Lordosis

Lordosis
Kenali penyakit dan gejala dari penyakit lordosis

Bagikan :


Definisi

Lordosis atau dikenal juga dengan swayback adalah salah satu jenis kelainan tulang belakang. Lordosis berbeda dengan kifosis di mana tulang belakang membungkuk ke depan atau skoliosis di mana kelengkungan tulang belakang memiliki sudut yang miring seperti huruf S. Lordosis adalah kondisi di mana tulang belakang melengkung terlalu dalam. Kondisi medis ini sering terjadi pada tulang belakang bagian lumbar (area di atas tulang panggul) yang disebut lordosis lumbar, dan pada tulang belakang bagian leher yang dinamakan lordosis servikal.

Normalnya, tulang belakang memiliki fungsi sebagai berikut:

  • Memberi support dan sokongan terhadap kepala.
  • Menyambungkan bagian kepala dengan bagian panggul.
  • Berputar dan membengkok secara lentur.
  • Sebagai perlindungan dari berbagai gaya dan tekanan yang besar terhadap tubuh, terutama ketika terjadi kecelakaan.
  • Menstabilkan postur dan struktur tubuh.

Pada prinsipnya bentuk tulang belakang memiliki beberapa lengkungan dan bentuknya tidak lurus sepenuhnya. Namun, bila sudut tulang belakang melengkung terlalu dalam seperti pada kondisi lordosis, hal ini dapat mengganggu fungsi dasar dari tulang belakang. Tekanan pada tulang belakang akan bertambah sehingga dapat menimbulkan keluhan nyeri dan rasa tidak nyaman. Anda juga dapat merasakan penurunan fungsi dalam pergerakan dan keseimbangan tubuh bila lordosis tidak diobati dengan baik.

Kelainan bentuk tulang belakang pada orang dewasa umumnya dikaitkan dengan nyeri berat, disabilitas, komplikasi penyakit, dan biaya prosedur yang tinggi. Lordosis yang berat bisa memengaruhi kualitas hidup. 

 

Penyebab

Lordosis dapat terjadi pada usia berapa saja. Penyebab lordosis dapat berbeda-beda menurut usia dan kondisi. Berikut merupakan penyebab lordosis tersering, yaitu:

  • Discitis, peradangan pada ruang sendi antara tulang belakang yang kasusnya cukup langka.
  • Obesitas atau berat badan berlebih.
  • Kifosis, skoliosis, atau kondisi kelainan kelengkungan tulang belakang lainnya.
  • Osteoporosis yang membuat tulang lemah dan mudah patah.
  • Spondilolistesis, tulang belakang bergeser ke depan dan menimbulkan keluhan.
  • Cedera saat olahraga berat.

Pada anak-anak, penyebab lordosis tersering adalah:

  • Postur tubuh yang buruk.
  • Riwayat operasi tulang belakang.
  • Cedera pada pinggang atau panggul.
  • Bawaan sejak lahir, seperti penyakit cerebral palsy atau meningomyelocele (kelainan bawaan tulang belakang tidak menutup sempurna sebelum lahir).
  • Faktor keturunan atau genetik.

Lordosis juga dapat terjadi pada ibu hamil akibat penambahan berat badan dan lingkar perut yang berlebih dalam waktu singkat. Postur tubub dan bentuk tulang belakang bisa berubah sebagai pusat gravitasi tubuh. Biasanya lordosis akan sembuh sendiri setelah melahirkan seiring penurunan berat badan dan lingkar perut.

 

Faktor Risiko

Faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya lordosis adalah sebagai berikut:

  • Spondilolistesis: Kondisi tulang belakang bergeser dari posisi normal yang seharusnya.
  • Akondroplasia: Kondisi dimana tubuh kerdil dan pertumbuhan anggota tubuh tidak proporsional.
  • Osteoporosis: Kondisi dimana terjadinya penurunan kepadatan tulang, sehingga risiko terjadinya patah tulang semakin tinggi.
  • Osteosarkoma: kanker ganas pada tulang.
  • Obesitas: Tingginya kadar lemak tubuh pada pasien obesitas bisa menambah tekanan pada seluruh anggota tubuh, salah satunya tulang. Rawan terjadi perubahan bentuk pada tulang belakang karena harus menopang beban tubuh yang berat.

 

Gejala

Gejala dari lordosis bisa bervariasi pada setiap penderitanya, bahkan ada yang tidak bergejala. Umumnya, lordosis bisa mengubah penampilan seseorang walaupun mereka tidak mengalami keluhan. Gejala yang umum timbul dari lordosis adalah sebagai berikut:

  • Perubahan postur tubuh yang tampak ketika berdiri atau berjalan.
  • Nyeri punggung atau leher.
  • Nyeri yang bisa menjalar ke tungkai dan kaki.
  • Bagian pinggul terlihat lebih menonjol.
  • Kesulitan bergerak pada beberapa posisi.
  • Sulit berbaring mendatar di lantai.
  • Kram atau kesemutan.
  • Kekakuan otot punggung.

Pada kondisi yang langka, pasien bisa kehilangan kontrol akan kandung kemih atau ususnya. Bila hal ini terjadi, pasien harus segera mencari bantuan medis.

 

Diagnosis

Dalam menegakkan diagnosis lordosis diperlukan wawancara, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang oleh dokter.

 

Wawancara Medis

Ketika melakukan wawancara, dokter akan menanyakan:

  • Keluhan utama.
  • Keluhan penyerta bila ada.
  • Sejak kapan keluhan tersebut muncul.
  • Bagaimana progresivitas dari keluhan, apakah terasa semakin berat.
  • Riwayat penyakit terdahulu.
  • Riwayat pengobatan.
  • Riwayat penyakit di keluarga.

 

Pemeriksaan Fisik

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik berupa pemeriksaan kondisi umum pasien, tanda-tanda vital seperti tekanan darah, suhu tubuh, nadi, dan laju napas. Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan lokal pada bagian tulang belakang. Dokter akan menilai kelengkungan tulang belakang Anda, melihat apakah ada penurunan fungsi gerak, dan kekakuan pada tulang.

 

Pemeriksaan Penunjang

Setelah melakukan pemeriksaan tersebut, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk membantu dalam penegakan diagnosis. Pemeriksaan penunjang yang mungkin dilakukan adalah sebagai berikut:

  • X-ray: Pemeriksaan x-ray atau rontgen bertujuan untuk melihat sudut dan kemiringan tulang
  • CT Scan: Selain tulang, CT scan dapat melihat pencitraan otot, lemak, dan struktur lain di sekitarnya. Sayangnya pemeriksaan ini tidak tersedia di semua fasilitas kesehatan.
  • MRI: MRI adalah jenis pemeriksaan yang lebih canggih dibanding CT scan, dapat melihat struktur selain tulang secara lebih detail. Namun sama seperti CT scan, tidak semua rumah sakit memiliki alat ini.
  • Bone Scan: Bone scan adalah sebuah metode untuk mendeteksi adanya kelainan tulang seperti tumor dan radang.
  • Pemeriksaan laboratorium darah: Pemeriksaan laboratorium darah dapat membantu untuk mendeteksi penyakit lain yang mungkin muncul bersamaan dengan lordosis, namun perlu diketahui bahwa pemeriksaan ini bukanlah standar emas dalam mendeteksi lordosis.

 

Tata Laksana

Kebanyakan kasus lordosis tidak membutuhkan penanganan khusus kecuali untuk kasus yang parah. Tata laksana akan bergantung dengan derajat keparahan serta gejala yang muncul.

  • Pengobatan seperti obat anti nyeri dapat diberikan untuk membantu mengurangi nyeri dan pembengkakan.
  • Terapi fisik seperti rehabilitasi medik bertujuan untuk memperkuat otot dan kemampuan gerak sendi.
  • Diet dan aktivitas fisik untuk menurunkan berat badan dapat membantu mengembalikan postur tubuh.
  • Pemakaian braces atau penyangga tubuh dapat membantu memperbaiki postur, terutama untuk penderita lordosis anak-anak dan remaja.
  • Suplemen gizi seperti vitamin D dan kalsium dapat membantu menambah nutrisi yang dibutuhkan oleh tulang belakang.
  • Tindakan pembedahan merupakan pilihan yang dapat dilakukan untuk kasus lordosis yang parah dan memiliki komplikasi. Tindakan ini dilakukan oleh dokter spesialis ortopedi atau bedah tulang.

 

Komplikasi

Bila tidak tertangani, lordosis dapat menimbulkan nyeri dan sensasi tidak nyaman pada punggung yang bisa berlangsung lama. Mobilitas pasiennya juga bisa turun. Ditakutkan terjadi kelainan bentuk tulang belakang secara permanen.

 

Pencegahan

Tidak ada cara atau rekomendasi khusus untuk mencegah lordosis. Namun, terdapat beberapa gerakan olahraga yang dapat dilakukan untuk memperbaiki postur tubuh dan kesehatan tulang belakang, yakni:

  • Menggunakan gym ball untuk latihan panggul.
  • Latihan yoga.
  • Melakukan peregangan otot leher.
  • Melakukan peregangan sendi panggul dan pinggul.

Pada anak-anak, dokter bisa menyarangkan brace pada punggung untuk mencegah tulang yang lordosis semakin melengkung seiring pertumbuhannya.

Untuk lordosis yang disebabkan oleh kelainan bawaan lahir, ibu bisa berusaha untuk menjaga nutrisi dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang selama hamil. Cukupi kebutuhan buah, sayur, protein, dan serat, serta mengonsumsi suplemen tambahan seperti asam folat saat hamil. Selalu cukupi kebutuhan cairan dan hindari stres untuk mengurangi risiko anak menderita kelainan bawaan sejak dalam kandungan. 

 

Kapan Harus ke Dokter?

Anda disarankan berkonsultasi dengan dokter bila merasa bentuk tulang terlalu melengkung, atau sudah mengalami keluhan seperti nyeri, mati rasa, kesemutan, dan penurunan kemampuan gerak. Selain itu, disarankan untuk memeriksa kelengkungan tulang belakang secara rutin bila memang sudah mengalami lordosis sejak lahir. Anda dapat mengunjungi dokter spesialis ortopedi atau bedah tulang, nantinya dokter tersebut yang akan menentukan tindakan yang tepat untuk Anda.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Lovira Ai Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Kamis, 13 April 2023 | 14:06