Melatonin adalah hormon alami yang dihasilkan tubuh untuk mengatur ritme tidur. Melatonin juga tersedia dalam bentuk sintetis yang biasa dikonsumsi sebagai suplemen untuk mengatasi gangguan tidur.

Terkadang, gangguan tidur parah membuat orang mengonsumsi suplemen melatonin secara berlebihan. Apa yang terjadi jika seseorang overdosis melatonin? Simak ulasannya berikut ini.

Apa Itu Overdosis Melatonin?

Tubuh secara alami memproduksi melatonin, yaitu hormon yang berfungsi mengatur siklus tidur dan ritme sirkadian tubuh. Namun, pada kondisi tertentu seseorang mungkin memerlukan suplemen melatonin untuk mengatasi masalah tidur seperti insomnia atau jet lag.  

Pemberian dosis suplemen melatonin setiap orang berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan, usia, tinggi dan berat badan, serta kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Beberapa orang juga lebih sensitif terhadap efek melatonin daripada yang lain, sehingga dosis kecil melatonin sudah dapat memberikan efek yang dibutuhkan. 

Dalam penggunaan melatonin, tidak ada dosis melatonin resmi atau standar yang berlaku sama untuk semua orang. Dosis yang aman mengacu pada dosis terendah yang efektif membantu Anda tertidur tanpa menimbulkan efek samping. Dosis standar untuk orang dewasa berkisar antara 1-10 mg. Pemberian dosis 30 mg dianggap berbahaya dan berlebihan. 

Meskipun tidak ada dosis standar yang menjadi acuan, namun seseorang bisa mengalami overdosis melatonin, yaitu kondisi dimana Anda mengonsumsi lebih banyak melatonin dari yang dapat ditangani tubuh. 

Baca Juga: Mengenal Fungsi Hormon Melatonin yang Membantu Tidur Lebih Nyenyak

Tanda-Tanda Kelebihan Suplemen Melatonin

Kelebihan suplemen melatonin umumnya tidak membahayakan jiwa, namun dapat menimbulkan efek samping dan mengganggu keseharian. Beberapa tanda-tanda kelebihan suplemen melatonin antara lain:

• Sakit kepala
• Pusing
• Mual
• Mengantuk sepanjang hari
• Mimpi buruk
• Rasa mudah tersinggung
• Sakit perut
• Tremor (gemetar)
• Kurang waspada
• Kebingungan
• Tekanan darah rendah

Suplemen melatonin dapat memengaruhi sistem kardiovaskular, kulit, dan sistem saraf pusat. Jika Anda mengonsumsi suplemen melatonin dan mengalami gejala di atas, kemungkinan Anda mengonsumsinya secara berlebihan atau memiliki gejala alergi melatonin.

Baca Juga: Berapa Hari Tubuh Bisa Bertahan Tidak Tidur?

Penanganan Kelebihan Melatonin

Dibandingkan obat gangguan tidur lainnya, suplemen melatonin beredar dalam tubuh dengan sangat cepat sehingga efek sampingnya tidak bertahan lama. Apabila Anda merasa telah mengonsumsi melatonin terlalu banyak dan mengalami gejala, kondisi ini akan membaik dalam waktu singkat. Untuk mencegah kondisi semakin parah, sebaiknya hentikan konsumsi suplemen melatonin untuk sementara. 

Jika mengalami gejala alergi berat seperti sesak napas, nyeri dada, bengkak, atau tekanan darah naik, serta pusing yang tidak kunjung hilang, sebaiknya segera periksakan ke unit gawat darurat terdekat. Gejala ini mungkin tidak selalu terkait dengan melatonin atau interaksi antara melatonin dan obat-obatan lain. Namun gejala ini tidak boleh diabaikan dan perlu mendapat penanganan segera karena mengindikasikan keadaan darurat medis.

Suplemen melatonin merupakan suplemen yang relatif aman untuk dikonsumsi. Namun, suplemen ini dapat memicu reaksi interaksi obat ketika dikonsumsi dengan obat lain seperti pil KB, obat pengencer darah, dan kortikosteroid. Untuk itu, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu penggunaan suplemen melatonin ke dokter agar mendapat anjuran penggunaan yang sesuai. 

Jika memiliki pertanyaan seputar suplemen, Anda bisa memanfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang tersedia di App Store atau Play Store.

Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!