Rambut bagaikan mahkota yang perlu dijaga baik bagi pria maupun wanita. Salah satu masalah kesehatan rambut yang banyak dikeluhkan selain kerontokan rambut adalah mundurnya garis rambut yang mudah terlihat di dahi. Banyak pria dan wanita yang khawatir bahwa kemunduran garis rambut ini adalah pertanda kerontokan atau kebotakan. Benarkah demikian?
Apa Itu Mundurnya Garis Rambut?
Dilansir dari Healthline, kemunduran garis rambut (receding hairline) umumnya terjadi pada pria seiring bertambahnya usia. Pada banyak pria, kondisi ini dapat dimulai sejak usia 30 tahun ke atas.
Kemunduran garis rambut ini dapat berkembang mulai dari area pelipis di kedua sisi kepala lalu garis rambut bagian tengah tetap berada di area dahi. Secara perlahan, kemunduran garis rambut ini dapat menyebabkan kebotakan hingga tersisa rambut di bagian puncak kepala.
Berbeda dengan para wanita, kemunduran garis rambut berawal dari bagian tengah kepala lalu perlahan beranjak ke pundak kepala. Sementara, bagian kedua sisi dan belakang tidak mengalami kemunduran atau kerontokan. Pada wanita, kondisi ini lebih terlihat seperti penipisan rambut.
Penyebab Kemunduran Garis Rambut
Mundurnya garis rambut umumnya disebabkan oleh kerusakan pada folikel rambut. Pada kondisi normal, ketika rambut rontok akan ada rambut baru yang menggantikannya. Namun jika folikel rambut rusak maka ada risiko rambut tidak dapat tumbuh lagi.
Jika Anda mengalami kemunduran garis rambut, hal ini tidak selalu berarti Anda mengalami kebotakan, namun bagi pria, kondisi ini dapat menjadi tanda awal kebotakan atau yang dikenal dengan istilah androgenetic alopecia.
Beberapa penyebab kemunduran garis rambut di antaranya:
Riwayat keluarga
Apabila dalam keluarga terdapat riwayat kebotakan atau kerontokan rambut, maka Anda memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kemunduran garis rambut. Kerontokan dan kebotakan dapat terjadi secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perubahan hormon
Perubahan hormon juga dapat menyebabkan kerontokan rambut, terutama pada wanita. Kehamilan, menyusui, dan menopause dapat memicu kerontokan rambut yang membuat rambut terlihat lebih tipis.
Pengaruh obat-obatan
Obat-obatan atau prosedur medis yang Anda jalani juga dapat menyebabkan kerontokan rambut. Beberapa obat-obatan yang dapat memengaruhi kerontokan rambut antara lain obat kemoterapi, obat peradangan, penurun tekanan darah, penurun kolesterol, antidepresan, obat antituberkulosis, hingga obat jerawat atau psoriasis.
Stres atau penyakit lain
Stres atau penyakit lain yang Anda alami juga dapat menyebabkan kerontokan rambut yang memicu kemunduran garis rambut. Pada kasus kemunduran garis rambut karena stres, hal ini umumnya akan sembuh sendiri tanpa perlu perawatan khusus.
Cara Mengatasi Kemunduran Garis Rambut
Cara mengatasi kemunduran garis rambut dapat disesuaikan dengan penyebabnya. Apabila kemunduran garis rambut disebabkan oleh penggunaan obat-obatan, maka konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan alternatif pengobatan yang tidak berdampak pada kerontokan rambut. Begitu juga dengan perubahan hormon, umumnya kondisi kesehatan rambut Anda akan pulih setelah hormon kembali stabil.
Selain itu, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi kemunduran garis rambut, antara lain:
Menggunakan obat-obatan
Obat-obatan yang banyak digunakan untuk mengembalikan tumbuhnya rambut adalah minoxidil. Penelitian membuktikan bahwa minoxidil merupakan obat yang efektif untuk menumbuhkan rambut pada area yang lebih kecil seperti kulit kepala atau pelipis. Dalam penggunaan obat-obatan untuk menumbuhkan rambut, sebaiknya selalu konsultasikan ke dokter dan hindari membeli obat sembarangan di pasaran.
Operasi
Apabila pengobatan dirasa kurang sesuai untuk permasalahan rambut Anda, dokter dapat merekomendasikan operasi transplantasi rambut. Pada operasi transplantasi, dokter akan menyiapkan cangkokan rambut yang sehat untuk ditanamkan ke lokasi rambut yang ditanami.
Kemunduran garis rambut umumnya bukan hal yang berbahaya, namun jika Anda merasa hal ini dapat mengganggu aktivitas Anda sehari-hari, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mendapat penanganan yang sesuai.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina