Hernia Inguinalis

Hernia Inguinalis

Bagikan :


Definisi

Hernia inguinalis adalah kondisi penonjolan dikarenakan adanya organ dalam tubuh yang berpindah ke area lipat paha atau selangkangan yang disebut kanalis inguinalis yang bukan merupakan lokasi yang seharusnya (non-anatomis). Hernia disebabkan karena adanya tekanan yang tinggi dalam perut yang menyebabkan bagian otot perut melemah dan membentuk celah bukaan. Melalui celah inilah organ dalam perut dapat berpindah ke area kanalis ingunalis. 

Hernia inguinal adalah salah satu jenis hernia yang paling sering terjadi. Saat mengalami hernia inguinalis, penonjolan dapat hilang-timbul atau menetap. Penonjolan sering kali muncul saat penderita mengangkat benda berat, batuk atau mengedan. Umumnya benjolan akan hilang saat berbaring. Apabila tekanan perut tetap tinggi atau celah yang terbuka cukup besar, organ dapat mengalami komplikasi dan berpindah ke lokasi lain yang lebih jauh seperti misalnya berpindah ke kantung buah zakar (skrotum). Hal ini dapat menimbulkan sensasi sakit dan panas bagi penderitanya. Hingga saat ini, pilihan untuk mengobati hernia inguinalis hanya bisa dilakukan dengan metode pembedahan. Tindakan operasi dilakukan untuk mengembalikan posisi usus dan menutup celah yang ada.

 

Penyebab

Berdasarkan penyebabnya, hernia inguinalis dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu hernia inguinalis tidak langsung dan hernia inguinalis langsung.

  • Hernia inguinalis tidak langsung. Merupakan jenis hernia ingunalis yang terjadi akibat cacat lahir pada dinding perut. Hal ini terjadi ketika bukaan pada saluran kanalis inguinalis gagal menutup. Padahal seharusnya otot tersebut tertutup dengan sendirinya pada usia beberapa minggu kehamilan atau sesaat setelah bayi lahir. Hal inilah yang menyebabkan usus masuk ke dalam perut bagian bawah. Meskipun kondisi bawaan lahir, hernia inguinalis tidak selalu didiagnosis pada tahun pertama kehidupan. Bahkan ada beberapa kasus yang baru muncul saat dewasa. Kondisi ini terjadi pada sekitar 1% hingga 5% bayi baru lahir normal dan 10% pada bayi prematur.
  • Hernia inguinalis langsung. Kondisi ini merupakan hernia yang terjadi akibat melemahnya otot dinding perut karena tekanan berulang, misalnya sering mengangkat benda berat. Kondisi ini biasanya terjadi pada pria dewasa.

 

Faktor Risiko

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko lemahnya dinding perut dan menyebabkan hernia inguinalis adalah:

  • Cedera pada perut
  • Operasi pada perut
  • Batuk dalam jangka waktu yang lama (kronis). Batuk kronis dapat terjadi akibat merokok
  • Kebiasaan mengejan saat buang air besar atau buang air kecil
  • Melakukan aktivitas yang memberikan tekanan pada dinding perut. Seperti pekerjaan yang melibatkan posisi berdiri dalam jangka waktu yang lama atau pekerjaan yang yang melibatkan angkat beban yang berat
  • Kehamilan karena mengakibatkan peningkatan tekanan pada bagian dalam perut dan melemahnya ootot-otot perut
  • Kelebihan berat badan mengakibatkan tekanan yang lebih banyak pada bagian perut
  • Memiliki riwayat penyakit hernia di dalam keluarga
  • Kelahiran prematur pada bayi
  • Menderita penyakit lain seperti penyakit fibrosis kistik (penyakit keturunan yang menimbulkan gangguan pada sistem pernapasan dan pencernaan) 
  • Jenis kelamin. Walaupun bisa terjadi pada siapa saja, hernia inguinalis lebih sering terjadi pada laki-laki

 

Gejala

Hernia inguinalis sering kali tidak disadari. Saat mengalami kondisi ini, penderita umumnya akan merasakan:

  • Adanya penonjolan atau benjolan di selangkangan. Pada beberapa keadaan, penonjolan bisa meluas sampai ke buah zakar (skrotum). Penonjolan tersebut bisa hilang-timbul atau menetap. Jika penonjolan menetap, biasanya akan muncul gejala berupa rasa perih atau nyeri pada penonjolan
  • Rasa berat pada penonjolan
  • Rasa sakit dan pembengkakan pada selangkangan
  • Rasa nyeri saat batuk, mengedan atau membungkuk
  • Mual dan muntah mendadak

Selain pada orang dewasa, hernia inguinalis juga bisa terjadi pada anak-anak dan bayi yang baru lahir. Biasanya penonjolan akan semakin jelas dan membesar saat anak menangis, batuk atau saat buang air besar dan mengedan.

Pada orang dewasa dan anak, hernia dapat berlanjut dan jika tidak ditangani bisa meningkatkan risiko komplikasi. Keluhan yang bisa muncul pada kondisi komplikasi antara lain:

  • Nyeri di hernia yang semakin hebat
  • Rasa mual dan muntah yang meningkat
  • Nyeri perut mendadak
  • Perubahan warna benjolan hernia menjadi merah, ungu atau gelap
  • Tidak bisa BAB dan buang angin
  • Demam

Kondisi ini berbahaya dan butuh penanganan segera untuk mencegah komplikasi dan rusaknya organ atau usus yang terjepit.

 

Diagnosis

Untuk mendiagnosis hernia inguinalis, dokter akan melakukan tanya jawab atau anamnesis seputar:

  • Gejala yang dialami pasien
  • Riwayat akitivitas
  • Riwayat operasi
  • Riwayat cedera di area perut

Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, seperti:

  • Pemeriksaan tanda vital. Dokter akan mengukur tanda vital pasien seperti suhu tubuh, tekanan darah dan nadi
  • Pemeriksaan pada area perut
  • Pemeriksaan pada area penonjolan. Umumnya, dokter akan melihat dan menyentuh hernia pada berbagai posisi seperti berdiri dan duduk. Agar pemeriksaan lebih jelas, dokter juga akan menginstruksikan pasien untuk batuk atau mengejan agar hernia yang ada terlihat atau dapat diraba lebih jelas

Jika hasil pemeriksaan fisik dianggap masih kurang, dokter akan meminta pasien untuk menjalani pemeriksaan tambahan seperti:

  • Pencitraan. Pemindaian dengan USG, CT scan dan MRI untuk melihat isi penonjolan
  • Pemeriksaan urin. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain yang menyebabkan nyeri pada skrotum selain hernia

 

Tata Laksana

Tata laksana hernia inguinalis berupa prosedur operasi. Prosedur ini dilakukan untuk memasukkan kembali organ atau usus yang menonjol dan menguatkan bagian dinding perut yang lemah. Tujuan dari operasi hernia inguinalis adalah untuk mengatasi keluhan, mencegah muncul atau kambuhnya hernia, serta mencegah komplikasi.

Ada dua metode operasi untuk menangani hernia inguinalis yaitu:

  • Operasi bedah terbuka (laparotomi). Dokter bedah akan membuat sayatan di pangkal paha untuk mengembalikan usus dan organ yang terperangkap ke posisi semula. Kemudian dilanjutkan dengan proses penutupan lubang dan menguatkan jaringan perut yang lemah
  • Laparoskopi. Dokter bedah akan membuat beberapa sayatan kecil dibagian perut. Melalui salah satu sayatan tersebut, dokter akan memasukkan alat selang kecil yang dilengkapi kamera dan lampu kecil pada bagian ujungnya. Melalui kamera, dokter dapat melihat kondisi di dalam perut pasien. Dengan bantuan kamera ini, dokter akan memasukkan alat-alat bedah khusus untuk menarik hernia kembali ke tempatnya

 

Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi akibat hernia inguinalis yang tidak segera ditangani meliputi:

  • Hernia skrotalis. Hal ini disebabkan organ dalam masuk ke area yang lebih jauh, yakni buah zakar (skrotum). Hal ini berpotensi terjadinya kerusakan pada buah zakar akibat tekanan dari hernia
  • Hernia Inkarserata. Merupakan kondisi terjepitnya usus dan jaringan yang ada di dalam kantong hernia
  • Hernia Strangulata. Merupakan komplikasi di mana yang terjepit adalah pembuluh darah. Hal ini dapat menyebabkan organ berisiko mengalami kematian karena tidak mendapatkan nutrisi dari pembuluh darah. Selain itu, organ yang terjepit juga dapat menyebabkan infeksi dan gangguan pada saluran pencernaan mekanik seperti tidak bisa buang air besar

 

Pencegahan

Hernia akibat cacat bawaan lahir pada dinding perut sulit untuk dicegah, namun ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya kelemahan dinding perut yang biasa terjadi pada orang dewasa yaitu:

  • Tidak melakukan aktivitas yang melibatkan angkat beban berat
  • Menjaga berat badan agar tetap ideal dan sehat
  • Mengonsumsi makanan tinggi serat untuk mencegah sembelit dan mengejan saat BAB
  • Tidak merokok untuk menghindari batuk 

 

Kapan Harus ke Dokter?

Disarankan untuk segera ke dokter apabila terdapat penonjolan pada lipat paha atau selangkangan, terutama apabila penonjolan tidak bisa dimasukkan kembali dan menetap. Segera pergi ke IGD terdekat apabila hernia mulai berubah warna menjadi merah, ungu atau gelap dan mulai muncul gejala nyeri pada hernia, nyeri perut, mual, muntah dan demam.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : dr Vega Audina
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Senin, 29 April 2024 | 03:47