Definisi
Atrofi otot adalah pengecilan atau penipisan jaringan otot. Massa dan kekuatan otot akan berkurang serta otot akan terlihat lebih kecil dari normal. Ada dua jenis atrofi otot, yaitu:
- Atrofi otot fisiologis, terjadi ketika Anda tidak memakai otot karena kurangnya aktivitas fisik.
- Atrofi otot neurogenik, otot mengecil karena adanya gangguan saraf atau penyakit.
Proses pengecilan otot ini tergantung beberapa faktor seperti usia, tingkat kebugaran, serta kondisi penyebab atrofi otot. Bila atrofi otot tergolong fisiologis, umumnya otot mulai mengecil dalam kurun waktu 2-3 minggu bila Anda tidak menggerakkan otot-otot Anda. Sementara itu, karena atrofi otot neurogenik disebabkan oleh gangguan medis, pengecilan otot bisa terjadi lebih cepat tergantung kesehatan Anda.
Penyebab
Atrofi Fisiologis
Pada kondisi ini, otot akan mengecil akibat otot tidak digunakan dan tidak berkontraksi dalam jangka waktu lama, bisa terjadi karena kurangnya aktivitas dalam waktu lama. Saat seseorang berhenti menggunakan ototnya dan tubuh tidak mendapat nutrisi yang cukup, tubuh akan mendapat energi dengan memecah otot. Selanjutnya, jaringan otot akan mengecil dan berkurang kekuatannya sehingga terjadi atrofi otot fisiologis. Namun, jenis atrofi otot ini bisa pulih dengan olahraga dan perbaikan nutrisi.
Atrofi Neurogenik
Sementara itu, atrofi otot neurogenik terjadi karena cedera atau gangguan saraf yang berhubungan dengan otot. Ketika saraf mengalami kerusakan, saraf tidak bisa mengirimkan sinyal untuk mencetuskan aktivitas otot. Ketika otot tidak berkontraksi, tubuh akan menganggap bahwa otot tersebut sudah tidak dibutuhkan lagi sehingga tubuh akan mulai menghancurkannya. Otot akan mengalami penurunan ukuran dan kekuatan.
Kondisi medis yang bisa memengaruhi saraf dan menyebabkan atrofi neurogenik meliputi:
- ALS (Sklerosis Lateral Amiotrofik), kelainan saraf progresif yang menyerang saraf di otak dan sumsum tulang belakang. Penyakit ini juga bisa menyebabkan atrofi otot.
- Infeksi polio yang menyerang sistem saraf pusat.
- Carpal tunnel syndrome yang terjadi pada tangan.
- Cedera saraf tulang belakang.
- Sklerosis multipel, terjadi gangguan selaput sel saraf di sistem saraf pusat.
- Sindrom Guillain-Barre, penyakit autoimun yang bisa menyebabkan kelemahan otot dengan cepat.
- Penyakit stroke.
Kondisi Lain
Ada beberapa kondisi lain yang bisa menyebabkan terjadinya atrofi otot, yaitu:
- Luka bakar derajat berat.
- Gangguan otot terkait alkohol, dimana nyeri dan kelemahan pada otot disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebihan dalam jangka waktu yang lama.
- Pemakaian obat kortikosteroid dalam waktu lama.
- Cedera seperti patah tulang.
- Kondisi genetik.
- Pengecilan otot akibat penuaan.
Faktor Risiko
Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya atrofi otot, seperti:
- Memiliki gaya hidup sedenter, seperti:
- Tidak melakukan latihan fisik yang cukup dalam waktu lama.
- Pekerjaan Anda hanya melibatkan duduk sepanjang hari dan tidak diiringi dengan olahraga.
- Malnutrisi berat dan kekurangan protein yang penting untuk fungsi otot.
- Sedang dalam bed rest yang membuat pasien tidak menggerakkan tubuhnya.
- Menderita gangguan saraf yang berhubungan dengan otot.
- Seiring bertambahnya usia, massa otot akan perlahan berkurang sehingga terjadi pengecilan otot.
Gejala
Gejala atrofi otot berbeda-beda tergantung penyebabnya. Tanda yang paling jelas adalah penurunan massa otot. Selain itu, tanda lain yang bisa muncul adalah:
- Kelemahan atau penurunan kekuatan otot lengan atau tungkai salah satu sisi.
- Lengan atau tungkai pada satu sisi terlihat lebih kecil atau pendek dari sisi lainnya.
- Otot terlihat lebih kecil dari normal, namun tidak lebih pendek.
- Baal atau kesemutan pada lengan atau tungkai.
- Kesulitan berjalan atau menjaga keseimbangan.
- Kelemahan otot wajah.
- Sulit menelan atau berbicara.
Diagnosis
Dokter akan bertanya untuk mengetahui riwayat medis lengkap Anda secara detail, seperti:
- Keluhan yang Anda rasakan.
- Bila Anda memiliki riwayat cedera serta penyakit medis lain.
- Riwayat pengobatan Anda.
- Aktivitas fisik dan gaya hidup Anda.
Setelahnya, dokter akan memeriksa tubuh Anda untuk melihat ukuran otot dan kemampuan Anda dalam memakai otot. Bisa dilakukan pemeriksaan tambahan untuk menunjang diagnosis seperti:
- Pemeriksaan darah.
- Biopsi (pengambilan sampel jaringan) otot atau saraf.
- Elektromiografi (EMG) untuk menilai respon otot atau aktivitas listrik pada otot rangka.
- Pemeriksaan konduksi saraf.
- Pencitraan seperti rontgen, CT scan atau MRI.
Tata Laksana
Tata laksana atrofi otot disesuaikan dengan jenis atrofi, apakah terjadi secara fisiologis atau neurogenik. Pada atrofi fisiologis, proses pengecilan otot terjadi akibat otot tidak digunakan dan tidak berkontraksi dalam waktu lama. Atrofi fisiologis bisa dipulihkan bila pasien memenuhi kebutuhan nutrisi dan mulai beraktivitas atau berolahraga teratur. Dokter mungkin akan merekomendasikan terapi fisik (fisioterapi) atau memberikan rencana aktivitas fisik untuk Anda. Selain itu, dokter juga mungkin akan berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan rencana diet yang sehat. Ahli gizi juga dapat menyarankan suplemen nutrisi bila terdapat indikasi.
Sementara itu, atrofi otot akibat gangguan saraf terkadang dapat diterapi dengan terapi fisik khusus yang disebut dengan stimulasi elektrik pada otot. Terapis akan memasangkan elektroda pada kulit di atas atrofi otot. Elektroda ini akan mengirimkan impuls listrik kecil ke saraf dan otot untuk membuat otot berkontraksi.
Belum ada terapi pasti untuk mengatasi atrofi otot. Pengobatan untuk atrofi otot masih diteliti lebih lanjut. Waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan massa otot setelah atrofi bergantung pada tipe atrofi dan seberapa parah kondisi atrofi sebelumnya. Atrofi otot fisiologis biasanya dapat kembali normal, namun tidak akan terjadi dengan cepat. Anda dapat mengembalikan massa otot dengan olahraga teratur dan menerapkan pola makan sehat. Anda mungkin akan mulai melihat perbaikan setelah beberapa bulan, namun bisa lebih lama untuk mengembalikan kekuatan otot secara penuh.
Komplikasi
Atrofi otot dapat menyebabkan kondisi seperti:
- Luka tempat tidur (ulkus dekubitus) yang dapat timbul akibat tekanan jangka panjang pada bagian tubuh tertentu. Hal ini terjadi ketika seseorang terbaring di atas kasur dalam jangka waktu panjang.
- Terbentuknya gumpalan darah pada pembuluh darah lengan atau tungkai akibat kurangnya gerakan otot yang dibutuhkan untuk memperlancar aliran darah.
Pencegahan
Terdapat cara untuk mencegah atrofi otot sebelum kondisi tersebut terjadi, yaitu:
- Aktif secara Fisik
Kurangnya aktivitas fisik dalam waktu lama diketahui berkontribusi terhadap atrofi sehingga akan memperburuk kapabilitas fisik secara umum. Sehingga bila Anda mulai rutin menggunakan otot, kondisi atrofi otot fisiologis bisa kembali pulih.
- Terapi Fisik
Menjalani terapi fisik dan rehabilitasi ketika Anda memiliki kondisi saraf tertentu merupakan hal yang sangat penting. Terapi fisik memungkinkan Anda untuk berpartisipasi pada aktivitas yang terjadwal dan terencana untuk membantu penyembuhan dan mendapatkan kembali kekuatan otot Anda.
- Gerakan Pasif
Salah satu cara untuk memulai aktivitas fisik sebelum Anda siap untuk menjalani terapi secara aktif adalah dengan melakukan gerakan pasif. Dengan cara ini, terapis akan menggerakkan lengan dan kaki Anda secara lembut. Hal ini seringnya dilakukan di rumah sakit atau fasilitas untuk penyintas stroke yang tidak dapat menggerakkan tubuhnya sendiri.
- Cukupi Asupan Nutrisi
Meningkatkan asupan nutrisi dan aktivitas fisik secara perlahan dapat membantu mencegah atrofi dan membantu otot mencapai ukuran dan bentuk semula.
Kapan Harus ke Dokter?
Anda sebaiknya berkonsultasi ke dokter untuk menjalani pemeriksaan kesehatan lengkap jika Anda merasa Anda mungkin mengalami atrofi otot atau jika Anda tidak dapat bergerak dengan normal. Anda mungkin memiliki kondisi medis tertentu yang menyebabkan atrofi otot yang membutuhkan terapi.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma
Muscle Atrophy: Causes, Symptoms & Treatment. (2022). Retrieved 2 August 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22310-muscle-atrophy.
Muscle Atrophy: Causes, Symptoms, and Diagnosis. (2022). Retrieved 3 August 2022, from https://www.healthline.com/health/muscle-atrophy#takeaway.
Get Info on the Causes, Prevention and Reversal of Muscle Atrophy. (2022). Retrieved 3 August 2022, from https://www.verywellhealth.com/muscle-atrophy-after-a-stroke-3146474.