Hidrokel

Hidrokel
Credit: Freepik.

Bagikan :


Definisi

Hidrokel adalah pembengkakan skrotum yang terjadi karena penumpukan cairan di kantung tipis yang menyelimuti buah zakar (testis). Hidrokel umumnya terjadi pada bayi baru lahir dan bisa sembuh sendiri ketika anak berusia 6 bulan hingga 1 tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa hidrokel bisa terjadi pada laki-laki usia dewasa.

Hidrokel dapat timbul pada satu atau kedua testis. Penyakit ini tidak berbahaya dan tidak memengaruhi kesuburan. Tetapi bila Anda merasakan nyeri yang tidak kunjung hilang pada buah zakar, sebaiknya periksakan diri Anda ke dokter.

Secara umum ada dua jenis hidrokel, yakni:

  • Hidrokel Komunikan

Jenis hidrokel ini muncul ketika kantung buah zakar tidak menutup dengan sempurna. Hal ini membuat cairan yang berada di dalam rongga perut akan mudah keluar dan masuk ke dalam skrotum.

  • Hidrokel Nonkomunikan

Jenis hidrokel ini terjadi ketika kantung yang melapisi buah zakar sudah menutup sempurna tetapi tubuh anak tidak bisa menyerap cairan di dalamnya.

Hidrokel sendiri merupakan penyakit yang cukup jarang terjadi. Contohnya di Amerika Serikat, hanya sekitar 1% dari populasi laki-laki dewasa yang mengalami penyakit ini. Kalaupun anak mengalami hidrokel ketika bayi, umumnya kasus tidak terdeteksi dan hidrokel akan sembuh dengan sendirinya.

 

Penyebab

Secara garis besar, hidrokel terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara pengeluaran dan penyerapan cairan pada skrotum. Hidrokel bisa terjadi pada laki-laki di usia manapun, baik bayi baru lahir ataupun pria dewasa.

 

Bayi laki-laki 

Hidrokel dapat terjadi bahkan sebelum bayi lahir. Normalnya, ketika janin berada di dalam kandungan, testisnya akan turun dari perut menuju skrotum melalui sebuah saluran pada akhir kehamilan ibu. Tubuh bayi pun akan menyerap cairan yang berada di dalam kantung selama tahun pertamanya.

Pada kasus hidrokel, saluran ini tidak menutup sehingga terjadi penumpukan cairan pada skrotum. Kantung buah zakar ini pun menjadi bengkak.

 

Laki-laki dewasa 

Hidrokel dapat terjadi pada pria yang berusia di atas 40 tahun. Umumnya hidrokel terjadi karena peradangan atau cedera pada buah zakar. Peradangan dapat terjadi akibat infeksi pada epididimis (epididimitis) atau infeksi kaki gajah (filariasis) pada negara tropis. Beberapa jenis hernia juga dapat menyebabkan hidrokel walaupun sangat jarang.

 

Faktor risiko

Faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko anak atau pria mengalami hidrokel antara lain:

  • Bayi lahir prematur dan memiliki berat lahir yang rendah
  • Bayi yang berusia kurang dari 6 bulan
  • Riwayat infeksi menular seksual
  • Tinggal di negara dengan iklim panas
  • Terdapat riwayat cedera 

 

Gejala

Sebagian besar kasus hidrokel tidak menimbulkan gejala. Keluhan yang paling umum dialami pasien adalah pembengkakan pada skrotum. Ketika diraba, skrotum dapat terasa seperti balon yang terisi air.

Pada beberapa kasus, bengkak dapat disertai dengan skrotum yang kemerahan atau kebiruan. Hal ini bisa membuat pasien terkadang merasa tidak nyaman pada buah zakarnya. Rasa nyeri dapat timbul ketika pembengkakan pada buah zakar menjadi cukup besar.

 

Diagnosis

Wawancara Medis

Dari sesi wawancara, bila orang tua mengeluhkan buah zakar yang bengkak pada bayi atau anaknya, dokter akan menanyakan hal-hal seperti:

  • Keluhan utama pada anak serta keluhan yang menyertainya
  • Riwayat kelahiran anak
  • Riwayat berat lahir anak
  • Riwayat penyakit anak saat ini dan sebelumnya
  • Riwayat penyakit hidrokel di keluarga

Sedangkan pada pasien dewasa, selain pertanyaan di atas, dokter juga bisa bertanya mengenai:

  • Riwayat perilaku seksual dan infeksi menular seksual
  • Riwayat bepergian ke daerah lain
  • Riwayat cedera pada pasien
  • Riwayat konsumsi obat-obatan tertentu

 

Pemeriksaan Fisik

Melalui pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan pemeriksaan tanda vital pasien terlebih dahulu seperti suhu, tekanan darah, laju nafas, nadi, dan tingkat nyeri yang dirasakannya bila ada. Dokter juga akan memeriksa skrotumnya untuk mengetahui apakah:

  • Benjolan terasa nyeri
  • Adanya perubahan tekstur pada skrotum
  • Ukuran pembengkakan skrotum
  • Warna pada skrotum

Selain untuk mengarahkan diagnosis, pemeriksaan fisik juga berguna untuk mendeteksi kemungkinan gejala hernia pada pasien.

Bila tersedia peralatan yang sesuai, bisa dilakukan tes transiluminasi, yakni dengan memberikan cahaya pada skrotum guna melihat apakah kemungkinan bengkak disebabkan oleh penumpukan cairan atau massa yang padat. Jika terdapat cairan, maka hasil dari pemeriksaan transiluminasi akan menjadi cahaya yang berpendar, terang, dan sedikit transparan.

 

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan tambahan bisa dilakukan dokter untuk menunjang diagnosis, seperti pemeriksaan radiologi atau laboratorium. Dokter bisa menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG). Tak jarang dokter juga akan melakukan pemeriksaan lain seperti pemeriksaan urine dan darah, bila dicurigai ada kemungkinan lain yang mengarah ke infeksi.

 

Tata Laksana

Hidrokel biasanya akan hilang sendiri sebelum anak mencapai usia 1 tahun. Jika hidrokel tidak kunjung hilang, dokter akan merujuk ke dokter bedah anak atau bedah urologi untuk tindakan lebih lanjut.

Dokter akan memberikan obat antinyeri seperti parasetamol atau ibuprofen untuk membantu mengurangi rasa nyeri. Prosedur pembedahan dapat dipertimbangkan bila hidrokel semakin besar dan tidak membaik setelah diberikan obat antinyeri. Ada dua pilihan prosedur bedah, yaitu:

  • Prosedur Hidrokelektomi

Pada prosedur ini dokter akan mengangkat atau memperbaiki hidrokel. Dokter spesialis bedah anak atau urologi akan menyayat bagian skrotum untuk membuka akses pada benjolan. Prosedur ini cukup umum untuk dilakukan dengan bantuan bius atau anestesi, baik itu anestesi lokal ataupun total, dan bisa menjadi pilihan terapi pada anak-anak.

  • Prosedur Laparoskopi

Prosedur ini adalah tindakan pengambilan hidrokel dengan teknologi yang lebih canggih. Sehingga, prosedur ini meninggalkan bekas luka yang lebih kecil, lebih tidak nyeri, dan lebih cepat penyembuhannya. Namun tidak semua rumah sakit memiliki teknologi ini.

Prosedur ini merupakan tindakan pembedahan minor, pada umumnya setelah prosedur pembedahan ini pasien boleh kembali ke rumah dan tidak perlu menginap di rumah sakit. Selain dua tindakan di atas, ada prosedur drainase yang dilakukan dengan mengambil cairan berlebih menggunakan jarum suntik. Namun, tindakan ini jarang dilakukan dan kurang direkomendasikan karena dapat meningkatkan risiko kekambuhan hidrokel.

 

Komplikasi

Kebanyakan kasus hidrokel tidak berbahaya dan tidak menyebabkan gangguan kesuburan pria. Namun karena hidrokel sering tidak terdeteksi dan ditangani, dapat menyebabkan masalah serius bila terjadi komplikasi. Kondisi medis yang bisa timbul sebagai komplikasi hidrokel antara lain:

  • Infeksi
  • Tumor
  • Torsio testis
  • Trauma
  • Perubahan bentuk testis akibat pengapuran atau pengerasan cairan hidrokel
  • Gangguan kesuburan
  • Nyeri kronis jangka panjang
  • Pembekuan darah
  • Hernia inguinalis (tonjolan organ dalam pada area lipat paha)

 

Pencegahan

Tidak ada cara khusus untuk mencegah hidrokel terutama pada bayi. Untuk orang dewasa, hal terbaik yang dapat dilakukan adalah menjaga testis dan skrotum agar tidak mengalami cedera. Jagalah perilaku seksual sehingga Anda tidak terkena infeksi menular seksual, yang bisa menjadi salah satu faktor risiko hidrokel.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Segera ke dokter bila anak atau Anda merasa nyeri yang muncul tiba-tiba pada bagian testis dan skrotum, disertai dengan bengkak dan perubahan warna kulit. Hal ini dapat mengindikasikan terjadinya torsio testis, suatu kegawatdaruratan medis dan memerlukan penanganan khusus. Anak yang mengalami torsio testis bisa mengalami mual, muntah, dan penurunan nafsu makan. Penemuan gejala penyerta lain seperti demam atau perdarahan hebat juga harus segera ditangani di fasilitas kesehatan.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Lovira Ai Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Jumat, 14 April 2023 | 20:27