Mie instan menjadi makanan favorit banyak orang. Selain harganya yang murah, waktu memasak dan penyajiannya sangat singkat.

Karena kepraktisan penyajian itulah sebagian orang memilih sahur dengan mie instan. Tetapi perlu diingat bahwa sahur dengan mie instan tidak sehat dilakukan setiap hari.

Risiko Makan Mie Instan

Memiliki rasa yang lezat dan sulit ditolak, Anda perlu menyadari bahwa makan mie instan memiliki risiko kesehatan tersendiri, di antaranya:

Tidak mengandung nutrisi yang memadai

Mie instan umumnya tidak mengandung nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi harian seseorang. Mie instan sebagian besar terbuat dari tepung terigu yang diproses, dan pengolahan ini dapat mengurangi kandungan serat, vitamin, mineral, dan nutrisi penting lainnya.

Meskipun mie instan biasanya mengandung protein dan karbohidrat, kandungan nutrisi lainnya terbatas. Selain itu, banyak mie instan juga mengandung garam dan lemak jenuh yang tinggi, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.

Baca Juga: Tak Hanya untuk Diet, Ini Manfaat Lain Mie Shirataki

Tingginya kandungan natrium

Biasanya satu bungkus mie instan mengandung sekitar 800-1.800 mg natrium atau garam. American Heart Association sebenarnya merekomendasikan agar konsumsi natrium kurang dari 2.300 mg per hari, dengan batas ideal sebenarnya tidak lebih dari 1.500 mg per hari bagi orang dewasa.

Artinya, dengan satu kali makan mie instan saja kita sudah hampir bisa mencukupi kebutuhan natrium per hari. Perlu diketahui bahwa konsumsi natrium yang berlebihan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, stroke, dan penyakit jantung. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mengurangi konsumsi mie instan dan makanan olahan lainnya yang mengandung natrium tinggi.

Jika Anda tidak dapat menghindari mie instan, sebaiknya pilih varian yang rendah kandungan garamnya atau kurang jumlah bumbu penyedap yang digunakan.

Mie instan mengandung MSG dan THBQ

Banyak merek mie instan mengandung MSG (monosodium glutamat) dan TBHQ (tert-Butylhydroquinone). MSG digunakan sebagai bahan penyedap rasa pada mie instan dan makanan lainnya, sedangkan TBHQ adalah bahan pengawet yang digunakan untuk memperpanjang umur simpan mie instan.

Meskipun MSG dan TBHQ dianggap aman oleh badan pengawas makanan seperti BPOM, namun makanan ini sebaiknya tidak dikonsumsi berlebihan. Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi MSG secara berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, dan reaksi alergi pada beberapa orang yang peka terhadap MSG. Sementara itu, bila seseorang terpapar TBHQ dalam waktu lama, dapat mengalami kerusakan saraf, masalah penglihatan atau pembesaran hati.

Baca Juga: Bolehkah Tidur Lagi Setelah Sahur?

Tips Sahur dengan Mie Instan

Jika Anda terpaksa harus sahur dengan mie instan, maka ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan, di antaranya:

• Memilih varian mie yang rendah kandungan natrium dan lemak jenuh, MSG dan TBHQ
• Mengurangi jumlah bumbu penyedap yang digunakan dan menggunakan alternatif penyedap yang lebih sehat seperti bawang putih dan merica
• Menambahkan sayuran segar seperti sawi hijau, bayam, untuk menambahkan serat dan vitamin dalam sahur
• Menambahkan protein rendah lemak seperti telur atau daging ayam tanpa kulit untuk meningkatkan kandungan nutrisi

Ingatlah bahwa mie instan bukanlah pilihan makanan yang sehat dan bergizi untuk dikonsumsi setiap hari. Hindari mengonsumsi mie instan setiap hari dan cobalah untuk mengonsumsi makanan yang lebih sehat dan bergizi pada sahur Anda seperti nasi merah, roti gandum, atau sereal oatmeal.

Konsultasikan dengan dokter ahli terkait keluhan atau gejala yang Anda rasakan selama berpuasa melalui aplikasi AI Care yang bisa diunduh lewat ponsel Anda.

Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!