Skrining kesehatan sebaiknya dilakukan secara rutin sebagai langkah pencegahan dan deteksi dini penyakit. Dengan skrining yang teratur, Anda bisa mengetahui potensi risiko penyakit tertentu sebelum gejalanya muncul, sehingga bisa segera mendapatkan pengobatan.
Penanganan yang lebih cepat dapat meningkatkan peluang kesembuhan dan kualitas hidup Anda. Apa saja jenis skrining penyakit yang sering dibutuhkan? Simak ulasannya dalam artikel berikut.
Skrining Penyakit yang Paling Sering Dibutuhkan
Skrining untuk penyakit kardiovaskular
Penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, dan stroke, merupakan penyebab kematian utama di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Beberapa skrining yang penting dilakukan untuk mendeteksi penyakit ini antara lain:
- Pengukuran tekanan darah.
- Pemeriksaan kadar kolesterol dan trigliserida (profil lipid).
- Elektrokardiogram (EKG), terutama bagi mereka yang memiliki gejala atau berisiko tinggi terhadap penyakit jantung.
Skrining untuk diabetes melitus
Skrining diabetes tipe 2 tidak hanya penting bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan diabetes. Skrining ini juga sangat dianjurkan untuk orang dengan obesitas, berusia di atas 45 tahun, atau yang memiliki pola makan tidak sehat.
Beberapa jenis skrining yang perlu dilakukan untuk mendeteksi diabetes tipe 2 antara lain:
- Pemeriksaan glukosa darah puasa
- Tes HbA1c (tes untuk mengukur kadar gula darah rata-rata selama tiga bulan terakhir)
Skrining kanker
Kanker merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kematian, namun deteksi dini dapat menurunkan angka kematian dan meningkatkan peluang penyembuhan.
Berikut adalah beberapa jenis skrining kanker yang umum dilakukan:
- Pap smear untuk skrining kanker serviks
- Tes HPV untuk skrining kanker serviks
- Mammografi untuk pemeriksaan kanker payudara
- Kolonoskopi untuk skrining kanker kolorektal
- CT scan dada untuk skrining kanker paru-paru
Baca Juga: Skrining Kesehatan Ibu Hamil, Apa Saja yang Perlu Diperiksa?
Skrining penyakit menular
Beberapa penyakit menular memerlukan deteksi dini melalui skrining, terutama bagi kelompok yang berisiko tinggi. Pemeriksaan yang perlu dilakukan antara lain:
- HIV/AIDS, untuk orang yang aktif secara seksual atau memiliki riwayat penggunaan jarum suntik bersama.
- Hepatitis B dan C, penting untuk orang yang memiliki riwayat keluarga dengan hepatitis.
Skrining untuk osteoporosis
Osteoporosis merupakan penyakit yang sering tidak menunjukkan gejala hingga terjadi patah tulang. Oleh karena itu, skrining penting dilakukan untuk mendeteksi kondisi ini lebih awal. Wanita pascamenopause dan pria di atas usia 70 tahun sangat disarankan untuk menjalani skrining, seperti densitometri tulang, yang berguna untuk menilai kepadatan tulang dan mengidentifikasi risiko patah tulang.
Skrining gangguan mental
Masalah kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan, semakin sering dijumpai di masyarakat modern. Karena itu, skrining kesehatan mental menjadi penting untuk memastikan perawatan yang cepat dan tepat.
Skrining kesehatan mental biasanya dilakukan oleh dokter atau psikolog melalui wawancara klinis dan kuesioner standar, seperti PHQ-9 untuk depresi. Dengan skrining ini, masalah kesehatan mental dapat terdeteksi lebih awal, sehingga penanganan bisa dilakukan segera.
Baca Juga: Ragam Skrining Kesehatan yang Dibutuhkan Wanita
Langkah Selanjutnya Setelah Menjalani Skrining Kesehatan
Setelah menjalani skrining kesehatan, ada beberapa langkah penting yang perlu dilakukan, di antaranya:
- Berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penjelasan hasil skrining.
- Jika hasil menunjukkan adanya risiko, maka dokter akan merekomendasikan langkah-langkah lebih lanjut, seperti tes tambahan, pemeriksaan lanjutan, dan pengobatan.
- Jika hasil skrining menunjukkan masalah yang lebih serius, dokter akan merencanakan perawatan atau pemantauan jangka panjang untuk memantau perkembangan kondisi Anda.
- Berdasarkan hasil skrining, dokter juga bisa menyarankan perubahan gaya hidup, seperti pola makan sehat, olahraga secara teratur, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, mengelola stres, hingga memperbaiki kualitas tidur.
- Untuk beberapa penyakit, setelah skrining, dokter mungkin merekomendasikan vaksinasi atau obat pencegahan.
- Jika hasil skrining menunjukkan tidak ada masalah, dokter mungkin akan menjadwalkan skrining selanjutnya yang diperlukan. Pastikan Anda mengikuti jadwal skrining yang disarankan oleh dokter.
Memiliki pertanyaan lain terkait dengan skrining kesehatan? Anda bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan pada aplikasi Ai Care dengan mengunduhnya melalui App Store atau Play Store.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!
- dr Nadia Opmalina
Better Health Channel. Regular health checks. Available from: https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/servicesandsupport/regular-health-checks
John Hopkins Medicine. Screening Tests for Common Diseases. Available from: https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/screening-tests-for-common-diseases
American Heart Association (2024). Heart-Health Screenings. Available from: https://www.heart.org/en/health-topics/consumer-healthcare/what-is-cardiovascular-disease/heart-health-screenings
Advait Vasavada and Leslie Faith M. Taub (2022). Diabetes Mellitus Screening. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554615/
National Cancer Institute (2024). Screening Tests. Available from: https://www.cancer.gov/about-cancer/screening/screening-tests
US FDA (2024). Infectious Disease Tests. Available from: https://www.fda.gov/vaccines-blood-biologics/infectious-disease-tests
CDC (2024). Facts About Bone Density (DEXA Scan). Available from: https://www.cdc.gov/radiation-health/data-research/facts-stats/dexa-scan.html
Medline Plus (2022). Mental Health Screening. Available from: https://medlineplus.gov/lab-tests/mental-health-screening/