Sindrom Smith-Lemli-Opitz

Kenali tanda dan gejala sindrom Smith-Lemli-Opitz

Bagikan :


Definisi

Sindrom Smith-Lemli-Opitz (SLOS) adalah sebuah kondisi genetik yang diturunkan dalam keluarga dan menyerang banyak bagian tubuh. Penyakit ini juga dikenal dengan nama lain seperti defisiensi enzim 7-dehidrokolesterol reduktase, sindrom RSH, atau sindrom SLO.

Sindrom ini mengganggu kemampuan tubuh dalam membuat kolesterol, terjadi karena adanya mutasi atau perubahan pada gen. Kolesterol adalah zat yang penting untuk struktur sel, produksi hormon, serta berperan dalam perkembangan normal dari bayi. Selain itu, SLOS juga menyebabkan limbah metabolisme berbahaya dari produksi kolesterol tetap menumpuk di tubuh. Hal ini bisa mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, bayi dengan SLOS bisa memiliki kelainan bawaan lahir pada bentuk tubuh, fitur wajah dan organ tubuhnya, serta gangguan kecerdasan atau perilaku. Pada beberapa kondisi, penyakit ini bisa membahayakan nyawa anak.

SLOS diperkirakan terjadi pada 1 dalam 20.000 hingga 60.000 kelahiran bayi. Kondisi ini umum ditemukan pada populasi masyarakan dengan keturunan Eropa, terutama Eropa bagian tengah seperti Slovakia dan Republik Ceko. Hingga saat ini belum ditemukan adanya pengobatan jangka panjang yang efektif untuk pasien SLOS.

 

Penyebab

Sindrom ini disebabkan oleh proses mutasi atau perubahan pada gen DHCR7, yang berperan dalam proses pembuatan enzim bernama 7-dehidrokolesterol reduktase. Enzim ini bertanggung jawab pada langkah terakhir dalam produksi kolesterol, sejenis lemak yang diproduksi di tubuh. Kolesterol juga didapat dari makanan yang berasal dari hewan seperti kuning telur, daging merah, daging unggas, ikan, dan produk susu.

Kolesterol adalah zat yang dibutuhkan dalam perkembangan embrio dan penting dalam pembuatan selubung sel saraf (mielin) serta membran sel. Sebagai tambahan, kolesterol juga memiliki peran dalam produksi beberapa hormon dan zat yang dibutuhkan dalam sistem pencernaan.

Mutasi dari gen DHCR7 dapat mengurangi aktivitas enzim 7-dehidrokolesterol reduktase, sehingga mencegah sel dalam memproduksi kolesterol. Kurangnya enzim ini juga dapat membuat produk sisa metabolisme yang beracun dari proses produksi kolesterol untuk mengendap dalam darah, sistem saraf, dan jaringan lain.

Kombinasi dari kadar kolesterol yang rendah di tubuh dan penumpukan zat-zat lain kemungkinan besar akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan banyak sistem jaringan di tubuh. Namun, masih belum dimengerti secara pasti bagaimana proses-proses tersebut bisa menyebabkan gejala dari SLOS.

SLOS adalah penyakit genetik autosomal resesif, yang berarti penyakit ini diturunkan ketika kedua orang tua masing-masing memiliki satu salinan gen DHCR7 yang bermutasi. Saat mereka memiliki anak, anaknya bisa memiliki dua salinan gen yang bermutasi sehingga bisa mengalami penyakit ini.

 

Kami memiliki artikel mengenai pemeriksaan kolesterol total yang bisa Anda baca di sini.

 

Faktor Risiko

Risiko anak mengalami SLOS bisa meningkat bila masing-masing dari orang tua memiliki satu salinan gen DHCR7 yang bermutasi, atau bila sudah ada anggota keluarga dengan riwayat SLOS. Penyakit ini banyak ditemukan juga pada orang-orang etnis Eropa Tengah.

Untuk jenis kelamin, SLOS dapat menyerang jenis kelamin pria dan wanita secara merata. Selain itu, faktor usia juga tidak berpengaruh terhadap SLOS.

 

Gejala

Gejala dari SLOS yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

  • Penurunan kesadaran
  • Gagal napas
  • Kehilangan pendengaran
  • Kehilangan penglihatan
  • Muntah
  • Kesulitan untuk minum karena refleks yang belum sempurna
  • Gagal tumbuh
  • Konstipasi
  • Sianosis atau tubuh membiru
  • Jari tangan atau kaki ada yang bergabung atau terdapat tambahan jari
  • Gagal jantung kongestif
  • Fotosensitivitas atau sensitif terhadap cahaya

Gangguan neuropsikiatri atau gangguan saraf dan kejiwaan juga dapat terjadi seperti disabilitas intelektual dan gejala dari spektrum autisme, hal ini dikarenakan sebagian besar dari penderita SLOS juga mengidap autisme. Autisme sendiri adalah gangguan perkembangan yang bisa memengaruhi pasien dalam berperilaku, berkomunikasi, berinteraksi dan belajar yang berbeda dari sebagian besar orang.

 

Diagnosis

Untuk mendiagnosis SLOS yang mana termasuk dari penyakit langka, dokter akan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis.

Dokter akan melakukan wawancara mendalam pada orang tua mengenai gejala dan keluhan yang tampak pada anak. Riwayat kehamilan dan persalinan ibu serta riwayat penyakit pada keluarga juga akan ditanyakan.

Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik pada SLOS dilakukan dengan memantau tanda klinis pada pasien. Tanda klinis yang muncul pada pasien SLOS yakni:

  • Berat badan yang rendah yang dibandingkan dengan tingginya
  • Tangisan yang berbeda dibanding tangisan bayi normal
  • Mikrosefali atau lingkar kepala yang lebih kecil dari biasanya
  • Mikrognathia atau rahang yang mengecil
  • Ptosis atau kelopak mata yang menutup
  • Strabismus atau mata juling
  • Lipatan epikantal yang terdapat pada bagian mata
  • Bibir sumbing
  • Gagal napas
  • Adanya bising jantung yang didengar melalui stetoskop
  • Adanya kelainan pada organ kelamin

Selanjutnya juga dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain adalah pemeriksaan genetik, pemeriksaan darah untuk menilai kadar kolesterol. Pemeriksaan USG pada saat kehamilan juga mampu membantu untuk mengantisipasi janin terlahir dengan SLOS. Selain itu, MRI atau CT scan pada otak juga mampu membantu melihat adanya kelainan struktur pada otak, USG juga dapat membantu untuk melihat kelainan pada organ dalam bagian perut.

 

Tata Laksana

Hingga saat ini, tidak ada tata laksana yang terbukti untuk menyembuhkan SLOS. Tata laksana yang mungkin dilakukan adalah dengan memberikan suplementasi kolesterol untuk meningkatkan kadar plasma kolesterol dalam darah. Dosis diberikan sesuai dengan kondisi pasien dan berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter.

Selain suplementasi kolesterol, suplementasi hormonal juga dapat dibutuhkan untuk pasien dengan SLOS. Pemberian makanan melalui media lain juga dapat diberikan dikarenakan sebagian besar pasien SLOS mengalami gangguan dalam proses makan. Pasien dengan SLOS juga sebaiknya menghindari paparan sinar matahari.

Tindakan pembedahan juga bisa dilakukan sesuai dengan gejala yang muncul. Misalnya pada pasien SLOS yang memiliki gejala kelainan jantung bawaan, mungkin diperlukan tindakan pembedahan untuk mengurangi gejala. Prosedur bedah untuk mengatasi bibir sumbing dan jumlah jari yang berlebih juga sebaiknya dilakukan sedini mungkin untuk memberikan hasil yang lebih optimal nantinya.

 

Komplikasi

Seluruh sel dalam tubuh bergantung dengan kadar kolesterol dalam menjalankan tugas yang seharusnya. Oleh karena itu, kurangnya kadar kolesterol pada pasien SLOS dapat memengaruhi banyak organ tubuh. Banyak juga pasien dengan SLOS yang memiliki beberapa kelainan seperti penyakit jantung bawaan dan kelainan otak yang dapat berujung kepada kematian.

Sedangkan pasien SLOS yang bertahan hidup dapat mengalami penyakit ginjal, gangguan kelenjar adrenal yang berada di atas ginjal, kejang, gagal tumbuh, dan disfungsi hati.

 

Pencegahan

Melakukan pemeriksaan kehamilan yang rutin bisa membantu mengetahui bila anak memiliki kelainan sejak masih di kandungan. Dengan melakukan pemeriksaan kehamilan, maka dapat dilakukan USG sehingga dapat melihat bentuk janin sehingga risiko terjadinya SLOS dapat diturunkan. Selain itu, dengan melakukan penggalian riwayat penyakit di keluarga juga dapat membantu orang tua untuk mengetahui risiko penyakit yang bisa mereka turunkan pada anak.

Walaupun tidak ada tindakan khusus guna mencegah SLOS, untuk ibu hamil tetap disarankan untuk melakukan pola hidup sehat seperti tidur cukup, hindari stress, makan makanan yang bergizi seimbang, melakukan aktivitas fisik secukupnya dan mengonsumsi suplementasi asam folat dan suplementasi lainnya yang disarankan oleh dokter kandungan.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Deteksi dan pemberian tata laksana sedini mungkin sangatlah penting untuk penyakit SLOS. Bila Anda sedang hamil, Anda dapat rutin melakukan pemeriksaan kehamilan di dokter terutama bila di keluarga terdapat riwayat penyakit genetik seperti SLOS.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Lovira Ai Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Selasa, 16 April 2024 | 12:18

Medline Plus - Smith-Lemli-Opitz syndrome (2020). From https://medlineplus.gov/genetics/condition/smith-lemli-opitz-syndrome/#inheritance. [Accessed January 28, 2023]

Medscape - Smith - Lemli - Opitz Syndrome (2021). From https://emedicine.medscape.com/article/949125-overview. [Accessed January 28, 2023]

Myriad - Smith-Lemli-Opitz syndrome (2020).From https://myriad.com/womens-health/diseases/smith-lemli-opitz-syndrome/. [Accessed January 28, 2023]