Setiap manusia membutuhkan tidur yang cukup untuk mengembalikan energi yang hilang. Orang dewasa umumnya membutuhkan tidur selama 8-9 jam per hari. Namun bagi sebagian ibu hamil, terkadang sulit untuk merasakan tidur nyenyak selama kehamilan. Padahal, kurang tidur dapat membahayakan kondisi ibu dan janin.
Penyebab Susah Tidur saat Hamil
Sebagian besar ibu hamil mengalami susah tidur saat hamil terutama ketika memasuki trimester ketiga. Memasuki usia trimester akhir, ukuran janin akan semakin besar sehingga membuat Anda susah bergerak serta tidak nyaman untuk bergerak. Salah satu akibatnya, Anda juga akan kesulitan menemukan posisi yang nyaman untuk tidur.
Dilansir dari American Pregnancy Association, kondisi ini terbilang normal dan dialami 78% wanita hamil di seluruh dunia. Namun hingga kini belum dapat diketahui penyebab pasti mengapa ibu hamil tua mengalami susah tidur. Sebagian pendapat menyatakan bahwa hal ini disebabkan oleh perubahan hormon menjelang persalinan dan pergerakan janin dalam kandungan. Selain itu, susah tidur juga dapat disebabkan oleh hal lainnya seperti:
- Nyeri punggung
- Perut kembung yang membuat tidur tidak nyaman
- Heartburn yaitu rasa panas di dada akibat naiknya asam lambung
- Kram di kaki dan restless legs syndrome (gangguan saraf yang menyebabkan kaki terus bergerak)
- Kecemasan dan mimpi buruk
- Mendengkur
- Sesak napas karena janin menekan diafragma
Bahaya Kurang Tidur bagi Ibu Hamil
Kurang tidur di trimester akhir kehamilan bukan hanya membuat ibu hamil merasa lemas dan kurang energi, namun juga berisiko bagi kehamilan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang kurang tidur berisiko mengalami proses kelahiran yang lebih lama atau melahirkan dengan proses operasi sesar.
Dalam penelitian tersebut diungkapkan bahwa ibu hamil yang memiliki kebiasaan tidur kurang dari 6 jam di malam hari mengalami proses persalinan hingga 29 jam. Namun pada ibu hamil yang cukup tidur, hanya membutuhkan proses persalinan paling lama hingga 17 jam.
Dilansir dari Verywell Health, kurang tidur pada ibu hamil juga dapat menyebabkan gangguan asupan nutrisi dari ibu ke janin. Peredaran darah ke janin mencapai puncaknya ketika ibu tidur. Ketika tidur terganggu, periode tidur nyenyak ibu akan berkurang sehingga memengaruhi pelepasan hormon pertumbuhan yang menyebabkan gangguan pertumbuhan janin. Akibatnya, ibu dapat melahirkan bayi dengan ukuran terlalu besar atau terlalu kecil.
Selain itu, dilansir dari Sleep Foundation, kurang tidur pada ibu hamil juga dikaitkan dengan risiko ibu mengalami diabetes gestasional dan depresi selama hamil dan setelah melahirkan.
Mengatasi Kurang Tidur saat Hamil
Meskipun wajar dialami banyak ibu hamil, namun sebaiknya Anda tidak meremehkan kurang tidur saat hamil. Dilansir dari WebMD, berikut ini beberapa cara mengatasi masalah tidur saat hamil terutama di trimester ketiga:
- Kurangi asupan kafein terlebih di saat mendekati jam tidur
- Perbanyak minum air putih di siang hari namun hindari minum air sebelum tidur karena menyebabkan Anda mudah terbangun saat tidur
- Kurangi penggunaan gawai menjelang waktu tidur
- Makan dalam porsi kecil namun sering
- Hindari makanan pedas yang memicu heartburn
- Berolahraga atau relaksasi sebelum tidur
- Sempatkan tidur siang
- Buat kamar menjadi nyaman untuk tidur
- Tidur dengan lampu redup
Gangguan tidur saat hamil dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan bagi ibu dan menyulitkan persalinan. Jika Anda mengalami masalah tidur yang sangat mengganggu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter agar mendapat penanganan yang sesuai.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina
Peters, B. (2021). The Effects of Lack of Sleep and Poor Sleep During Pregnancy. Available from: https://www.verywellhealth.com/consequences-of-sleep-problems-in-pregnancy-3015068
Watson, S. (2020). Pregnancy Insomnia. Available from: https://www.webmd.com/baby/insomnia-during-pregnancy#1
Pacheco, D. (2022). Sleeping During Your Third Trimester. Available from: https://www.sleepfoundation.org/pregnancy/sleeping-during-3rd-trimester