• Beranda
  • Penyakit
  • Kenali Risiko Puasa dan Tanda-Tanda Pengidap Diabetes Perlu Membatalkan Puasa

Kenali Risiko Puasa dan Tanda-Tanda Pengidap Diabetes Perlu Membatalkan Puasa

Credit: Freepik. Ilustrasi alat pengukur gula darah menunjukkan nilai hiperglikemia.

Bagikan :


Di bulan Ramadan, umat Islam yang mampu diwajibkan untuk menjalani puasa sejak matahari terbit hingga terbenam. Berpuasa dikenal memiliki manfaat bagi kesehatan seperti membakar lemak, mendorong regenerasi sel, membantu proses detoksifikasi dan membantu menjaga kadar gula darah. Bagi orang sehat, puasa dapat dijalani tanpa hambatan. Namun bagi pengidap diabetes, ada beberapa hal yang perlu diwaspadai ketika sedang berpuasa.

 

Risiko Puasa bagi Pengidap Diabetes

Saat berpuasa, tubuh tidak mendapat asupan makanan dan minuman selama sekitar 13 jam. Selain merasa lapar dan haus, Anda juga dapat merasakan sakit kepala dan badan terasa lemas. Namun bagi pengidap diabetes, risiko terbesar dari berpuasa antara lain:

Dehidrasi. Ketika berpuasa, tubuh rentan mengalami dehidrasi karena kekurangan cairan tubuh. Bagi penderita diabetes, dehidrasi menyebabkan tubuh kesulitan mengeluarkan gula darah melalui urin sehingga kadar gula darah akan semakin tinggi. Selain itu, dehidrasi merupakan gejala ketoasidosis diabetik yang merupakan komplikasi diabetes yang perlu diwaspadai.

Hipoglikemia. Hipoglikemia adalah kondisi gula darah berada di bawah normal yang sering dialami oleh penderita diabetes. Jika tidak segera ditangani, hipoglikemia dapat menyebabkan penurunan kesadaran hingga kejang-kejang.

Ketoasidosis. Ketika tak ada makanan yang diolah sebagai sumber energi, tubuh akan mengolah glukosa sebagai sumber energi. Namun ketika glukosa habis atau tubuh kekurangan insulin yang dibutuhkan untuk mengolah glukosa sebagai sumber energi utama, maka tubuh akan beralih menggunakan lemak sebagai sumber energi.

Pengolahan lemak sebagai sumber energi akan menghasilkan penumpukan keton atau asam yang ditandai dengan penurunan kesadaran, sering mual dan lelah, serta sesak napas. Penumpukan asam ini dikenal dengan istilah ketoasidosis dan merupakan komplikasi diabetes yang perlu segera ditangani.

 

Tanda-Tanda Pengidap Diabetes Perlu Membatalkan Puasa

Pengidap diabetes pada dasarnya diperbolehkan menjalankan ibadah puasa asalkan kondisi gula darah dalam keadaan terkontrol, tetap mengonsumsi obat sesuai jadwal dan memerhatikan asupan nutrisi serta aktivitas fisik selama puasa. Selain itu pengidap diabetes perlu mengetahui kapan harus membatalkan puasa. Beberapa tanda-tanda pengidap diabetes perlu membatalkan puasa antara lain:

1. Mengalami kadar gula rendah (hipoglikemia)

Hipoglikemia atau kadar gula darah rendah adalah kondisi dimana seseorang memiliki kadar gula darah kurang dari 70 mg/dl. Kadar gula darah rendah dapat diketahui melalui pemeriksaan darah, namun umumnya kondisi ini ditandai dengan lapar, tangan gemetar, keringat dingin, dada berdebar, kebingungan dan nyeri kepala.

2. Mengalami kadar gula tinggi (hiperglikemia)

Hiperglikemi atau kadar gula darah tinggi adalah kondisi ketika kadar gula darah melebihi batas normal yaitu lebih dari 300 mg/dl. Gejala lain hiperglikemia yang perlu diwaspadai antara lain rasa haus yang hebat, sering kencing, mual dan muntah, nyeri perut, merasa lemah dan linglung.

3. Mengalami tanda-tanda dehidrasi

Pengidap diabetes juga perlu mengenali tanda-tanda dehidrasi seperti haus, demam, urine berwarna pekat, jarang buang air kecil, mulut kering, mudah mengantuk, dan kram otot. Selain itu dehidrasi parah juga dapat ditandai dengan mata cekung, kejang dan jantung berdebar.

Apabila pasien diabetes mengalami tanda-tanda di atas maka sebaiknya segera membatalkan puasa dengan minum air putih untuk membantu menstabilkan kadar gula dalam darah dan mencegah dehidrasi.

 

Bagi penderita diabetes yang ingin menjalankan puasa, sebaiknya periksakan kesehatan Anda ke dokter sebelum memutuskan untuk berpuasa. Hindari mengonsumsi makanan dan minuman manis untuk berbuka karena dapat menyebabkan lonjakan gula darah. Selain itu dianjurkan untuk menghindari minuman berkafein saat sahur agar tidak dehidrasi dan mengakhirkan makan sahur agar Anda mendapat sumber energi yang cukup untuk beraktivitas sepanjang hari. Jika mengalami tanda-tanda komplikasi diabetes dan penyakit akut lainnya maka sebaiknya segera periksakan ke dokter.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Senin, 17 April 2023 | 08:29

PBRKBNI. (2022). Edukasi Dasar Untuk Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 yang Menjalani Puasa Ramadan. Available from: https://pbperkeni.or.id/wp-content/uploads/2022/03/Sinopsis-Tatalaksana-DM-Tipe-2-selama-puasa-Ramadan-PERKENI-2022.pdf

Cleveland Clinic Abu Dhabi. (2021). Discover Some Surprising Health Benefits of Fasting During Holy Month. Available from:  https://www.clevelandclinicabudhabi.ae/en/health-byte/pages/how-ramadan-can-boost-your-health-and-wellbeing.aspx

Cleveland Clinic Abu Dhabi. (2016). Healing the Mind, Body, and Soul during Ramadan. Available from: https://www.clevelandclinicabudhabi.ae/en/health-byte/pages/4-ways-fasting-can-improve-your-health.aspx

Diabetes UK. Fasting and Diabetes. Available from: https://www.diabetes.org.uk/guide-to-diabetes/enjoy-food/eating-with-diabetes/fasting#

WebMD. (2020). Can You Fast If You Have Diabetes?. Available from: https://www.webmd.com/diabetes/fasting-diabetes#091e9c5e81b5f074-2-6

Revelant, J. (2021). Is Intermittent Fasting Safe for People With Diabetes?. https://www.everydayhealth.com/type-2-diabetes/diet/intermittent-fasting-safe-people-with-diabetes/