Seminoma

Seminoma
credits: google.com

Bagikan :


Definisi

Seminoma adalah suatu jenis kanker yang berasal dari sel germinal pada pria. Seminoma terjadi paling sering pada testis, namun dapat juga terjadi pada area tubuh lain, seperti otak, dada, atau perut. Seminoma cenderung untuk tumbuh dan menyebar dengan lambat.

Tumor sel germinal testis sendiri merupakan penyebab keganasan pada pria muda paling banyak. Kondisi ini ditemukan pada 5 dari 100.000 pria. Namun, tumor ini hanya merupakan 1% dari seluruh tumor pada pria. Angka kejadian tumor testis terus meningkat pada 20 tahun terakhir. Di Amerika Serikat, seminoma testis adalah subtipe kanker testis yang paling banyak. Angka kejadian seminoma lebih tinggi pada populasi orang kulit putih dibandingkan dengan Afrika-Amerika. Angka ini terus meningkat pada populasi orang kulit putih pada beberapa decade terakhir.

Tumor sel germinal testis memiliki beberapa subtipe, namun dapat dibagi dua menjadi seminoma dan nonseminoma yang memiliki terapi yang berbeda. Seminoma merupakan salah satu tipe kanker yang dapat diterapi dan memiliki angka kesembuhan yang tinggi yaitu sebesar 95% jika diterapi pada stadium awal.

 

Penyebab

Penyebab pasti seminoma belum diketahui. Namun, tumor atau kanker dapat terbentuk akibat adanya perubahan atau kelainan pada kromosom yang mengendalikan pertumbuhan dan kematian sel. Para ahli masih mempelajari mengenai perubahan DNA dan kromosom yang menyebabkan kanker testis.

 

Faktor Risiko

Terdapat beberapa faktor yang dikaitkan dengan peningkatan risiko seminoma, yaitu:

  • Usia. Seminoma biasanya terjadi pada pria muda berusia antara 15 sampai 34 tahun.
  • Riwayat kriptorkidisme (testis yang tidak turun ke dalam skrotum atau kantung buah zakar). Risiko seminoma meningkat dengan danya riwayat kriptorkidisme. Terdapat peningkatan risiko seminoma sekitar 10 sampai 40 kali lipat pada orang dengan kiptorkidisme. Sekitar 10% dari penderita kriptorkidisme mengalami tumor sel germinal. Testis yang berada di perut biasanya akan mengalami seminoma, sedangkan testis yang diletakkan di dalam skrotum dengan operasi biasanya mengalami tumor non seminoma
  • Paparan lingkungan. Paparan terhadap zat kimi seperti organoklorin, polychlorinated biphenyls, polyvinyl chlorides, phthalates, marijuana, dan tembakau dihubungkan dengan peningkatan risiko seminoma atau tumo sel germinal lainnya
  • Infeksi. Riwayat infeksi virus mumps atau parotitis atau gondongan dihubungkan dengan peningkatan risiko tumor sel germinal
  • Lain-lain. Faktor lainnya meliputi adanya cedera, paparan estrogen saat hamil, riwayat keluarga dengan tumor testis, sindrom interseks (sindrom insensitive androgen dan disgenesis gonad), dan riwayat kanker pada testis sisi lainnya.

 

Gejala

Seminoma biasanya ditandai dengan benjolan atau pembengkakan yang tidak nyeri pada testis. Hal ini mungkin secara tidak sengaja ditemukan oleh Anda atau pasangan Anda. Terkadang benjolan ini menyebabkan nyeri tumpul atau rasa berat pada perut bagian bawah, bagian antara penis dan anus, atau pada skrotum. Meskipun jarang, dapat timbul nyeri mendadak atau sperma bercampur darah.

Pada penyakit yang lanjut yang sudah menyebar, dapat disertai dengan gejala seperti:

  • Benjolan kelenjar getah bening leher atau dada atas
  • Batuk atau sesak nafas (penyebaran ke paru)
  • Penurunan nafsu makan
  • Penurunan berat badan
  • Mual
  • Muntah
  • Perdarahan saluran cerna (penyebaran ke saluran cerna)
  • Nyeri tulang (penyebaran ke tulang)
  • Sakit kepala, kejang, kelemahan otot (penyebaran ke otak, saraf tulang belakang, ataupun saraf tepi)

 

Diagnosis

Jika Anda memiliki benjolan testis, dokter akan memulai pemeriksaan dengan menanyakan mengenai gejala yang Anda alami dan riwayat kesehatan Anda, termasuk riwayat kriptorkidisme. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terutama pada testis Anda. Pemeriksaan laboratorium dan radiologi akan diperlukan juga.

  • Pemeriksaan laboratorium. Sel tumor akan memproduksi zat yang dapat terdeteksi pada pemeriksaan darah. Pada seminoma, dapat dilakukan pemeriksaan penanda tumor yaitu alpha-feoprotein (AFP), beta-chorionic gonadotropin (beta-HCG), dan laktat dehydrogenase (LDH). Beta-HCG dan LDH akan meningkat pada seminoma, sedangkan AFP tidak meningkat. Beta -HCG akan mengalami peningkatan pada 5-10% penderita seminoma dan kadarnya dapat berhubungan dengan adanya penyebaran kanker.
  • Pemeriksaan radiologi: Ultrasonografi (USG). USG skrotum dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab lain.

Diagnosis paling pasti dilakukan dengan pengangkatan testis, yang dilakukan dengan tujuan untuk diagnosa sekaligus terapi. Testis yang diangkat ini akan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa di bawah mikroskop (pemeriksaan histologi). Pemeriksaan ini digunakan untuk mengkonfirmasi adanya seminoma dan membantu membedakan dengan tipe kanker testis yang lain.

Setelah diagnosis dikonfirmasi, akan dilakukan X-ray atau CT scan dada, CT scan perut dan panggul, MRI otak, dan scan tulang untuk mendeteksi adanya penyebaran kanker dengan mempertimbangkan stadium penyakit dan adanya gejala penyebaran kanker. PET scan dapat digunakan untuk menilai aktivitas penyakit setelah terapi kemoterapi dan untuk mendeteksi adanya kekambuhan.

 

Tata Laksana

Operasi pengangkatan testis adalah terapi standar yang dilakukan untuk diagnosa sekaligus terapi untuk seminoma. Operasi ini diindikasikan untuk seluruh stadium seminoma. Setelah operasi, dapat dilakukan terapi tambahan seperti kemoterapi atau radioterapi, bergantugn pada stadium penyakit.

Secara umum, terapi berdasarkan stadium meliputi:

  • Stadium 1. Pada seminoma stadium 1, operasi pengangkatan testis biasanya cukup untuk kesembuhan. Setelah operasi, terdapat beberapa pilihan yaitu dengan pemantauan saja atau ditambah kemoterapi dengan infus tunggal karboplatin atau radioterapi pencegahan
  • Stadium 2. Setelah pengangkatan testis dan kelenjar getah bening pada lipat paha, terapi stadium 2 bergantung pada tingkat keterlibatan kelenjar getah bening. Radioterapi dengan atau tanpa kemoterapi direkomendasikan
  • Stadium 3. Untuk seminoma stadium 3, kemoterapi dengan bleomisin, etoposide, dan cisplatin (BEP) atau etoposide dan cisplatin (EP) lebih dipilih. Radioterapi dapat dilakukan pada kasus tertentu.

Setelah terapi, Anda akan memerlukan kontrol atau follow up seumur hidup. Pemantauan terhadap penyakit dapat meliputi:

  • Konsultasi dan pemeriksaan fisik oleh dokter
  • Pemeriksaan laboratorium untuk penanda tumor (beta-HCG, LDH, AFP)
  • Rontgen dada
  • CT scan perut, dengan atau tanpa CT scan panggul

Frekuensi pemantauan ini akan ditentukan berdasarkan stadium penyakit.

 

Komplikasi

Jika tidak diterapi dengan baik, tumor dapat menyebar dan menyebabkan penyakit yang berat. Lokasi penyebaran yang sering adalah paru-paru, kelenjar getah bening, hati, dan tulang. Selain itu, terapi radiasi dan kemoterapi memiliki komplikasi jangka panjang yaitu:

  • Gangguan saraf. Gangguan sraf tepi merupakan efek sampign yang sering terjadi akibat kemoterapi. Sekitar 20-40% akan mengalami gangguan saraf yang dapat menimbulkan nyeri dan kehilangan kemampuan sensorik yang permanen
  • Penyakit jantung dan pembuluh darah. Kemoterapi dengan cisplatin meningkatkan risiko terkena penyakit jantung
  • Gangguan kesuburan. Kemoterapi dan radiasi dapat menyebabkan penurunan jumlah sperma dan gangguan kesuburan. Oleh karena itu, dokter biasanya akan menawarkan penyimpanan sperma di bank sperma sebelum melakukan prosedur kemoterapi atau radioterapi.
  • Gangguan telinga. Cisplatin dapat menyebabkan kehilangan pendengaran dan telinga berdengung yang permanen
  • Tumor sekunder. Kemoterapi dan radioterapi dapat meningkatkan risiko tumor kanker sekunder. Etoposide dapat menyebabkan leukemia dengan risiko yang berbanding lurus dengan dosis yang diberikan.

 

Pencegahan

Tumor testis tidak dapat dicegah, namun Anda dapat melakukan pemeriksaan testis mandiri untuk mengidentifikasi adanya perubahan pada testis yang perlu dikonsultasikan ke dokter. Banyak ahli yang merekomendasikan pemeriksaan testis mandiri setiap bulan.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Anda sebaiknya berkonsultasi ke dokter jika Anda menyadari adanya perubahan pada testis Anda seperti adanya pembengkakan atau benjolan pada salah satu testis. Benjolan dalam skrotum dapat memiliki berbagai macam penyebab yang berbeda.. Jika Anda memang menderita tumor testis, semakin cepat terapi dimulai, maka semakin besar kemungkinan Anda akan sembuh total.

Writer : dr Tea Karina Sudharso
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 21:17