Ketika mendengar istilah insomnia, apa yang ada dalam pikiran Anda? Banyak orang menganggap bahwa insomnia adalah gejala susah tidur atau orang baru bisa tidur ketika melewati tengah malam. Namun menurut para ahli, insomnia lebih dari sekadar kondisi susah tidur yang menyebabkan Anda terus begadang.
Apa Itu Insomnia?
Insomnia adalah kondisi gangguan tidur dimana Anda mengalami kesulitan untuk tidur nyenyak. Kondisi ini dapat bersifat akut atau berlangsung dalam waktu cukup lama (kronis). Terkadang kondisi ini juga dapat datang dan pergi.
Berdasarkan durasinya, insomnia dapat dibagi menjadi dua, yaitu insomnia akut dan insomnia kronis. Insomnia akut terjadi dalam 1 malam hingga beberapa minggu. Sedangkan insomnia kronis dapat berlangsung lebih dari 3 minggu hingga 3 bulan atau lebih.
Sedangkan berdasarkan penyebabnya, insomnia dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
- Insomnia primer adalah insomnia yang tidak berkaitan dengan masalah penyakit lainnya
- Insomnia sekunder, yaitu insomnia yang disebabkan oleh penyakit lainnya seperti asma, depresi, kanker, atau pengaruh obat-obatan lainnya.
Gejala Insomnia
Seseorang dikatakan mengalami insomnia jika kondisi ini terjadi setidaknya 3 hari selama seminggu, baik secara berurutan atau tidak. Banyak masyarakat menganggap bahwa insomnia hanya ditandai dengan susah tidur, namun sebenarnya ada beberapa gejala lain yang bisa menunjukkan bahwa seseorang mengalami insomnia.
Beberapa tanda insomnia tersebut antara lain:
- Susah tidur
- Terbangun beberapa kali di malam hari
- Badan lelah namun susah tidur
- Terbangun di tengah-tengah tidur dan tidak bisa kembali melanjutkan tidur
- Masih merasa lelah setelah bangun tidur
- Susah tidur siang padahal badan merasa lelah
- Merasa lelah dan mudah tersinggung di siang hari
- Susah konsentrasi di siang hari
- Bangun terlalu pagi
- Merasa depresi dan cemas
- Selalu merasa khawatir akan tidur
Tanda lain yang bisa menandakan Anda mengalami insomnia adalah sering mengalami kecelakaan kecil seperti terjatuh dari tangga karena tidak dapat menjaga keseimbangan dengan baik, sering terkilir, dan sering melakukan kesalahan akibat tidak teliti.
Apabila Anda mengalami susah tidur diiringi gejala di atas maka sebaiknya segera periksakan ke dokter apakah Anda mengalami gangguan tidur atau masalah kesehatan lainnya.
Dilansir dari Mayo Clinic, insomnia dapat dialami siapa saja namun umumnya kondisi ini rentan dialami perempuan dan pada orang yang berusia lebih dari 60 tahun. Orang yang stres dengan gangguan kesehatan mental dan fisik juga berisiko mengalami insomnia.
Penanganan Insomnia
Menurut WebMD, insomnia akut biasanya tidak membutuhkan penanganan khusus. Apabila kondisi susah tidur dapat mengganggu aktivitas Anda sehari-hari maka dokter akan meresepkan obat tidur untuk jangka waktu pendek.
Hindari menggunakan obat tidur yang beredar di pasaran secara sembarangan untuk insomnia. Selain cenderung tidak efektif, obat tidur juga dapat menyebabkan efek samping lainnya.
Bagi Anda yang mengalami insomnia kronis, dokter akan mencari tahu penyebab gangguan tidur tersebut dan merekomendasikan beberapa terapi dan obat-obatan yang sesuai.
Banyak orang menganggap insomnia hanya ditandai dengan gangguan sulit tidur. Padahal gangguan tidur dapat ditandai dengan sejumlah gejala lain seperti bangun tidur lebih awal, susah konsentrasi dan sering mengalami kecelakaan kecil. Jika Anda mengalami gejala tersebut sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina