Jalan kaki merupakan aktivitas fisik yang dapat memberi manfaat kesehatan yang sama dengan olahraga. Jika tidak sempat berolahraga, Anda dapat melakukan jalan pagi secara rutin untuk mendapat manfaat yang sama dengan olahraga. Namun di masyarakat banyak beredar anggapan yang keliru mengenai jalan kaki untuk olahraga. Bagaimana faktanya? Simak ulasan berikut.
Mitos dan Fakta Seputar Jalan Kaki untuk OIahraga
Jalan kaki adalah aktivitas fisik yang paling populer dan mudah dilakukan. Selain bisa dilakukan siapa saja dan kapan saja, berjalan kaki tidak membutuhkan perlengkapan olahraga yang cukup mahal. Anda juga dapat menyesuaikan intensitas jalan kaki sesuai dengan kemampuan dan kondisi tubuh.
Sebagai olahraga yang umum dilakukan berbagai kelompok usia, kegiatan jalan kaki sebagai olahraga kini menjadi tren di kalangan masyarakat. Namun di masyarakat banyak beredar anggapan keliru mengenai olahraga jalan kaki. Berikut ini mitos dan fakta seputar olahraga jalan kaki:
1. Anda harus jalan kaki 10ribu langkah per hari
Banyak orang beranggapan bahwa untuk mendapatkan manfaat optimal dari jalan kaki, Anda harus mencapai 10ribu langkah per hari. Namun menurut para ahli, belum ada penelitian yang mengungkapkan berapa jumlah minimum langkah harian yang bisa memberikan manfaat kesehatan paling besar.
Para ahli berpendapat, melakukan aktivitas fisik meskipun minim, masih lebih baik daripada tidak melakukan aktivitas fisik sama sekali. Jika Anda ingin menjadikan jalan kaki sebagai olahraga, Anda bisa memulainya dengan 3.000 langkah per hari kemudian meningkatkan intensitasnya sesuai kemampuan. Menurut para ahli, berjalan kaki kurang dari 10ribu langkah per hari dapat memberi manfaat kesehatan yang serupa dengan jalan kaki hingga 10ribu langkah per hari.
Baca Juga: Jalan Kaki Seperti Apa Untuk Menurunkan Berat Badan?
2. Lari lebih baik dari jalan kaki
Olahraga jalan kaki sering kali diremehkan karena dianggap tidak memilikii manfaat yang signifikan seperti berlari. Namun menurut para ahli, anggapan ini tidak tepat. Olahraga jalan kaki merupakan olahraga low impact yang meningkatkan pelepasan endorfin, meningkatkan aliran darah ke otak dan meningkatkan kesehatan tulang tanpa memberikan tekanan ekstra pada persendian.
Jika dibandingkan dengan olahraga lari, jalan kaki lebih mudah dilakukan oleh masyarakat umum dan memiliki risiko cedera lebih kecil. Bagi orang dengan berat badan berlebih atau memilki masalah persendian lutut, olahraga jalan kaki lebih minim risiko dibandingkan dengan lari.
Para ahli mengungkapkan bahwa lari dan jalan kaki sama-sama memiliki manfaat positif bagi kesehatan. Jika Anda ingin menjadi lebih bugar dan meningkatkan kapasitas oksigen, maka pilihan lari mungkin lebih baik daripada berjalan kaki. Namun bukan berarti jalan kaki tidak memiliki manfaat. Rutin berjalan kaki dapat mengurangi risiko tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan diabetes serta membuat tidur menjadi lebih nyenyak.
Baca Juga: Bukan Jalan Kaki Biasa, Ini Manfaat Power Walking bagi Kesehatan
3. Semakin cepat jalan, semakin banyak kalori terbakar
Jika ingin menjadikan jalan kaki sebagai olahraga untuk menurunkan berat badan, Anda perlu meningkatkan intensitas jalan kaki dengan berjalan kaki lebih lama atau lebih cepat. Untuk meningkatkan kalori selama berjalan kaki, Anda bisa menambahkan jeda atau interval yaitu bergantian antara gerakan intensitas tinggi dan sedang atau rendah.
4. Manfaat jalan kaki baru dirasakan jika dilakukan nonstop
Berdasarkan HHS Physyical Activity Guidelines for Americans, orang dewasa dianjurkan berjalan kaki atau aktivits fisik 30 menit per hari. Namun banyak masyarakat yang mengartikannya dengan berjalan kaki selama 30 menit berturut-turut. Faktanya, Anda dapat membagi 30 menit tersebut dengan segmen lebih kecil seperti berjalan kaki 5-10 menit beberapa kali sepanjang hari dengan manfaat yang sama.
Jalan kaki merupakan aktivitas fisik yang direkomendasikan untuk semua umur. Jika memiliki pertanyaan seputar olahraga sebaiknya konsultasikan ke dokter atau manfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim