seperti:
- Antibiotik (klaritomisin, eritromisin).
- Obat jantung (diltiazem, verapamil).
- Antijamur (ketokonazol, itrakonazol).
- Antivirus ritonavir.
Mau tahu informasi seputar obat-obatan lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma
Dutasteride – Mims Indonesia. (2022). Retrieved 20 August 2022, from https://www.mims.com/indonesia/drug/info/dutasteride?mtype=generic
Dutasteride (Oral Route) - Mayo Clinic. Mayoclinic.org. (2021). Retrieved 20 August 2022, from https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/dutasteride-oral-route/side-effects/drg-20063575?p=1
Dutasteride - Uses, Side Effects, and More – WebMD. (2022). Retrieved 20 August 2022, from https://www.webmd.com/drugs/2/drug-64364/dutasteride-oral/details
Dutasteride – drugs.com. (2022). Retrieved 20 August 2022, from https://www.drugs.com/mtm/dutasteride.html
Dutasteride Pregnancy and Breastfeeding Warnings – drugs.com. (2022). Retrieved 20 August 2022, from https://www.drugs.com/pregnancy/dutasteride.html
Dutasteride – Rxlist. (2022). Retrieved 20 August 2022, from https://www.rxlist.com/consumer_dutasteride_avodart/drugs-condition.htm
Drug Metabolismm – The Importance of Cytochrome P450 3A4. (2022). Retrieved 20 August 2022, from https://www.medsafe.govt.nz/profs/puarticles/march2014drugmetabolismcytochromep4503a4.htm