Subdural Hematoma

Subdural Hematoma

Bagikan :


Definisi

Subdural hematoma adalah jenis perdarahan yang terjadi di dalam kepala. Pada bagian rongga kepala, terdapat tiga lapisan yang membatasi antara tulang tengkorak dan otak di dalamnya. Perdarahan ini terjadi pada lapisan dibawah tulang tengkorak namun tidak mencapai otak yang di dalamnya. Perdarahan biasanya disebabkan oleh pembuluh darah vena yang robek dan disebabkan oleh cedera kepala yang cukup berat. Keadaan ini adalah keadaan yang darurat. Penumpukkan darah di dalam rongga kepala dapat meningkatkan tekanan di dalam kepala dan menyebabkan gejala seperti nyeri kepala, muntah, kejang hingga kematian jika tidak ditangani segera. 

Perdarahan di kepala merupakan keadaan yang cukup umum untuk dialami karena dapat disebabkan oleh cedera di kepala. Pada bayi, subdural hematoma dapat terjadi ketika bayi mengalami shaken baby syndrome. Subdural hematoma dibagi berdasarkan waktu terjadinya, dimulai dari akut (<72 jam), sub-akut (3-5 hari), dan kronik (terjadi dalam waktu berminggu-minggu). 

Penyebab

Untuk mengenali penyebab dari subdural hematoma, kita harus mengetahui lapisan yang ada di antara tulang tengkorak dan otak. Lapisan pertama adalah duramater yang berhubungan dengan lapisan kedua bernama lapisan araknoid. Kemudian lapisan dibawah araknoid adalah lapisan piamater, yang berhubungan satu sama lain dengan pembuluh darah vena dengan dinding yang tipis. Jika terjadi cedera, pembuluh darah di lapisan ini akan pecah, menyebabkan perdarahan dan menyebabkan subdural hematoma. Penyebab paling sering dari subdural hematoma adalah:

  1. Cedera di kepala, termasuk cedera akibat benda tumpul dan gerakan menggoyangkan kepala kedepan dan kebelakang secara kuat pada bayi yang disebut shaken baby syndrome
  2. Pasien dalam pengobatan pengencer darah.
  3. Komplikasi dari tindakan medis seperti tindakan mengambil cairan otak.

Faktor Risiko

Semua orang dapat mengalami subdural hematoma akibat terjadinya cedera di kepala. Faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang lebih rentan mengalami perdarahan di lapisan otak adalah:

  1. Kelompok lanjut usia. Volume dari otak akan mengecil seiring bertambahnya usia. Volume otak yang mengecil akan menyebabkan jarak antara lapisan pelindung otak dan membuat pembuluh darah merenggang. Keadaan ini akan membuat seseorang lebih rentan mengalami perdarahan setelah kejadian cedera yang kecil seperti jatuh dari kursi.
  2. Atlet olahraga yang banyak melakukan kontak langsung seperti pemain sepak bola.
  3. Obat pengencer darah. Pada pasien yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah, akan mengalami kesulitan dalam membentuk bekuan darah. Sehingga saat terjadi luka yang kecil, dapat menyebabkan perdarahan yang sulit untuk dihentikan.
  4. Riwayat penyakit hemofilia. Hemofilia adalah kelainan darah dimana darah sulit untuk membuat bekuan darah. 
  5. Riwayat mengonsumsi alkohol. Mengonsumsi alkohol dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada hati. Hati memproduksi protein yang berguna untuk membantu proses pembuatan bekuan darah. 
  6. Bayi. Leher pada bayi tidak memiliki struktur yang cukup kuat untuk menahan kepala. Ketika bayi digoyang ke depan dan belakang dengan cukup kuat hal ini dapat menyebabkan perdarahan di kepala yang disebut shaken baby syndrome.

Gejala

Perdarahan di kepala dapat terjadi dalam beberapa jam hingga minggu. Gejala yang dialami berkaitan dengan luasnya perdarahan di dalam lapisan otak. Gejala yang dapat terjadi pada tahap awal adalah:

  1. Nyeri kepala yang tidak hilang dengan pengobatan. Pada kasus perdarahan yang berat, nyeri kepala yang dirasakan cenderung lebih berat.
  2. Tampak bingung dan cenderung tidur.
  3. Mual dan muntah.
  4. Perubahan dalam cara berbicara. 
  5. Gangguan penglihatan.
  6. Nyeri kepala disertai dengan kesulitan berjalan.
  7. Kelemahan di satu sisi badan.
  8. Kehilangan memori.
  9. Perubahan tiba-tiba dalam perilaku.
  10. Pada bayi, kepala tampak membesar.

Kemudian saat jumlah darah yang terkumpul di dalam rongga kepala bertambah dan meningkatkan tekanan di dalam kepala, gejala yang dapat dialami adalah kejang atau kelumpuhan di satu atau kedua sisi badan hingga kematian. Kelumpuhan dalam satu sisi terjadi pada 40% kasus perdarahan di kepala. Pada beberapa kasus, gejala yang dialami dapat berbeda. 

Diagnosis

Pada saat seseorang dicurigai mengalami perdarahan di kepala, wawancara dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya perdarahan, gejala yang timbul, dan faktor risiko yang dimiliki pasien seperti konsumsi obat pengencer darah. Kemudian pemeriksaan fisik dilakukan untuk memeriksa kemungkinan kelainan saraf yang terjadi. Pemeriksaan radiologi yang disarankan adalah penggunaan Computed Tomography Scan (CT-scan). Penggunaan CT-scan dipilih karena gambaran otak dapat dilihat dalam waktu 5 menit dan sensitif dalam melihat adanya perdarahan. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan pembekuan darah, pemeriksaan golongan darah, dan pemeriksaan elektrolit.

Tata Laksana

Pada kasus di mana perdarahan terjadi dalam jumlah yang kecil, subdural hematoma dapat sembuh secara spontan. Terapi yang dapat diberikan pada kasus seperti ini adalah pengobatan dan istirahat. Namun, perdarahan dalam jumlah besar dapat menyebabkan peningkatan tekanan di dalam kepala secara perlahan-lahan. Pada kasus di mana terjadi penumpukan darah yang luas perlu dilakukan tindakan dekompresi (penurunan tekanan di kepala) dan mengeluarkan darah yang mengumpul di dalam kepala. Untuk mengeluarkan darah yang menumpuk, dapat dipasang selang dan dibiarkan selama beberapa hari dan dilepas saat sudah tidak ada darah yang keluar. Setelah pemberian terapi, pemeriksaan tambahan menggunakan magnetic resonance imaging (MRI) dapat dilakukan untuk memeriksa dan memastikan perkembangan dari pengobatan. Walaupun operasi adalah pilihan pengobatan yang pertama, namun ada beberapa jenis obat-obatan yang dapat diberikan antara lain:

  1. Obat sedasi untuk membantu dalam melakukan tindakan yang menyelamatkan jalan nafas.
  2. Obat untuk menurunkan tekanan di kepala seperti Mannitol. Obat ini diberikan dalam bentuk cairan infus.

Selain pengobatan, pasien harus di dalam pengawasan dokter untuk memantau gejala dan kemungkinan perburukan keadaan.

Komplikasi

Komplikasi dari perdarahan di kepala yang tidak diobati dapat menyebabkan kematian. Komplikasi lain yang dapat terjadi adalah:

  1. Herniasi otak yaitu terjadi tekanan yang tinggi di dalam kepala sehingga dapat menggeser dan menghimpit otak. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian.
  2. Perdarahan yang berulang.
  3. Kejang yang berulang

Kecepatan terjadinya komplikasi sangat bergantung dari luasnya perdarahan yang terjadi di dalam kepala.

Pencegahan

Untuk mencegah terjadinya cedera kepala, selalu gunakan helm atau alat pelindung kepala saat melakukan kegiatan yang berisiko seperti saat berkendara. Menggunakan safety belt saat berada di dalam mobil dapat mencegah terjadinya cedera pada saat terjadi kecelakaan.

Kapan harus ke dokter?

Jika Anda atau keluarga Anda mengalami cedera kepala disertai dengan gejala dibawah ini : 

  1. Kehilangan kesadaran untuk beberapa menit hingga jam.
  2. Nyeri kepala yang memberat.
  3. Mual dan muntah.
  4. Kejang.
  5. Kelumpuhan pada satu atau seluruh sisi badan.
  6. Rasa baal pada ujung-ujung jari tangan dan kaki.
  7. Kehilangan koordinasi tubuh.
  8. Berbicara pelo.
  9. Tampak kebingungan.

Segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Penanganan yang tepat dan cepat pada pasien dengan subdural hematoma dapat memperbaiki kualitas hidup pasien dan mencegah terjadinya komplikasi yang berat seperti kematian.

Ingin tahu informasi seputar penyakit lainnya? Silakan kunjungi tautan ini ya!

Writer : dr Erika Indrajaya
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Rabu, 7 Agustus 2024 | 04:01
  1. Pierre, L., & Kondamudi, N. (2021). Subdural Hematoma. Ncbi.nlm.nih.gov. 

  2. Meagher, R. (2021). Subdural Hematoma Medication: Osmotic Diuretics. Emedicine.medscape.com.

  3. Subdural Hematoma: Types, Symptoms Treatments, Prevention. Cleveland Clinic. (2021).

  4. Hoffman, M. (2021). Subdural Hematoma: Symptoms, Causes, and Treatments. WebMD.

  5. Jasmin, L., Fetterman, A., & Turley, R. (2021). Subdural Hematoma | Cedars-Sinai. Cedars-sinai.org.

  6. Traumatic brain injury - Symptoms and causes. Mayo Clinic. (2021).