Amankah Mengajak Bayi untuk Haji atau Umroh?

Ilustrasi ibu dan bayi. Credit: Freepik

Bagikan :


Melaksanakan ibadah haji merupakan salah satu kewajiban bagi umat muslim yang mampu. Bagi para ibu yang baru memiliki bayi, membawa bayi pergi ibadah haji atau umroh terkadang menjadi pilihan karena tidak bisa meninggalkan bayi dalam waktu yang lama. Apa saja yang perlu diperhatikan jika ingin membawa bayi bepergian untuk ibadah haji dan umroh? Simak ulasannya berikut ini.

 

Amankah Membawa Bayi Bepergian Haji dan Umroh?

Bagi umat muslim, menjalankan ibadah haji merupakan salah satu kewajiban dalam rukun Islam. Rangkaian ibadah haji dilakukan di beberapa kota di Saudi Arabia yaitu Makkah, Muzdalifah, Padang Arafah dan Mina dan umumnya memakan waktu antara 14 hari hingga 40 hari. Sementara itu umroh adalah ibadah sunnah yang dilakukan di Mekkah dan Madinah dan memakan waktu lebih singkat, yaitu antara 14-21 hari.

Secara administratif, tidak ada larangan bagi ibu untuk membawa bayinya menjalani ibadah haji dan umroh. Namun ada beberapa hal terkait kesehatan ibu dan bayi yang perlu dipertimbangkan sebelum membawa si kecil bepergian jauh, yaitu:

Masa nifas ibu

Ibu yang baru lahir akan mengalami masa nifas hingga 40 hari setelah kelahiran bayi. Pada masa nifas, rahim akan membuang darah dan jaringan berlebih selama kehamilan dan persalinan sebagai bentuk pemulihan alami pascapersalinan.

Menurut aturan, darah nifas termasuk najis sehingga wanita yang mengalami haid atau nifas tidak diperkenankan melakukan ibadah sholat dan thawaf di Makkah. Oleh karena itu, ibu yang baru melahirkan dianjurkan menanti hingga masa nifas selesai baru merencanakan perjalanan ibadah haji atau umroh. 

Baca Juga: Mengapa Perlu Vaksin Meningitis Sebelum Berangkat Haji/Umroh?

Risiko meningitis

Meningitis merupakan penyakit endemik di kawasan Timur Tengah yang dapat berakibat fatal. Sementara itu, bayi dan dewasa dengan daya tahan tubuh lemah merupakan kelompok yang rentan untuk terkena meningitis.

Untuk pencegahan, seluruh peserta ibadah haji dan umroh diwajibkan melakukan vaksin meningitis di tanah air. Pada bayi, vaksin meningitis baru bisa diberikan pada usia 2 bulan ke atas sehingga sebaiknya ibu menunggu bayi berusia 2 bulan ke atas untuk mengajaknya beribadah haji atau umroh. 

Risiko heatstroke

Beberapa lokasi ibadah haji seperti Mina dan Arafah memiliki suhu yang sangat panas hingga menembus 50° Celsius. Cuaca yang terlalu panas ini menyebabkan tubuh perlu mengeluarkan keringat terus-menerus untuk mendinginkan tubuh. Paparan suhu panas terlalu lama dapat menyebabkan seseorang mengalami heatstroke.

Bayi dan anak kecil lebih berisiko terkena serangan panas karena sistem pengendalian suhu tubuhnya tidak sebaik orang dewasa. Mereka pun sulit mengekspresikan diri untuk memberi tahu Anda bahwa mereka sedang kepanasan. 

Risiko jet lag 

Penerbangan yang ditempuh menuju tanah suci dapat memicu jet lag, terutama pada bayi atau balita yang sudah memiliki jadwal tidur yang rutin. Jet lag pada bayi atau balita ditandai dengan rewel, sulit menyusu, sulit tidur di malam hari dan lebih banyak tidur di waktu aktif.

Meskipun jet lag bersifat sementara dan dapat mereda dalam beberapa hari setelah beradaptasi dengan zona waktu setempat, namun bayi yang rewel dapat mengganggu ibadah Anda dan peserta lainnya. 

Baca Juga: Waspada Bahaya Heatstroke bagi Calon Jemaah Haji

 

Persiapan Mengajak Bayi Beribadah Haji/Umroh

Meskipun pada dasarnya bayi dan balita diperbolehkan untuk mengikuti rangkaian ibadah haji dan umroh, namun para tokoh agama menganjurkan orang tua untuk mengajak anak beribadah haji dan umroh ketika berusia di atas 5 tahun atau ketika mereka sudah memasuki masa baligh. 

Pada usia tersebut anak-anak sudah dapat bertanggung jawab akan dirinya sendiri dan mampu menjalani ibadah secara mandiri. Dari segi kesehatan, daya tahan tubuh anak sudah lebih baik daripada ketika masih bayi atau balita. 

Namun, bagi orang tua yang dalam kondisi tertentu harus mengajak si kecil untuk ikut serta dalam beribadah haji dan umroh, sebaiknya konsultasikan ke dokter apakah si kecil bisa mengikuti rangkaian panjang ibadah tersebut. Jika tidak ada kendala medis, Anda bisa mengajak si kecil beribadah haji atau umroh.

Beberapa tips yang perlu diperhatikan sebelum mengajak si kecil perjalanan jauh antara lain:

  • Pilih tiket pesawat khusus untuk bayi. Selama penerbangan, posisi bayi paling aman adalah menggunakan bassinet. Hubungi maskapai penerbangan untuk memesan tiket dan bassinet untuk si kecil.
  • Vaksinasi meningitis dan influenza untuk si kecil
  • Tetap berikan ASI sesuai jadwal
  • Bawa mainan atau barang kesukaan si kecil untuk membuatnya merasa nyaman
  • Bawa gendongan atau stroller
  • Perhatikan tanda dehidrasi pada si kecil
  • Ibu menyusui perlu makan makanan yang bergizi dan mencukupi kebutuhan cairan untuk mencegah dehidrasi
  • Segera periksakan ke dokter jika si kecil menunjukkan masalah kesehatan lainnya seperti demam atau batuk

 

Mengajak bayi untuk ibadah haji dan umroh merupakan tindakan yang berisiko. Sebelum bepergian, sebaiknya konsultasikan dengan dokter mengenai kondisi dan persiapan fisik bagi Anda dan si kecil. Jika memiliki pertanyaan seputar kesehatan ibu dan bayi Anda bisa berkonsultasi ke dokter atau manfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care. 

 

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Jumat, 5 Juli 2024 | 12:14

Geddes, J. (2022). How to Manage Jet Lag in Babies. Available from: https://www.whattoexpect.com/first-year/sleep/jet-lag-in-babies/

Bellani, P. Heat stroke in babies and toddlers. Available from: https://www.babycenter.in/a1050112/heat-stroke-in-babies-and-toddlers

Healthy Children. Flying with Baby: Parent FAQs. Available from: https://www.healthychildren.org/English/safety-prevention/on-the-go/Pages/Flying-with-Baby.aspx