Penyakit menular seksual bisa dialami siapa saja. Beberapa penyakit menular seksual memiliki gejala yang mirip sehingga sering kali mendapat penanganan yang tidak tepat. Misalnya, penyakit klamidia dan gonore sering dianggap sama namun sebenarnya memiliki penyebab dan penanganan yang berbeda.
Perbedaan Penyakit Gonore dan Klamidia
Gonore dan klamidia adalah contoh penyakit menular seksual yang dapat dialami baik pria dan wanita. Berikut ini beberapa perbedaan penyakit gonore dan klamidia yang perlu Anda ketahui:
Perbedaan Gejala
Klamidia adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri ini dapat menginfeksi leher rahim, anus, saluran kencing, mata dan tenggorokan.
Apabila infeksi bakteri ini ditangani sejak awal maka kondisinya akan mudah disembuhkan. Namun jika dibiarkan, infeksi klamidia dapat menyebabkan gangguan sistem reproduksi wanita yang membuat wanita sulit hamil.
Pada wanita yang terinfeksi klamidia, gejala yang muncul umumnya sangat sulit dikenali. Beberapa gejala klamidia antara lain:
- Sakit perut bagian bawah
- Demam ringan
- Keputihan yang jauh lebih banyak dari biasanya
- Perdarahan setelah berhubungan seks
- Buang air kecil lebih sering
Sedangkan pada pria, gejala klamidia yang muncul di antaranya:
- Iritasi pada rektum
- Mengeluarkan cairan berupa nanah atau cairan yang encer
- Testis bengkak dan nyeri
Berbeda dengan klamidia, gonore justru menunjukkan gejala serius pada pria. Beberapa gejala gonore pada pria yang khas antara lain pembengkakan pada kulup penis dan testis, keluarnya cairan nanah dari penis, serta sakit tenggorokan yang datang terus-menerus.
Baca Juga: Penyakit Uretritis Gonore - Definisi, Penyebab, Gejala, dan Tata Laksana | AI Care (ai-care.id)
Perbedaan Penyebab dan Penanganan
Penyakit gonore atau kencing nanah disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae sedangkan pada klamidia penyakit ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis.
Untuk mengatasi infeksi bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik. Namun jenis antibiotik yang digunakan untuk mengobati klamidia berbeda dengan pengobatan yang dilakukan untuk gonore.
Dilansir dari Healthline, obat-obatan yang digunakan untuk penanganan klamidia antara lain:
- Azitromisin, biasanya diberikan dalam waktu 5-7 hari.
- Doksisiklin, biasanya diberikan 2 kali sehari selama 7 hari.
Sedangkan untuk pengobatan gonore, dokter biasanya akan memberikan obat antibiotik yang disuntikkan di area pantat. Sebelumnya, obat azitromisin termasuk dalam salah satu obat yang direkomendasikan untuk gonore.
Namun belakangan bakteri gonore resisten terhadap antibiotik ini sehingga dokter mengombinasikan kedua antobiotik agar lebih efektif. Selain kedua antibiotik di atas, dokter juga dapat meresepkan antibiotik minum yang diminum 1 kali dosis sebanyak 400 mg.
Baca Juga: Tips Mencegah Vagina Terasa Nyeri saat Berhubungan Seksual
Pencegahan Gonore dan Klamidia
Baik penyakit gonore dan klamidia sama-sama dapat menyebabkan komplikasi serius. Untuk itu Anda juga perlu mengetahui pencegahan penyakit gonore dan klamidia. Beberapa cara pencegahan yang bisa dilakukan antara lain:
- Menggunakan kondom saat berhubungan seksual, baik saat melakukan seks oral, seks anal maupun seks vaginal
- Tidak bergonta-ganti pasangan seks
- Rutin melakukan pemeriksaan penyakit menular seksual
- Tidak menggunakan produk yang memengaruhi bakteri vagina
Baik klamidia dan gonore dapat ditularkan dengan cara yang sama. Keduanya juga dapat dicegah dengan melakukan tindakan preventif saat berhubungan seksual. Apabila Anda mencurigai diri Anda atau pasangan memiliki gejala penyakit menular seksual maka sebaiknya segera periksakan ke dokter.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina