Definisi
Defisiensi vitamin D adalah kondisi di mana Anda tidak memiliki kadar vitamin D yang cukup di dalam tubuh Anda. Vitamin D adalah satu dari banyak vitamin yang tubuh Anda butuhkan untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini memiliki peran penting dalam memelihara keseimbangan kalsium serta dalam membangun dan memelihara tulang Anda. Tubuh memerlukan kalsium serta mineral fosfat untuk membangun tulang dan mendukung jaringan sehat. Selain itu, vitamin D juga berperan dalam sistem saraf, sistem muskuloskeletal, dan sistem kekebalan tubuh.
Anda bisa mendapatkan vitamin D dengan berbagai cara, termasuk melalui:
- Paparan matahari pada kulit Anda
- Melalui makanan yang Anda konsumsi
- Melalui suplemen nutrisi
Kami juga memiliki artikel mengenai suplemen vitamin D yang bisa Anda baca di sini.
Penyebab
Secara umum terdapat dua penyebab utama dari defisiensi vitamin D, yang bisa Anda lihat di bawah ini.
Pola Makan atau Paparan Sinar Matahari Kurang
Tubuh membuat vitamin D ketika kulit terpapar dengan sinar matahari. Oleh karena itu, Anda berisiko kekurangan vitamin D bila:
- Terus berada di dalam ruangan atau memiliki pekerjaan yang mencegahnya menerima paparan sinar matahari.
- Tinggal atau bekerja di lokasi geografi garis lintang utara.
- Memakai baju berlengan panjang atau penutup kepala sehingga paparan sinar matahari pada kulit berkurang.
- Orang dengan warna kulit yang lebih gelap serta lansia bisa tidak mendapat vitamin D yang cukup dari paparan sinar matahari.
- Pola makan yang kurang kandungan vitamin D.
Gangguan Penyerapan Vitamin D
Anda mungkin memiliki kondisi medis tertentu yang dapat mengganggu penyerapan vitamin D di tubuh, misalnya:
- Gangguan pencernaan seperti peradangan pada penyakit Crohn atau penyakit celiac, sehingga usus atau saluran cerna sulit menyerap vitamin D dalam jumlah yang cukup.
- Memiliki indeks massa tubuh (IMT) di atas 30 atau berat badan obesitas dihubungkan dengan kadar vitamin D yang lebih rendah. Sel lemak akan menahan vitamin D sehingga tidak bisa dilepaskan. Penderita obesitas seringnya membutuhkan dosis suplemen vitamin D dalam jumlah yang lebih besar.
- Penyakit ginjal dan penyakit hati bisa menurunkan kadar enzim yang dibutuhkan tubuh untuk mengubah vitamin D agar dapat digunakan tubuh. Kekurangan enzim ini menyebabkan kadar vitamin D aktif dalam tubuh Anda rendah.
- Terapi obat-obatan tertentu yang memengaruhi metabolisme vitamin D, seperti beberapa obat pencahar, obat steroid, antikejang, penurun kolesterol, atau antituberkulosis.
- Operasi bypass yang dilakukan untuk mengurangi ukuran lambung dan/atau usus halus agar bisa menurunkan berat bada juga dapat membuat tubuh mengalami kesulitan dalam menyerap cukup vitamin, nutrisi dan mineral. Jika Anda pernah menjalani operasi penurunan berat badan, penting untuk kontrol ke dokter dengan rutin sehingga dokter dapat memantau kadar vitamin D dan nutrisi lainnya.
Faktor Risiko
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kekurangan vitamin D, yaitu:
- Usia
Kemampuan kulit Anda unutk membuat vitamin D akan berkurang seiring dengan peningkatan usia, sehingga lansia yang berusia di atas 65 tahun terutama berisiko untuk mengalami kekurangan nutrisi. Bila ibu kurang mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin D setelah persalinan, ASI yang diberikan pada anak kemungkinan juga bisa hanya memiliki sedikit vitamin D. Akibatnya, bayi juga berisiko tidak mendapatkan cukup vitamin D.
- Warna kulit
Lebih sulit bagi orang-orang dengan warna kulit yang gelap untuk mendapat vitamin D dari sinar matahari dalam jumlah yang sama dibandingkan dengan orang-orang dengan warna kulit yang lebih cerah. Hal ini karena orang-orang berkulit gelap memiliki kandungan melanin yang lebih banyak pada kulitnya. Melanin bisa mengurangi kemampuan tubuh untuk membuat vitamin D sebagai respon terhadap paparan sinar matahari.
- Mobilitas
Orang yang sering berada di rumah, jarang bepergian (contohnya orang yang tinggal di panti atau fasilitas lainnya), atau banyak bekerja di dalam ruangan akan memiliki waktu yang lebih sedikit untuk terpapar sinar matahari. Akibat kurangnya paparan sinar matahari, pembentukan vitamin D juga dapat menjadi lebih sedikit, sehingga mereka lebih berisiko mengalami defisiensi vitamin D.
Gejala
Defisiensi vitamin D yang berat pada anak-anak dapat menyebabkan rakitis atau perlemahan tulang. Rakitis sangat jarang terjadi. Anak-anak dengan defisiensi vitamin D ringan mungkin hanya dapat memiliki keluhan lemas, pegal, dan/atau nyeri otot. Namun pada kondisi berat, perkembangan tulang pada anak bisa terpengaruh.
Gejala yang bisa timbul dari rakitis meliputi:
- Tulang menjadi lunak, lemah dan bengkok.
- Keterlambatan pertumbuhan yang membuat anak terlihat lebih pendek dari anak seusianya.
- Kelemahan otot yang semakin memburuk.
- Nyeri pada tulang.
- Kelainan bentuk sendi.
- Perubahan pada cara berjalan anak.
Sementara itu, bila orang dewasa mengalami kekurangan vitamin D, mereka bisa mengalami kelelahan dan kelemahan pada otot. Tulang juga dapat terasa nyeri. Karena vitamin D berperan dalam mendukung sistem kekebalan tubuh, kekurangan vitamin D bisa membuat seseorang menjadi mudah sakit. Namun, Anda bisa saja tidak memiliki tanda atau gejala defisiensi vitamin D.
Diagnosis
Pemeriksaan kadar vitamin D dapat disarankan oleh dokter bila:
- Anda memiliki kondisi medis tertentu.
- Terdapat faktor pada diri Anda yang meningkatkan risiko mengalami kekurangan vitamin D.
- Ditemukan gejala-gejala yang dicurigai berhubungan dengan kekurangan vitamin D.
Kadar vitamin D dalam tubuh bisa diukur dengan melakukan pemeriksaan darah. Terdapat 2 jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan, yaitu:
- Pemeriksaan calcidiol atau 25-hidroksi vitamin D (25-OH D).
- Pemeriksaan calcitriol atau 1,25-dihidroksi vitamin D.
Pemeriksaan calcidiol adalah pemeriksaan yang paling sering dilakukan, karena calcidiol memiliki konsentrasi yang lebih tinggi di tubuh dan bisa tinggal dalam darah lebih lama, sehingga lebih mudah dideteksi. Normalnya, kadar calcidiol dalam tubuh adalah 20 ng/mL (nanogram per mililiter) sampai 50 ng/mL. Bila kadarnya berkurang sampai di bawah 12 ng/mL, tandanya Anda mengalami defisiensi vitamin D.
Tata Laksana
Tujuan terapi dan pencegahan defisiensi vitamin D adalah agar Anda memiliki kadar vitamin D yang normal di tubuh dan mempertahankannya. Dokter akan menyarankan makanan yang tinggi kandungan vitamin D seperti:
- Ikan gendut seperti salmon, tuna, makerel, dan sarden
- Jamur
- Kuning telur
- Minyak ikan kod
- Makanan yang difortifikasi dengan vitamin D seperti:
- Susu sapi, susu kedelai, susu almond
- Produk susu seperti yoghurt
- Sereal
Bila memungkinkan, bisa disarankan untuk rutin berjemur di luar ruangan saat pagi untuk mendapat paparan sinar matahari. Pada kondisi tertentu, suplemen vitamin D bisa diresepkan oleh dokter. Tanyakan pada dokter Anda apakah Anda membutuhkan suplementasi vitamin dan seberapa banyak Anda harus meminumnya jika diperlukan.
Komplikasi
Kekurangan vitamin D dalam waktu lama atau berat bisa memengaruhi penyerapan kalsium dan fosfat, sehingga terjadi gangguan penyerapan kalsium. Kadar kalsium darah yang rendah (hipokalsemia) dapat menyebabkan peningkatan hormon paratiroid yang diproduksi oleh kelenjar paratiroid di leher, sebagai kompensasi karena kalsium yang sedikit di tubuh, untuk menjaga kadar kalsium darah dalam batas normal.
Selain itu, kekurangan kalsium dan fosfat bisa menimbulkan perlunakan pada tulang, yang membuat Anda menjadi lebih rentan mengalami pengeroposan atau patah tulang. Tulang anak juga bisa menjadi bengkok dan tidak bertumbuh dengan benar.
Pencegahan
Cara terbaik untuk mencegah defisiensi vitamin D adalah memastikan Anda mendapatkan cukup vitamin D dari konsumsi makanan sehari-hari dan paparan sinar matahari yang cukup. Namun, berhati-hatilah saat berada di bawah sinar matahari terlalu lama tanpa menggunakan tabir surya. Paparan matahari berlebihan meningkatkan risiko Anda untuk mengalami kanker kulit. Anda bisa berjemur selama 10-30 menit untuk mengurangi risiko terkena paparan berlebihan dari sinar matahari.
Kadar vitamin D yang diperlukan setiap harinya tergantung pada usia Anda. Angka Kecukupan Gizi terkait vitamin D yang direkomendasikan berdasarkan kelompok usia adalah sebagai berikut:
- Bayi 0-12 bulan: 400 IU
- 1-70 tahun: 600 IU
- ≥71 tahun: 800 IU
- Wanita hamil dan menyusui: 600 IU
Kapan Harus ke Dokter?
Kasus kekurangan vitamin D jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, bila Anda atau anak mengalami gejala pada otot atau tulang seperti nyeri tulang, kelemahan otot, anak terlihat lebih pendek dari teman sebayanya padahal orang tua tidak bertubuh pendek, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter. Bagi ibu hamil jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan kehamilan rutin untuk memantau kehamilan dan kondisi tubuh.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma