Trauma Genital

Kebanyakan trauma genital terjadi pada pria dan dapat melibatkan cedera pada buah zakar, kulit buah zakar, dan penis.

Bagikan :


Definisi

Trauma genital adalah trauma atau cedera pada organ kelamin pria atau wanita, terutama yang berada di bagian tubuh luar. Cedera pada perineum (otot yang melindungi otot lantai panggul) juga termasuk trauma genital. Umumnya trauma genital banyak terjadi pada pria dan bisa melibatkan cedera pada buah zakar (testis), kulit buah zakar (skrotum), dan penis. Trauma genital berat terjadi paling sering pada medan perang, biasanya akibat bahan ledakan darat.

Cedera pada area kelamin dapat menimbulkan nyeri hebat dan menyebabkan perdarahan yang banyak. Cedera ini juga dapat memengaruhi organ reproduksi, kandung kemih, dan uretra (saluran yang menyalurkan urine dari kandung kemih keluar tubuh). Kerusakan yang terjadi dapat bersifat sementara atau permanen.

 

Penyebab

Trauma Genital pada Perempuan

Trauma genital tidak hanya bisa terjadi pada pria, namun dapat terjadi pada wanita dewasa serta anak perempuan yang masih kecil. Pada perempuan, cedera pada area kelamin dapat terjadi dalam kasus perkosaan atau pelecehan seksual seperti dengan memasukan benda asing ke vagina. Anak perempuan (paling sering pada usia <4 tahun) juga dapat melakukan eksplorasi di tubuhnya, yang merupakan bagian perkembangan yang normal.

Objek yang dapat menimbulkan cedera pada kelamin bisa berupa tisu toilet, krayon, mutiara, pin, atau kancing. Anda harus menanyakan pada anak bagaimana suatu benda dapat berada di dalam alat kelaminnya.

Selain itu, pemotongan sebagian kelamin wanita dengan menyunat klitoris yang dilakukan pada beberapa budaya, merupakan salah satu bentuk trauma genital. Proses persalinan juga bisa menimbulkan cedera atau luka pada kelamin wanita.

 

Trauma Genital pada Laki-Laki

Sementara itu, pada pria dan anak laki-laki yang masih kecil, trauma genital cukup sering disebabkan oleh:

  • Kelamin terjepit ritsleting, sering terjadi terutama pada anak-anak. Luka biasanya tidak serius dan akan sembuh dengan cepat.
  • Fraktur atau ‘patah’ penis. Hal ini paling sering terjadi ketika penis dipaksa membengkok saat aktivitas seksual. Fraktur penis dapat disertai dengan cedera uretra (saluran keluarnya urine).
  • Amputasi kelamin, misalnya akibat terpotong mesin.
  • Kelamin terjepit cincin penis yang dipakai untuk meningkatkan ereksi. Kondisi ini berpotensi menyebabkan kerusakan permanen pada penis.
  • Gigitan hewan atau manusia. Hal ini jarang terjadi namun juga dapat mencederai uretra.

Mekanisme trauma genital lainnya adalah:

  • Kecelakaan saat buang air besar, dimana dudukan toilet jatuh.
  • Kecelakaan kendaraan bermotor.
  • Cedera saat olahraga.
  • Luka bakar pada area kelamin.
  • Trauma tajam seperti tembakan senjata api (jarang terjadi namun dapat mencederai uretra).
  • Straddle injury, yaitu cedera pada daerah selangkangan atau perineum akibat terbentur oleh suatu objek atau karena jatuh dengan posisi mengangkang. Hal ini biasanya terjadi saat kecelakaan sepeda, dimana selangkangan membentur bagian tengah sepeda atau dudukan sepeda.

 

Faktor Risiko

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami trauma genital, yaitu:

  • Proses persalinan yang sulit, seperti persalinan menjadi lama karena bayi yang besar atau ukuran panggul yang kecil.
  • Kebiasaan berkendara yang buruk, seperti sering mengebut atau tidak memakai sabuk pengaman.
  • Berolahraga tanpa alat pelindung.
  • Memakai objek dalam memuaskan hasrat seksual.
  • Bekerja di sekitar benda-benda berbahaya dan tidak memakai alat pelindung diri.

 

Gejala

Gejala dan keluhan yang bisa timbul dari trauma genital meliputi:

  • Nyeri perut.
  • Perdarahan, dapat terjadi pada area kelamin misalnya pada ujung uretra atau bercampur dengan urine. Adanya perdarahan seperti ini dapat menandakan cedera uretra.
  • Memar atau bengkak.
  • Perubahan bentuk area kelamin yang terkena, misalnya penis bengkok pada fraktur penis atau buah zakar yang membesar akibat penumpukan darah.
  • Rasa ingin pingsan.
  • Keluarnya cairan berbau dari vagina atau uretra.
  • Adanya benda yang ditemukan pada alat kelamin.
  • Nyeri selangkangan atau kemaluan, nyeri bisa sangat hebat.
  • Bocornya urine dari saluran lain.
  • Muntah.
  • Nyeri saat buang air kecil atau tidak dapat buang air kecil sama sekali.
  • Luka terbuka pada area kelamin.
 

Diagnosis

Dokter bisa bertanya mengenai keluhan yang dirasakan pasien saat ini, bagaimana awal mula terjadinya cedera, serta riwayat penyakit pasien. Dokter juga akan memeriksa area kelamin pasien untuk melihat tanda-tanda trauma seperti luka, memar, bengkak, perubahan warna kulit, atau nyeri penekanan.

Pemeriksaan penunjang bisa dilakukan dokter untuk menunjang diagnosis, contoh pemeriksaannya antara lain:

  • Ultrasonografi (USG) buah zakar. Cedera buah zakar terkadang sulit diidentifikasi, oleh karena itu pemeriksaan USG bisa membantu untuk mengonfirmasi bila ada ruptur di dalamnya.
  • Uretrografi retrograd, pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan zat kontras ke dalam uretra. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada kasus fraktur penis atau cedera benda tajam pada kelamin yang dicurigai turut mengenai uretra (ditandai dengan darah pada urine atau ada keluhan tidak bisa buang air kecil).

Diagnosis cedera kulit buah zakar dan penis biasanya dapat ditegakkan dengan pemeriksaan fisik saja. Pemeriksaan radiologi seperti MRI dan ultrasonografi umumnya dipertimbangkan pada kasus yang belum jelas diagnosisnya.

 

Tata Laksana

Pengobatan awal untuk trauma genital adalah dengan menenangkan pasien. Area kelamin yang cedera umumnya ditutup untuk memberikan privasi sembari memberikan pertolongan pertama. Dokter akan berusaha mengontrol perdarahan yang ada dengan menekan langsung luka yang berdarah menggunakan kain bersih atau kasa steril. Kompres dingin juga bisa diberikan untuk membantu mengurangi bengkak.

Jika buah zakar mengalami cedera, sangga buah zakar dengan membuat kain gendongan dari handuk. Selain itu, posisikan buah zakar di atas kain empuk seperti popok. Jangan mengeluarkan benda yang tersangkut pada kelamin, segera cari pertolongan medis. Anda dapat menyebabkan kerusakan yang lebih berat jika berusaha mengeluarkan bendanya sendiri.

Pengobatan trauma genital pada fasilitas kesehatan akan bergantung pada mekanisme traumanya:

  • Beberapa trauma genital seperti trauma tajam atau ruptur testis, fraktur penis, dan trauma tajam lainnya bisa memerlukan prosedur operasi untuk penanganan lebih lanjut.
  • Terpotongnya (amputasi) kelamin penis dapat diterapi dengan pemasangan kembali jika bagian penis yang lepas memungkinkan untuk disambung. Namun, tingkat penyembuhan dan kembalinya sensasi serta fungsi penis akan bervariasi.
  • Penis terjepit ditangani dengan melepaskan benda yang menjepit penis. Luka yang terbentuk akan dibersihkan dan diberikan antibiotik jika diduga ada infeksi bakteri.
  • Gigitan hewan dan manusia akan membutuhkan pembersihan luka yang agresif dan pemberian antibiotik. Namun, luka terbuka tidak boleh ditutup pada kasus gigitan.

 

Komplikasi

Komplikasi yang bisa timbul dari trauma genital adalah:

  • Infeksi, bisa ditandai dengan bengkak dan demam tinggi. Infeksi yang tidak tertangani bisa berisiko menjadi syok sepsis (gangguan perfusi darah karena infeksi yang luas di dalam tubuh).
  • Kehilangan jaringan.
  • Gangguan ereksi.
  • Hipogonadisme atau penurunan produksi hormon seks pada pria akibat rusaknya buah zakar.
  • Terbentuknya jaringan luka pada uretra yang dapat menyebabkan penyempitan uretra dan gangguan buang air kecil.

 

Pencegahan

Ajarkan keselamatan kepada anak dan ciptakanlah lingkungan yang aman bagi mereka. Jauhkan benda-benda kecil dari jangkauan balita dan awasi anak selama mereka sedang bermain. Berhati-hati juga selama berkendara dan berolahraga agar tidak mengalami cedera. 

 

Kapan Harus ke Dokter?

Trauma genital dapat menyebabkan cedera pada organ kelamin atau saluran kemih. Cari pertolongan medis jika ada:

  • Bengkak atau memar yang tidak kunjung hilang atau besar.
  • Darah pada urine.
  • Kesulitan buang air kecil.
  • Nyeri hebat atau perdarahan pada kelamin.
  • Kecurigaan adanya pelecehan atau kekerasan seksual.
  • Luka terbuka.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Tea Karina Sudharso
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 15:22

Encyclopedia, M., & injury, G. (2022). Genital injury: MedlinePlus Medical Encyclopedia. Retrieved 27 July 2022, from https://medlineplus.gov/ency/article/000044.htm

Genital Trauma - Injuries; Poisoning - MSD Manual Professional Edition. (2022). Retrieved 27 July 2022, from https://www.msdmanuals.com/professional/injuries-poisoning/genitourinary-tract-trauma/genital-trauma

Genital Injuries - Injuries and Poisoning - MSD Manual Consumer Version. (2022). Retrieved 27 July 2022, from https://www.msdmanuals.com/home/injuries-and-poisoning/injury-to-the-urinary-tract-and-genitals/genital-injuries