Anak-anak pada usia remaja rentan mengalami gangguan makan, terutama pada remaja perempuan. Jika gangguan makan tidak diatasi, hal ini dapat menyebabkan anak mengalami gangguan pertumbuhan fisik dan kejiwaan anak. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk mengenali jenis gangguan makan yang rentan dialami anak-anak.
Jenis Gangguan Makan (Eating Disorder) pada Usia Remaja
Gangguan makan pada anak remaja bukan semata-mata disebabkan karena tidak adanya nafsu makan. Dilansir dari Cleveland Clinic, beberapa penyebab gangguan makan di antaranya faktor genetik hingga tuntutan sosial dan lingkungan. Anak di usia remaja umumnya ingin memiliki penampilan yang menarik sehingga rela diet mati-matian untuk menjaga berat badan. Kebiasaan ini dapat memicu gangguan makan yang tidak sehat.
Beberapa gangguan makan yang banyak dialami remaja antara lain:
1. Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa merupakan salah satu gangguan makan yang paling umum dialami remaja perempuan. Anak yang mengalami anoreksia nervosa memiliki ketakutan ekstrem akan penambahan berat badan. Pengidap anoreksia nervosa sering memandang diri mereka kelebihan berat badan meskipun pada kenyataannya mereka memiliki berat badan ideal.
Dilansir dari laman Harvard Health Publishing, ada dua jenis anorexia yaitu:
- Tipe restrictive, di mana anak memilih untuk mebatasi apa dan berapa banyak yang mereka makan serta menghitung berapa kalori yang masuk ke dalam tubuh.
- Tipe binge-purge, yaitu makan makanan secara terus-menerus namun diikuti dengan mengeluarkan makanan tersebut dalam jumlah banyak melalui pencahar, minuman diuretik, olahraga berlebih atau memuntahkan kembali makanan yang disantap.
2. Bulimia Nervosa
Jika penderita anorexia nervosa selalu mengkhawatirkan kalori yang masuk sehingga membatasi porsi makanannya, maka bulimia adalah kebalikannya. Pengidap bulimia sering merasa ketagihan pada makanan dan sering makan dalam porsi besar. Mereka tidak terlalu menghitung dan mengkhawatirkan jumlah kalori yang masuk. Namun, pengidap bulimia sangat khawatir akan berat badannya. Demi mendapatkan berat badan yang diinginkan, mereka akan memuntahkan kembali makanannya, menggunakan obat pencahar secara berlebihan, hingga mengonsumsi obat-obatan pelangsing.
3. Binge Eating Disorder (BED)
Mirip dengan pengidap bulimia, binge eating disorder adalah kelainan makan dimana penderitanya senang makan dalam jumlah banyak dan tidak terkontrol. Namun bedanya, pada pengidap binge eating disorder mereka tidak mengeluarkan kembali makanan yang disantapnya.
Pengidap gangguan binge eating akan makan dalam jumlah banyak meskipun tidak lapar. Saat makan, mereka akan sulit untuk berhenti namun memiliki rasa bersalah setelah melakukan binge eating. Dilansir dari Kids Health, seseorang dikatakan mengalami gangguan ini jika kerap melakukan binge eating setidaknya sekali seminggu dalam satu bulan. Dengan kebiasaan makan tersebut, para pengidap gangguan makan ini cenderung mengalami obesitas.
4. ARFID (Avoidant Restrictive Food Intake Disorder)
ARFID adalah gangguan makan di mana penderitanya sangat selektif dalam memilih makanan. Anak yang mengalami ARFID dikenal sebagai picky eater dan seringkali tidak memiliki minat pada makanan. Mereka hanya makan makanan tertentu yang dapat meyebabkan tubuh kekurangan nutrisi dan mengalami masalah pertumbuhan.
Cara Menghadapi Anak yang Mengalami Gangguan Makan
Gangguan makan pada anak perlu ditangani serius. Kekurangan nutrisi akibat gangguan makan dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan seperti menstruasi tidak teratur, badan terlalu gemuk atau terlalu kurus, tekanan darah rendah, detak jantung tidak teratur, badan lemas dan depresi.
Untuk mengatasi masalah gangguan makan pada anak atau remaja, sebaiknya orang tua berkonsultasi dengan dokter, psikiater atau psikolog dan ahli gizi. Terapi yang bisa diberikan pada anak dengan gangguan makan antara lain perawatan medis, obat-obatan, konseling, dan perubahan pola makan.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Anita Larasati Priyono