Definisi
Osteomalasia atau “tulang lunak” adalah suatu gangguan proses mineralisasi dari osteoid pada perkembangan tulang. Osteoid sendiri adalah jaringan tulang yang belum termineralisasi.
Karena gangguan mineralisasi tersebut, pemecahan sel-sel tulang lebih cepat dibandingkan laju pembentukan ulang sel tulang. Pada osteomalasia, jaringan tulang menjadi lemah dan lunak yang membuat tulang lebih mudah bengkok hingga patah. Kondisi ini banyak ditemukan pada orang dewasa, walaupun bisa terjadi pada anak-anak.
Perlemahan tulang juga bisa terjadi pada anak, yang disebut dengan rakitis dan bisa Anda baca di sini: Rakitis - Definisi, Penyebab dan Faktor Risiko.
Penyebab
Jaringan tulang menjalani proses penggantian sel secara berkala, di mana sel tulang yang sudah tua akan dihilangkan dan diganti dengan sel baru. Bagian luar tulang memiliki lapisan yang keras dengan struktur yang lebih lunak di dalamnya. Lapisan kalsium dan fosfor membentuk lapisan kelas di bagian luar, sehingga kekuatan tulang akan tergantung dengan seberapa banyak jumlah mineral ini yang terbentuk.
Vitamin D berperan dalam kadar kalsium dan fosfat di darah. Vitamin D membantu tubuh untuk menyerap kalsium dari makanan sehingga dapat digunakan untuk memperkuat tulang.
Oleh karena itu, rendahnya kadar vitamin D bisa menyebabkan tubuh kekurangan kalsium dan fosfor. Penyebab tersering dari osteomalasia adalah kekurangan vitamin D, yang mengakibatkan tulang menjadi lemah dan lunak.
Anda bisa membaca mengenai vitamin D di sini: Vitamin D - Indikasi, Kontraindikasi dan Dosis.
Faktor Risiko
Semua orang yang tidak memiliki cukup vitamin D berisiko mengalami osteomalasia. Di bawah ini adalah beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko tubuh kekurangan vitamin D, yang meliputi:
- Asupan makanan tidak mencukupi kebutuhan vitamin D, kalsium dan fosfat yang diperlukan tubuh.
- Tinggal di daerah dengan paparan sinar matahari yang rendah.
- Harus berada di dalam ruangan, misalnya karena terlalu sakit atau rapuh untuk pergi keluar.
- Bekerja dalam ruangan selama siang hari.
- Memakai pakaian yang menutupi hampir seluruh kulitnya.
- Memiliki kulit yang berwarna gelap, sehingga tubuh lebih sulit membentuk vitamin D dari sinar matahari.
- Menggunakan tabir surya yang sangat kuat.
- Gangguan pencernaan sehingga vitamin D dari makanan tidak terserap dengan baik.
- Tidak mengonsumsi produk susu atau melakukan diet vegetarian.
- Setelah prosedur operasi pada lambung (bypass lambung)
- Penyakit ginjal.
- Kelainan genetik langka.
- Penyakit hati bisa memengaruhi metabolisme vitamin D.
- Efek samping dari pengobatan, seperti antikejang atau antibiotik tertentu.
- Bayi prematur, wanita hamil dan menyusui lebih berisiko mengalami kekurangan vitamin D.
Gejala
Pada stadium awal, osteomalasia bisa tidak menimbulkan gejala apapun. Namun, seiring perkembangan penyakit, osteomalasia dapat menyebabkan keluhan. Nyeri tulang menjadi gejala yang banyak dikeluhkan, paling sering dirasakan pada tungkai, area sela paha, lutut dan paha atas.
Nyeri terkadang timbul ketika berdiri, berjalan atau berlari, dan mereda ketika duduk atau berbaring untuk istirahat. Terkadang, benturan ringan pada tulang bisa menimbulkan nyeri luar biasa. Setelah berjalannya waktu, pasien bisa merasakan nyeri di seluruh tubuhnya, dan gerakan sederhana dapat menimbulkan nyeri.
Keluhan lain yang dapat dirasakan pada osteomalasia adalah:
- Sakit, kaku dan kelemahan pada otot, terutama pada otot paha, bahu, dan torso. Kram otot juga bisa dirasakan. Kondisi ini bisa menyulitkan pasien untuk naik tangga, bangun tidur atau berdiri.
- Tulang menjadi mudah patah walaupun tanpa cedera yang jelas atau dari hal yang seharusnya tidak menyebabkan patah tulang, seperti terjatuh ringan. Patah tulang terutama terjadi pada panggul, punggung bawah, dan kaki.
- Perubahan bentuk tulang menjadi bengkok.
- Kesulitan berjalan dan perubahan cara perjalan, misalnya jalan menjadi pincang.
Pasien bisa mengalami kekurangan kalsium. Gejala yang dapat terjadi akibat rendahnya kadar kalsium tersebut meliputi:
- Kesemutan di sekitar mulut, bisa disertai kebas pada lengan dan kaki.
- Kram atau kaku pada tangan atau kaki, dll.
Jika Anda tertarik untuk membaca lebih lanjut mengenai kelemahan otot, baca di sini: Miopati - Definisi, Penyebab dan Faktor Risiko.
Diagnosis
Karena osteomalasia bisa tidak menyebabkan gejala di awal perjalanan penyakit, pasien bisa baru terdiagnosis memiliki osteomalasia beberapa tahun setelahnya. Umumnya, keluhan mencurigakan dari osteomalasia yang perlu diperiksa lebih lanjut adalah patah tulang tanpa sebab yang jelas. Terdapat beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mencari tahu apakah seseorang mengalami osteomalasia.
Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah akan dilakukan untuk memeriksa kadar:
- Vitamin D
- Fungsi ginjal (kreatinin)
- Kalsium
- Fosfat
- Elektrolit
- Alkalin fosfatase
- Hormon paratiroid
Indikator yang paling penting adalah kadar vitamin D yang rendah, namun kadar kalsium yang rendah atau turunnya kadar fosfat yang signifikan juga dapat mengindikasikan adanya osteomalasia. Individu dengan kondisi tertentu dapat membutuhkan pemeriksaan darah rutin untuk memantau kadar fosfat dan kalsium darah.
Radiologi
Pemeriksaan x-ray dapat dilakukan untuk melihat adanya gambaran osteomalasia. Lalu, scan densitas tulang dapat membantu untuk mengevaluasi jumlah kalsium dan mineral lainnya pada satu segmen tulang penderita. Scan ini tidak diperlukan untuk menegakkan diagnosis osteomalasia. Namun, pemeriksaan ini dapat memberikan informasi penting mengenai kesehatan tulang Anda.
Biopsi Jaringan
Dokter dapat juga melakukan pemeriksaan biopsi tulang meskipun jarang. Pada pemeriksaan ini sampel jaringan tulang diambil untuk diperiksa di bawah mikroskop.
Tata Laksana
Orang yang menderita osteomalasia dapat mengkonsumsi suplemen vitamin D, kalsium, atau fosfat, tergantung pada kasus masing-masing. Sebagai contoh, pasien dengan gangguan penyerapan pada usus (usus tidak dapat menyerap nutrisi atau vitamin dengan baik) dapat membutuhkan jumlah vitamin D dan kalsium yang lebih banyak.
Beberapa orang dengan kondisi kekurangan vitamin akan mengalami perbaikan dalam beberapa minggu. Dengan terapi, penyembuhan seharusnya akan terjadi dalam kurun waktu enam bulan.
Terapi lainnya untuk mengatasi atau memperbaiki gejala osteomalasia dapat meliputi:
- Penggunaan brace untuk menurunkan risiko atau mencegah kelainan bentuk tulang.
- Operasi untuk memperbaiki kelainan bentuk tulang (deformitas tulang) pada kasus yang berat.
- Mendapat paparan sinar matahari yang cukup.
Namun, pada pasien dengan gagal ginjal atau osteomalasia genetik bisa memerlukan pengobatan seumur hidup dan perlu dimonitor secara berkala.
Komplikasi
Pseudofraktur yang dikaitkan dengan osteomalasia disebut dengan looser’s zones. Kondisi ini dapat terasa sangat nyeri dan menyebabkan kesulitan berjalan. Terkadang, retakan pada tulang dapat berujung menjadi patah tulang komplit.
Pencegahan
Konsumsi makanan kaya vitamin D dan kalsium, serta mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup dapat membantu mencegah osteomalasia akibat kekurangan vitamin D.
Vitamin D dijumpai dengan jumlah yang kecil pada beberapa makanan, seperti:
- Ikan berlemak
- Daging merah
- Kuning telur
- Sereal dan mentega terfortifikasi vitamin D
Lalu, Anda bisa mendapat kalsium dari makanan berikut ini:
- Susu, keju, dan produk sapi lainnya
- Sayuran berdaun hijau, seperti brokoli atau kol, namun bayam tidak termasuk
- Kacang kedelai dan kacang-kacangan lain
- Tahu
- Roti dan produk lainnya yang terbuat dari tepung yang difortifikasi
- Ikan duri lunak, seperti sarden
Hal lainnya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kesehatan tulang adalah:
- Membatasi konsumsi alkohol
- Tidak merokok
- Olahraga teratur dapat membantu menguatkan tulang dan otot, terutama olahraga beban. Anda harus menghindari olahraga intensif ketika sedang merasa nyeri tulang.
- Mempertahankan berat badan ideal.
Kapan Harus ke Dokter?
Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter bila Anda mengalami patah tulang tanpa sebab yang jelas, agar bisa mendapat pemeriksaan lebih lanjut.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma