Ibu hamil dapat mengalami kenaikan berat badan selama masa kehamilan. Kenaikan berat badan merupakan hal penting bagi kesehatan ibu selama hamil dan bayi.
Selain itu, penambahan berat badan yang sehat dapat mencegah bumil dari berbagai komplikasi kehamilan, seperti diabetes gestasional, preeklamsia, dan persalinan sesar.
Karena adanya penambahan berat badan selama kehamilan, pasca melahirkan Anda akan berusaha untuk menurunkan berat badan. Salah satu caranya adalah dengan melakukan olahraga.
Olahraga setelah melahirkan dapat membantu proses penyembuhan pasca melahirkan, membuat Anda lebih kuat, dan memperbaiki mood.
Manfaat Berolahraga Setelah Melahirkan
Olahraga setelah melahirkan tak hanya membantu menurunkan berat badan, ada banyak manfaat yang bisa diperoleh, di antaranya:
- Membantu memperkuat dan mengencangkan otot perut
- Membantu membangun kekuatan otot
- Membantu mempercepat proses penyembuhan
- Meningkatkan energi tubuh agar tidak mudah merasa kelelahan
- Membantu memelihara kesehatan mental dan menurunkan stres serta mencegah depresi pasca melahirkan
- Membantu meningkatkan kualitas tidur
Kapan Boleh Kembali Berolahraga Setelah Melahirkan?
Pinggul dan juga otot perut mungkin cenderung lebih lemah setelah melahirkan, demikian juga dengan persendian. Risiko cedera juga cukup tinggi dialami, sehingga Anda boleh menunggu sampai tubuh merasa benar-benar siap untuk berolahraga kembali.
Jika Anda melahirkan pervaginam, Anda bisa mulai olahraga kapan saja setelah tubuh terasa sudah cukup kuat dan pulih. Namun bila Anda menjalani operasi sesar, atau mengalami komplikasi saat kehamilan maka sebaiknya diskusikan terlebih dahulu dengan dokter Anda, kapan Anda boleh kembali berolahraga.
Luka pembedahan biasanya membutuhkan setidaknya 6 minggu untuk kembali pulih, dan selama itu Anda tidak diperbolehkan mengangkat benda berat, melakukan sit up, crunch, atau memberikan tekanan apapun pada bekas luka.
Setelah 6-8 minggu, luka dalam mungkin secara bertahap mulai pulih, Anda bisa melakukan aerobik low impact seperti berjalan kaki.
Olahraga high impact wajib dihindari setidaknya selama 3-4 bulan setelah melahirkan sesar. Sedangkan olahraga seperti berenang baru diperbolehkan seminggu setelah darah nifas benar-benar berhenti, atau atas petunjuk dari dokter.
Tips Kembali Berolahraga Setelah Melahirkan
Dilansir Mayo Clinic, olahraga untuk ibu setelah melahirkan sebaiknya tidak dilakukan berlebihan. Anda bisa berolahraga setidaknya 150 menit per minggu, tanpa harus terburu-buru mengejar target. Anda bisa memulai dengan durasi 10 menit setiap hari, kemudian meningkatkan durasinya sedikit demi sedikit.
Berikut adalah beberapa tips yang perlu Anda ketahui sebelum memulai kembali berolahraga:
- Jangan terburu-buru dan mulailah dengan pemanasan serta akhiri dengan pendinginan setiap Anda berolahraga
- Mulailah dengan perlahan dan tingkatkan kecepatan sedikit demi sedikit tanpa memaksakan diri
- Gunakan bra olahraga yang nyaman beserta breast pad untuk menampung ASI yang keluar selama Anda berolahraga
- Minum cukup air agar tubuh tidak mengalami kepanasan dan dehidrasi
- Hentikan olahraga saat itu juga bila Anda merasa adanya nyeri di bagian tubuh manapun
- Apabila olahraga dirasa masih terlalu berat, maka berusahalah untuk aktif bergerak selama 20-30 menit setiap hari
- Hindari melakukan diet ketat selama menyusui, dan pastikan asupan makanan yang diperoleh tetap seimbang untuk membantu membangun otot dan energi
Setelah Melahirkan Boleh Berolahraga Jenis Apa?
Olahraga aerobik low impact diperbolehkan dilakukan setelah melahirkan, selama dilakukan secara bertahap dan tidak memaksakan diri. Adapun jenis olahraga yang aman dilakukan oleh ibu setelah melahirkan di antaranya:
- Berjalan
- Berenang atau aerobik air
- Yoga
- Pilates
- Aerobik low impact
- Bersepeda
Karena kondisi ibu setelah melahirkan bisa berbeda-beda, langkah terbaik sebelum kembali berolahraga adalah mendiskusikannya terlebih dahulu dengan dokter. Setelah dokter memastikan kondisi Anda cukup baik, Anda bisa mulai perencanaan olahraga.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina