Tumor Jinak Mata

Bagikan :


Definisi

Tumor adalah jaringan yang tumbuh secara tidak normal, dimana sel yang seharusnya tidak tumbuh atau mati namun tetap tumbuh dan bertambah besar. Terdapat dua macam tumor yaitu tumor jinak dan ganas. Tumor jinak akan terus bertambah dalam ukuran namun tidak menyebar ke jaringan sekitarnya ataupun bagian lain dalam tubuh. Umumnya tumor jinak yang tumbuh di mata tidak mengancam nyawa, namun dapat menyebabkan hilangnya penglihatan atau menggeser posisi bola mata. Tiga tumor jinak pada mata yang paling sering terjadi adalah choroidal hemangioma, nevus, dan cavernous hemangioma.

 

Penyebab

Beberapa faktor yang diketahui dapat menyebabkan atau meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami tumor jinak di mata adalah paparan sinar matahari dan angin yang terus menerus. Penyebab lain yang dapat menyebabkan pertumbuhan jaringan tumor di mata adalah pertambahan umur dan proses degenerasi pada mata. Berikut adalah penyebab dari tumor jinak mata yang sering ditemui:

1. Choroidal hemangioma

Choroidal hemangioma adalah pertumbuhan tidak normal dari pembuluh darah di daerah koroid atau retina. Tumor jenis ini memilki dua tipe yaitu yang berbatas tegas (circumscribed) dan tidak berbatas tegas (diffuse). Choroidal Hemangioma tipe diffuse sering dikaitkan dengan kelainan kongenital yaitu sindroma Sturge-Weber. Tumor ini tumbuh secara lambat di dinding pembuluh darah dari koroid.

2. Nevus

Merupakan tumor jinak yang memiliki ciri khas yang terdari dari pigmen, sehingga memberikan gambaran yang berwarna lebih gelap dari daerah sekitarnya. Nevus pada mata dapat muncul di daerah konjungtiva, iris dan bagian koroid (bagian yang berisi pembuluh darah dan sel saraf yang terletak di belakang mata). Pada pasien yang memiliki nevus pada mata, Kemungkinan nevus berubah menjadi tumor yang bersifat ganas adalah 1%. 

3. Cavernous hemangioma

Merupakan tumor jinak yang ditemukan pada mata. Tumor tersebut paling sering terletak di belakang bola mata, sehingga dapat mendorong mata dan menyebabkan mata menonjol yang disebut proptosis. Selain menyebabkan proptosis, tumor ini dapat menekan saraf mata yang dapat mengakibatkan kerusakan saraf. Cavernous hemangioma sering ditemukan pada wanita paruh baya. 

 

Faktor Risiko

Hingga saat ini masih belum diketahui faktor risiko atau penyebab pasti dari tumor jinak pada mata. Pada kasus nevus, beberapa faktor risiko yang diketahui adalah usia, kelainan bawaan yang berkaitan dengan kulit, dan paparan terhadap sinar UV.

 

Gejala

1. Choroidal hemangioma

Gejala yang disebabkan oleh kelainan ini dapat terjadi pada usia remaja hingga dewasa. Keluhan yang dapat dirasakan adalah adanya gangguan penglihatan seperti penglihatan yang kabur ataupun gangguan lapang pandang seperti adanya debu halus (floaters). Keluhan lain yang dapat dirasakan adalah adanya gangguan refraksi pada mata dan nyeri pada mata. Pada kasus choroidal hemanngioma, tekanan bola mata seringkali normal. Tumor terlihat jelas pada pemeriksaan funduskopi.

2. Nevus

Pada umumnya, nevus di mata tidak menimbulkan gejala. Gejala yang dapat dirasakan pada seseorang yang mengalami nevus adalah adanya gangguan di lapang pandang seperti melihat debu halus (floaters), adanya titik yang berwarna lebih gelap dan bertambah besar, penglihatan yang kabur dan kehilangan pandangan pada bagian tepi lapang pandang.

3. Cavernous hemangioma

Jika tidak ada komplikasi, kelainan ini tidak menimbulkan gejala. Keluhan dapat dirasakan jika terdapat perdarahan di bilik mata atau tumor mendorong mata. Pada pemeriksaan lebih lanjut, terdapat gejala yang dapat dilihat menggunakan funduskopi yaitu adanya aneurisma (bagian pembuluh darah yang lemah dan membentuk balon) yang lebih dari satu hingga menyerupai anggur. Kelainan ini dapat melibatkan saraf mata.

 

Diagnosis

Pada pemeriksaan tumor, penting untuk menentukan lokasi dan ukuran dari tumor sebagai acuan dalam menentukan terapi bagi masing-masing pasien. Untuk mendiagnosis tumor jinak pada mata, dibutuhkan beberapa pemeriksaan tambahan yaitu:

  • Funduskopi: pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat keadaan retina. Dimana pada tumor koroid (lapisan pembuluh darah pada mata), akan ditemukan gambaran massa (benjolan) berbentuk oval. Massa yang terbentuk dapat menyatu dengan bagian mata lainnya.
  • Ultrasonografi (USG): Pemeriksaan USG berfungsi untuk melihat lokasi dan penyebaran tumor ke bagian mata lainnya. 
  • Optical Coherence Tomography (OCT): Pemeriksaan OCT dilakukan untuk melihat keadaan retina.
  • Magnetic Resonance Imaging (MRI): Pemeriksaan MRI digunakan untuk melihat lebih jelas lagi hubungan antara tumor dengan jaringan di sekitarnya. 

 

Tata Laksana

Tata laksana pada kasus tumor jinak pada mata adalah untuk mencegah terjadinya kebutaan. Terapi yang dapat dilakukan pada pasien adalah:

  • Terapi fotodinamik: Merupakan suatu metode yang dilakukan dengan obat-obatan yang sensitif terhadap cahaya dan sumber cahaya, yang akan ditembakkan pada panjang gelombang tertentu. Terapi ini bertujuan untuk menghancurkan sel tumor dan sel pre-kanker.
  • Transpupillary Thermotherapy: Merupakan terapi menggunakan laser dan berfungsi untuk menaikkan suhu tumor di mata. Tindakan ini akan membunuh sel tumor dan mengecilkan ukuran tumor.
  • Photocoagulation: Tindakan ini menggunakan laser dan lensa tertentu yang ditembakkan ke sel tumor yang menyebabkan rusaknya sel tersebut.
  • Radioterapi: Terapi ini digunakan pada tumor yang tidak dapat hilang atau resisten dengan pilihan terapi diatas.
  • Intravitreal anti-VEGF therapy: Merupakan tindakan penyuntikkan obat ke mata untuk mengobati komplikasi pada retina. Terapi ini dapat diberikan sebagai terapi tambahan.
  • Obat propanolol: diberikan pada kasus tertentu terutama pada kasus dengan gangguan di retina.

 

Komplikasi

Pada kasus tumor jinak mata, tumor tumbuh dengan lambat dan gejala dapat timbul jika sudah terjadi komplikasi seperti gangguan pada retina atau peningkatan tekanan bola mata. Komplikasi yang dapat terjadi pada tumor jinak mata adalah:

  1. Glaukoma: peningkatan tekanan pada mata dapat menyebabkan keluhan seperti mata merah, gangguan penglihatan dan nyeri pada mata. 
  2. Kebutaan: Kasus tumor jinak dapat menyebabkan kebutaan jika terjadi kerusakan pada retina. 
  3. Proptosis (mata menonjol): akibat tumor yang terus berkembang, tumor dapat mendorong mata ke depan sehingga tampak mata menonjol. 

 

Pencegahan

Pada kasus tertentu, tumor jinak pada mata memiliki kaitan dengan keturunan atau genetik. Pada kasus nevus, pencegahan dapat dilakukan dengan menggunakan kacamata pelindung untuk mencegah paparan sinar UV.  

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda mengalami salah satu dari gejala dibawah ini, segera periksakan diri Anda ke fasilitas kesehatan terdekat:

  1. Pandangan ganda yang terjadi secara tiba-tiba.
  2. Nyeri kepala yang disertai dengan gangguan atau kehilangan penglihatan tiba-tiba. 
  3. Mata terlihat menonjol.

 

Mau tahu lebih lanjut seputar penyakit-penyakit lainnya? Cek di sini, ya! 

 

 

Writer : dr Erika Indrajaya
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Senin, 17 April 2023 | 00:30

Honavar, S., & Sen, M. (2019). Circumscribed choroidal hemangioma: An overview of clinical manifestation, diagnosis and management. Indian Journal Of Ophthalmology, 67(12), 1965. https://doi.org/10.4103/ijo.ijo_2036_19

Kanski, J. J. (2020). Clinical diagnosis in ophthalmology. Elsevier Mosby

Lee, S. (2021). Non-cancerous tumours of the eye. Canadian Cancer Society.

Eye melanoma - Symptoms and causes. Mayo Clinic. (2021).

Eye Cancer - Risk Factors. Cancer.Net. (2021).

Photodynamic therapy - Mayo Clinic. Mayoclinic.org. (2021).

Med.umich.edu. (2021). Transpupillary Thermotherapy.

Laser photocoagulation - eye: MedlinePlus Medical Encyclopedia. Medlineplus.gov. (2021).

Kamjoo, S., Leng, T., Barash, A., Tripathy, K., Hsu, J., & Lim, J. (2021). Intravitreal Injections - EyeWiki. Eyewiki.aao.org. 

Ogun, O. (2021). Red flags in neuro-ophthalmology. Community Eye Health Journal.