Cedera akibat terjatuh dan harus mendapatkan perawatan inap di rumah sakit cukup sering dialami lansia di atas usia 65 tahun. Cedera jatuh berisiko menyebabkan patah tulang pinggul, patah tulang lengan, cedera kepala atau cedera lainnya.
Hal-Hal yang Menyebabkan Lansia Mudah Terjatuh
Apa yang menyebabkan lansia mudah terjatuh? Yuk waspadai beberapa hal berikut ini:
Sarkopenia
Sarkopenia adalah hilangnya massa dan kekuatan otot secara progresif yang berkaitan dengan usia. Sarkopenia sangat umum dialami lansia berusia 60 tahun ke atas.
Menurunnya jumlah dan ukuran serat otot menyebabkan otot menipis (atrofi otot). Akibatnya orang dewasa senior berusia 60 tahun ke atas menjadi lebih lambat saat berjalan, memiliki ukuran otot yang kecil, mudah kehilangan stamina, kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari, kesulitan dalam naik turun tangga, memiliki keseimbangan yang buruk dan mudah terjatuh.
Gangguan penglihatan
Kemampuan penglihatan setiap manusia akan berubah seiring bertambahnya usia. Saat mencapai usia 60-an dan seterusnya, Anda perlu menyadari tanda-tanda peringatan terkait masalah kesehatan mata yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.
Banyak penyakit mata tidak memiliki gejala awal. Mereka mungkin berkembang tanpa rasa sakit. Anda juga mungkin tidak menyadari perubahan pada penglihatan sampai kondisinya cukup parah hingga memengaruhi aktivitas.
Masalah kesehatan lain seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penggunaan obat tertentu juga meningkatkan risiko masalah penglihatan. Dengan adanya masalah penglihatan, Anda mungkin akan mengalami kesulitan melihat dengan jelas, kesulitan melihat di cahaya yang gelap, kehilangan penglihatan di salah satu sisi mata, yang juga meningkatkan risiko jatuh.
Baca Juga: Jenis-Jenis Katarak yang Perlu Anda Ketahui
Gangguan keseimbangan
Selain penglihatan, kemampuan dalam menjaga keseimbangan juga akan menurun seiring bertambahnya usia. Orang berusia 60 tahun ke atas mudah mengalami kehilangan keseimbangan, pusing, mual dan juga pingsan.
Kehilangan keseimbangan bisa disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya:
- Vertigo, saat kehilangan keseimbangan disertai dengan pusing, mual
- Perubahan tekanan darah yang mendadak, yang bisa terjadi saat Anda tiba-tiba bangkit dari posisi duduk atau tidur
- Memburuknya sirkulasi darah yang menyebabkan penurunan kadar oksigen di dalam darah
- Kondisi neurologis seperti penyakit Parkinson, multiple sclerosis
- Rendahnya kadar zat besi di dalam tubuh
- Rendahnya kadar gula di dalam tubuh
- Pengobatan tertentu yang menyebabkan efek samping seperti pusing
Faktor risiko lingkungan tempat tinggal
Faktor risiko lingkungan tempat tinggal dan juga benda-benda yang digunakan memperbesar risiko jatuh pada lansia, misalnya seperti pencahayaan yang buruk, sandal yang licin, permukaan lantai yang licin, tersandung kabel atau karpet, adanya tangga yang tidak disadari.
Riwayat kesehatan yang dimiliki
Riwayat kesehatan seperti penyakit kronis yang dialami meningkatkan risiko jatuh. Riwayat kesehatan tersebut di antaranya:
- Riwayat jatuh yang sebelumnya dialami
- Tekanan darah rendah
- Hipotensi postural
- Inkontinensia
- Strok
- Arthritis
- Diabetes
- Depresi
- Penyakit alzheimer
Baca Juga: Ketahui Risiko yang Dapat Menyebabkan Alzheimer
Perlukah ke Dokter Saat Jatuh?
Jatuh adalah hal yang sangat mungkin terjadi pada lansia, namun hal ini tidak bisa dianggap sebagai hal yang biasa saja. Anda tetap perlu memeriksakan diri ke dokter sekalipun Anda merasa baik-baik saja.
Jatuh pada lansia adalah tanda bahwa mungkin ada peringatan terkait kondisi medis tertentu atau efek samping pengobatan. Dengan memeriksakan diri, maka Anda bisa mengetahui penyebab mudah terjatuh serta mendapatkan pengobatan untuk mencegah berkembangnya gejala bila jatuh disebabkan oleh kondisi kesehatan tertentu.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim