Defisiensi Mineral

Mineral merupakan nutrisi spesifik yang diperlukan tubuh untuk dapat berfungsi dengan baik dan semestinya.

Bagikan :


Definisi

Mineral merupakan nutrisi spesifik yang diperlukan tubuh untuk dapat berfungsi dengan baik dan semestinya. Kekurangan atau defisiensi mineral terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan atau menyerap kebutuhan mineral yang diperlukan tubuh. Tubuh anda memerlukan jumlah kebutuhan yang berbeda tiap jenisnya untuk menjaga kesehatan tubuh.

Beberapa mineral tersebut diatur dalam kebutuhan harian yang diperlukan (recommended daily allowances (RDA). RDA merupakan jumlah rata-rata yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sekitar 97% dari orang sehat. Mineral tersebut didapatkan dari makanan, suplemen mineral dan produk makanan yang telah diperkaya dengan mineral.

Defisiensi biasanya terjadi dalam waktu yang lama dan dapat disebabkan oleh beberapa alasan. Defisiensi mineral dapat menyebabkan berbagai permasalahan kesehatan termasuk tulang lemah, kelelahan atau penurunan sistem imun tubuh. Defisiensi mineral sendiri terdapat 5 kategori utama, yaitu:

  • Kalsium
    • Kalsium diperlukan untuk tulang dan gigi yang kuat. Selain itu, kalsium membantu dalam fungsi dari pembuluh darah, otot, pembuluh darah dan hormon.
    • Sumber alami kalsium terdapat pada susu, yoghurt, keju, ikan kecil dengan tulang, kacang-kacangan dan biji-bijian. Pada sayuran terdapat pada brokoli, kale dan kubis. Pada makanan yang diperkaya dengan mineral termasuk sereal dan jus.
  • Zat besi
    • Zat besi memiliki peran penting pada hemoglobin, protein yang berfungsi dalam membawa oksigen ke jaringan tubuh. Hampir setengah dari zat besi di dalam tubuh terdapat dalam sel darah merah. Protein juga termasuk dalam bagian protein dan enzim yang menjaga kesehatan tubuh.
    • Sumber alami dari zat besi seperti daging, ayam atau ikan. Pada sayuran terdapat pada kacang-kacangan atau biji-bijian.

 

Baca Juga: Zat Besi - Cara Kerja, Kontraindikasi dan Interaksi Obat

 

  • Magnesium
    • Magnesium diperlukan tubuh pada berbagai reaksi kimia dalam tubuh, seperti respon tubuh dalam mengendalikan tingkat gula darah dan tekanan darah. Selain itu, magnesium mendukung dalam fungsi otot, saraf, fungsi otak, metabolisme energi dan produksi protein. Sekitar 60% magnesium dalam tubuh tersimpan pada tulang sedangkan 40% sisanya disimpan dalam otot dan jaringan sel.
    • Sumber alami dari magnesium terdapat pada biji-bijian, kacang-kacangan, dan sayuran hijau seperti bayam.
  • Potasium
    • Potasium merupakan salah satu mineral yang berfungsi sebagai elektrolit. Potassium diperlukan untuk kontraksi otot, fungsi jantung, dan pengiriman sinyal saraf. Potasium juga diperlukan untuk beberapa enzim, meliputi fungsi tubuh untuk merubah karbohidrat menjadi energi.
    • Sumber alami potasium terdapat pada sayur-sayuran dan buah-buahan seperti pisang, alpukat, sayuran dengan daun gelap, bit, kentang, dan jeruk
    • Zink memiliki peran penting pada berbagai metabolisme tubuh seperti sintesis protein, sistem imunitas tubuh, penyembuhan luka dan sintesis DNA. Selain itu, zink diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan selama kehamilan, masa anak-anak dan dewasa.
    • Sumber alami zink ditemukan pada tiram, daging merah dan ayam, kacang-kacangan, biji-bijian, biji utuh dan produk susu

 

Penyebab

Penyebab utama dari defisiensi mineral yaitu tidak mendapatkan mineral esensial dari makanan atau suplemen. Beberapa tipe diet juga menyebabkan defisiensi mineral. Diet yang buruk dan bergantung pada junk food, diet yang kurang seimbang dengan kebutuhan buah-buahan dan sayur-sayuran dapat menjadi salah satu penyebab. Selain itu, diet rendah kalori dapat juga menyebabkan defisiensi mineral.

 

Faktor Risiko

Defisiensi mineral dapat meningkat pada kondisi tertentu, seperti:

  • Pola makan
    • Jenis diet memengaruhi kondisi defisiensi mineral. Pola diet rendah kalori, kekurangan sayuran dan buah-buahan dapat menyebabkan defisiensi mineral
    • Pasien dengan kondisi vegetarian, vegan dan memiliki alergi makanan tertentu atau laktosa intoleran dapat mengalami defisiensi mineral
  • Kondisi medis
    • Pada ibu hamil, mengalami menstruasi berat dan post menopause juga dapat mengalami defisiensi mineral pada waktu tertentu sehingga memerlukan mineral tambahan
  • Usia
    • Pasien usia lanjut dengan nafsu makan yang buruk mungkin kurang mendapatkan kalori atau nutrisi pada pola makannya.
  • Gangguan medis
    • Kesulitan untuk mencerna makanan atau absorbsi nutrisi dapat menyebabkan defisiensi mineral. Beberapa potensi lainnya seperti adanya gangguan pada organ hati, kantung empedu, saluran cerna, pankreas atau ginjal, operasi dari saluran cerna, konsumsi alkohol dalam jangka waktu lama, dan obat tertentu seperti antasida, antibiotik, laksatif dan diuretik.

 

Gejala

Gejala dari defisiensi mineral yang muncul, seperti:

  • Sembelit (konstipasi)
  • Kembung atau nyeri perut
  • Penurunan pada sistem imunitas tubuh
  • Diare
  • Detak jantung yang tidak teratur
  • Kehilangan nafsu makan
  • Kram otot
  • Muntah dan mual
  • Mati rasa atau rasa kesemutan yang ekstrem
  • Konsentrasi yang buruk
  • Perkembangan mental dan sosial yang buruk pada anak-anak
  • Kelemahan atau kelelahan

Anda mungkin menunjukkan satu atau lebih dari gejala tersebut dan keparahan dapat bervariasi. Beberapa gejala dapat sangat kecil atau minor sehingga tidak dapat diketahui atau tidak terdiagnosis.

 

Baca Juga: Sembelit (Konstipasi) - Definisi, Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

 

Diagnosis

Dokter akan menegakkan diagnosis defisiensi mineral melalui anamnesis atau wawancara medis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Wawancara Medis

Wawancara yang dilakukan antara dokter dan pasien. Dokter akan bertanya mengenai:

  • Gejala yang dirasakan saat ini
  • Riwayat penyakit dahulu
  • Riwayat penyakit keluarga
  • Kebiasaan makan atau pola diet

 

Pemeriksaan Fisik

Dokter akan menilai tekanan darah, laju pernapasan, denyut nadi dan suhu tubuh. Pemeriksaan fisik juga dilakukan dari kepala hingga kaki.

 

Pemeriksaan Penunjang

Dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan tambahan, seperti:

  • Pemeriksaan darah rutin atau darah lengkap
  • Pemeriksaan elektrolit (mineral) di dalam darah

 

Tata laksana

Pengobatan pada defisiensi mineral bergantung pada tingkat keparahannya. Beberapa terapi yang akan disarankan oleh dokter, diantaranya:

  • Perubahan pola makan
    • Perubahan pola makan membantu dalam pengobatan defisiensi mineral ringan. Pada pasien anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi dalam pola makan, Anda akan diminta untuk mengkonsumsi lebih banyak daging, ayam, telur dan sereal yang diperkaya oleh zat besi. Anda mungkin diarahkan ke ahli gizi bila defisiensi mineral Anda termasuk dalam kondisi parah. Hal ini meliputi panduan bagaimana pola makan seimbang kaya akan buah, sayur dan biji utuh. Ahli gizi juga akan meminta Anda mencatat makanan apa yang Anda konsumsi dan bagaimana perkembangannya.
  • Suplemen
    • Beberapa defisiensi mineral tidak dapat diobati dengan diet saja sehingga memerlukan tambahan multivitamin atau suplemen mineral. Dokter akan memberikan suplemen yang dikonsumsi sendiri atau suplemen lain yang membantu tubuh menyerap dan menggunakan mineral yang dibutuhkan seperti Vitamin D yang dikonsumsi dengan kalsium. Dokter akan menentukan berapa banyak dan frekuensi suplemen yang perlu dikonsumsi. Perlu diperhatikan untuk mengikuti instruksi yang diberikan dokter karena konsumsi yang berlebih dapat berbahaya bagi tubuh.
  • Perawatan emergensi
    • Pada kasus defisiensi parah, Anda perlu dirawat di rumah sakit. Beberapa nutrisi dan mineral diberikan melalui intravena. Pengobatan ini dapat berlangsung selama beberapa hari. Beberapa perawatan dapat memberikan efek samping seperti demam atau kedinginan, pembengkakan pada kaki atau tangan atau perubahan pada detak jantung, Dokter akan menyarankan anda melakukan pemeriksaan darah tambahan untuk menentukan pengobatan yang diberikan telah berhasil atau tidak.

 

Baca Juga: Vitamin D - Cara Kerja, Kontraindikasi dan Interaksi Obat

 

Komplikasi

Komplikasi dari defisiensi mineral dapat memberikan efek jangka panjang. Beberapa komplikasi tersebut juga bergantung pada masing-masing jenis mineral, seperti :

  • Kekurangan kalsium: dapat mengubah osteopenia (tahapan sebelum memasuki osteoporosis, yaitu pengeroposan tulang) menjadi osteoporosis sehingga meningkatkan risiko tulang retak terutama pada pasien lanjut usia
  • Kekurangan zat besi: dapat menyebabkan anemia meliputi rasa lemah dan lelah. Pada anak-anak juga dapat menyebabkan perkembangan sosial dan kognitif yang lebih lambat
  • Kekurangan potasium: pada kondisi yang parah, dapat menyebabkan kekakuan (atau paralisis) pada otot atau irama detak jantung yang dapat menyebabkan kematian
  • Kekurangan zink: dapat memengaruhi penurunan sistem imun dan mengganggu pertumbuhan

 

Jika Anda ingin mengetahui selengkapnya mengenai osteoporosis, Anda dapat membacanya di sini: Osteoporosis - Definisi, Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

 

Pencegahan

Memastikan jumlah kebutuhan dari nutrisi esensial yang diperlukan dari pola makan dan suplemen merupakan pencegahan terbaik untuk defisiensi mineral. Panduan RDA membantu dalam memastikan jumlah mineral yang dibutuhkan terpenuhi. Jumlah aman yang dibutuhkan dari beberapa mineral sering tercantum dalam multivitamin.

Kelebihan mineral dalam tubuh juga dapat menyebabkan permasalahan kesehatan dan jumlah mineral yang dikonsumsi berlebih tidak disarankan kecuali defisiensi mineral sudah ditegakkan.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Hubungi dokter bila Anda mengalami gejala defisiensi mineral. Segera ke rumah sakit bila Anda mengalami gejala yang parah. Konsultasikan dengan dokter bila Anda didiagnosis defisiensi mineral.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Kevin Luke
Editor :
  • dr. Monica Salim
Last Updated : Senin, 4 Maret 2024 | 12:56

Mineral Deficiency. (2018). Retrieved June 20, 2023, from https://www.healthline.com/health/mineral-deficiency#:~:text

Calcium. (2021). Retrieved February 20, 2023, from https://ods.od.nih.gov/factsheets/Calcium-HealthProfessional/

Iron. (2021). Retrieved February 20, 2023, from https://ods.od.nih.gov/factsheets/Iron-HealthProfessional/

Magnesium. (2021). Retrieved 20, 2023, from https://ods.od.nih.gov/factsheets/Magnesium-HealthProfessional/

Potassium. (n.d.).Retrieved 20, 2023, from https://lpi.oregonstate.edu/mic/minerals/potassium

Zinc. (2021). Retrieved 20, 2023, from https://ods.od.nih.gov/factsheets/Zinc-HealthProfessional/

6 Signs of Nutrient Deficiency. (n.d.). Retrieved June 20, 2023, from https://www.rush.edu/news/6-signs-nutrient-deficiency

Nutritional Deficiencies. (n.d.). Retrieved June 20, 2023, from https://www.hopkinsmedicine.org/endoscopic-weight-loss-program/conditions/post_bariatric_surgery/vitamin_mineral_deficiency.html